- Detail
- Dilihat: 12742
Jakarta - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Mochamad Riyanto mengatakan kerisauan yang ada di masyarakat terkait tayangan televisi saat ini adalah mereka tidak memiliki alternatif tayangan. Menurut M. Riyanto, jika ada alternatif, masyarakat tentu akan memilih tayangan yang lain dari apa yang disuguhkan oleh tv swasta.
Dalam Diskusi Perumusan Visi dan Misi LPP TVRI, Kamis, 15 Maret 2012 di TVRI, M. Riyanto menyampaikan, TVRI harus memiliki karakter sebagai lembaga penyiaran publik dan konsisten, tidak terjebak dalam praktek bisnis. "TVRI sebagai lembaga penyiaran publik (LPP) adalah penyeimbang dan alternatif, bukan saingan tv swasta," kata M.Riyanto.
M.Riyanto menambahkan, sebagai penyeimbang dan alternatif, TVRI juga harus melakukan observasi untuk menggarap program kreatif yang dapat meningkatkan sharing.
Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Slamet Effendi Yusuf yang juga hadir dalam diskusi mengatakan, eksistensi TVRI sebagai LPP semakin dibutuhkan karena arah dari siaran tv swasta pada titik tertentu membuat orang ingin mencari sesuatu yang lain. Menurutnya, TVRI dapat mengambil kesempatan untuk menampilkan sesuatu yang berbeda.
Senada dengan Ketua KPI Pusat M.Riyanto, Slamet Effendi Yusuf juga menganggap TVRI harus dapat menjadi alternatif tayangan televisi di Indonesia. "Saat ini adalah zaman dimana media televisi sudah memberikan pengaruh kuat dari aspek informasi dan akibat dari informasi itu dalam hal membuat opini publik," jelas Slamet Effendi. "Ketika selera masyarakat sangat mudah dibentuk oleh informasi yang sangat masiv oleh tv swasta, TVRI bisa menjadi alternatif," tuturnya.
Dalam diskusi tersebut, Ketua KPI Pusat M. Riyanto juga menyampaikan berbagai masukan kepada TVRI terkait perhatian KPI terhadap perlindungan anak, remaja dan perempuan, literasi media, citizen journalism, serta konvergensi teknologi.
Direktur Utama TVRI, Imas Sunarya menyampaikan antusias terhadap masukan dari Ketua KPI Pusat M.Riyanto dan Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Slamet Effendi Yusuf. Imas mengatakan TVRI memang harus berkarakter dan harus dapat membangun karakter bangsa (character building). "Ada virus mental bagi anak-anak bangsa, kita harus membentuk acara yang menyeimbangkan," tutup Imas.Red