Populer
Pemenang Anugerah KPI 202408 Nov 2024 - RG
Anugerah KPI 2024: “Penyiaran Tumbuh, Indonesia Maju”08 Nov 2024 - IRA
KPI Ajak Mahasiswa Bijak Memilih Media10 Okt 2024 - RG
VIDEO
Pojok Aduan
Rahma YS Puly | Kepada Yth KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) Di Tempat Dengan hormat, Bapak dan Ibu di KPI. Saya Ibu dari 3 orang anak remaja perempuan. Mereka berusia 17 tahun, 14 tahun dan 12 tahun. Mereka sering menonton acara TV Nasional, salah satunya SCTV, terutama anak saya yang berusia 14 dan 12 tahun. Akhirnya saya pun ikut menonton, agar saya bisa memantau apa yang mereka tonton. Mereka penonton Samudra Cinta dan Cinta karena Cinta. Saya cinta Indonesia terutama anak-anak saya. Saya percaya apa yang kita tonton akan melekat di pikiran dan terekam dikepala terutama oleh anak-anak. Yang ingin saya tanyakan kepada Bapak dan Ibu KPI, apakah sinetron atau tontonan yang akan ditayangkan kalian ‘screening’ atau seleksi terlebih dahulu? Karena saya sebagai penonton merasa tontonan sinetron yang saya sebutkan diatas sangat tidak mendidik manusia Indonesia. Memang yang akan saya sampaikan mungkin adalah hal kecil yang tidak perlu. Saya berikan contoh ya untuk Bapak dan Ibu perhatikan dan resapi: 1. Setiap pemain sinetron selalu memakai sepatu atau sandal di dalam rumah. Apabila mereka baru pulang dari bepergian langsung masuk rumah tanpa membuka sepatu atau sandal terlebih dahulu, kemudian langsung masuk ke kamar tidur dan langsung tiduran di kasur tanpa mengganti baju. Ini tidak mencerminkan kebersihan karena baju dan alas kaki yang dari luar sudah pasti kotor. Sekarang sedang merebak virus corona. Salah satu yang harus dilakukan adalah menjaga kebersihan. Bagaimana menurut Bapak dan Ibu KPI?? 2. Sering kali adegan di Rumah Sakit sangat tidak masuk akal dan tikda sesuai kenyataan. Misalnya saat Sisi akan dioperasi ceasar, Mirza menangis meraung-raung dan keluarga mereka berkumpul lebih dari 5 orang dan saling berbicara bersahut-sahutan sehingga membuat suasana sangat gaduh, yang menurut saya yang telah berurusan dengan Rumah Sakit selama lebih dari 17 tahun, tidak pernah ada hal tersebut di RS apalagi di depan kamar rawat. Masa dengan kegaduhan seperti itu, tidak ada suster atau petugas keamanan yang menenangkan atau meminta mereka untuk pindah tempat. Kalau menurut Bapak dan Ibu KPI bagaimana?? 3. Kemudian untuk anak sekolah SMP atau SMA. Mereka boleh ke sekolah dengan berdandan berlebihan. Kalau saya sebutkan terlalu banyak. Coba deh Bapak dan Ibu cek lagi tontonan yang sudah tayang. Sesuai gak sih dengan keadaan sekarang? Atau karena tayangan tersebut malah membuat anak-anak sekarang malah menjadi seperti hidup di sinetron. Kalau disekolah anak atau cucu Bapak dan Ibu KPI bagaimana?? 4. Salah satu yang saya tidak mengerti adalah saat pemain SInetron sedang berpikir untuk melakukan sesuatu pasti dia akan terlihat sedang berbicara sendiri. Padalah dikehidupan sehari-hari saya, apabila saya atau teman saya sedang merencanakan sesuatu, tidak seperti itu kecuali kami berdiskusi. Kalau dirumah atau tempat kerja Bapak dan Ibu bagaimana? Atau saya yang sudah ketinggalan jaman yah?? 5. Orang sakit di Sinetron itu sangat hebat. Misalkan saat Samudra sedang koma. Dia diinfus dan menggunakan alat rekam jantung. Ketika sadar, tidak ada dokter yang menghampiri dan memeriksa keadaan kesehatan Samudra. Tiba-tiba aja dia tersadar dan berbincang dengan Cinta. Setahu saya kalau orang typus aja dokter dan suster bolak balik cek kondisi pasien. Bagaimana pengalaman Bapak dan Ibu KPI? Apakah sama dengan Sinetron?? 6. Di Sinetron anak berbicara kasar kepada orang tua atau guru, padahal kita ditanamkan budi pekerti untuk hormat kepada orang tua dan guru. Memang anak sekarang lebih berani berbicara dari pada saat jaman saya, pastinya Bapak dan Ibu KPI juga mengalami didalam keluarganya. Tetapi tidak bisakah kalian sebagai KPI meminta para film maker atau sinetron untuk tidak mengekspose hal tersebut, tolong cari cara lain untuk menyampaikan pesan kepada penduduk Indonesia tercinta ini. Kita semua ingin Indonesia menjadi lebih baik, tertib dan teratur. Bapak dan Ibu KPI, banyak sekali yang ingin saya sampaikan, tapi bias membuat Bapak dan Ibu bosan. Dan tidak mau membaca kekhawatiran saya. Tolong bantu saya agar merasa tenang membiarkan anak-anak saya menonton tayangan Indonesia yang bermartabat, masuk akal dan tidak berlebihan (tidak dibuat-buat). O ya.. satu lagi.. di Sinetron mereka dapat seenaknya datang dan pulang kekantor tanpa absen dan tanpa meminta ijin ke atasannya bila datang terlambat atau mau pulang lebih cepat. Begitulah Bapak dan Ibu KPI… apakah saya terlalu berlebihan??? Tolong perhatikan apapun yang akan ditayangkan di Televisi Indonesia. Terima kasih atas kerja keras Bapak dan Ibu KPI. Maafkan jika tulisan saya tidak berkenan. Hormat saya, Rahma YS Puly |