Populer
KPI Kurangi Durasi dan Waktu Siaran “Brownis” Trans TV02 Sep 2024 - RG
Buntut Debat Sengit Rocky vs Silfester, KPI Panggil iNews TV17 Sep 2024 - RG
Komisi I DPR Usul Standarisasi Anggaran KPID Melalui APBN04 Sep 2024 - RG
VIDEO
Pojok Aduan
Rezqi Andrya Pahlevy | Indonesia saat in tengah genting dengan adanya wabah penyakit Covid19 atau sering disebut dengan Virus Corona. Penyakit yang konon katanya vaksin nya masih belum ditemukan hingga saat ini. Penyakit yang banyak menelan korban jiwa, bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Jumlah kasus terbanyak berada di Amerika yang berjumlah 123.271 kasus ,diikuti Italia dengan jumlah kasus 92.472 kasus, dan china yang mana adalah tempat wabah ini berasal yaitu 81.394 kasus. Tidak hanya di indonesia, seluruh dunia bahkan sedang melawan virus ini dengan cara mengurung diri di dalam rumah,mengurangi aktifitas di luar rumah, berjaga jarak dengan orang lain (social distancing) atau bahkan pemerintah melakukan “Lockdown” yaitu penerapan karantina terhadap suatu wilayah tertentu dalam rangka mencegah perpindahan orang atau urban , dengan tujuan agar menghambat penyebaran virus dari pendatang. Dalam situasi seperti ini, Juru Bicara Pemerintah Achmad Yurianto buka suara mengenai wabah Virus Corona yang sudah mulai menyebar di Indonesia. Dengan kemudian ia memberikan tanggapan “ kemudian yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar, dan yang miskin melindungi kaya agar tidak menularkan penyakitnya, ini menjadi kerjasama yang penting” ucapnya. Menurut saya dalam masa masa seperti ini , status sosial tidaklah perlu di besar besarkan dengan sindiran seperti itu, dan menurut saya ucapan dari pak Achmad Yurianto sangatlah tidak etis untuk dipertontonkan pada seluruh rakyat Indonesia. Karena saya , bahkan CEO dari stasiun televisi yang menyiarkan tanggapan Pak Achmad Yuriantotersebut tidak bisa menjamin bahwa yang menonton pak Achmad Yurianto adalah rakyat indonesia yang kaya raya semua. Ini menjadi pukulan berat bagi Rakyat indonesia yang Miskin seperti saya dan dianggap menjadi penyebar virus. Harapan saya mungkin dari pihak Komisi Penyiaran Indonesia dapat melakukan tindakan khusus untuk hal seperti ini, karena tidak hanya masyarakat yang miskin yang akan tersinggung, hal ini juga memberikan dampak pada pak Achmad Yurianto karena akan menjadi boomerang tersendiri baginya, yang tadinya ingin memperdulikan masyarakat tentang bahayanya korona ,tetapi malah masyarakat yang hilang simpati dengannya dikarenakan membahas tentang status sosial dan membanding bandingkannya. |
Pojok Apresiasi
VIDI HARDI | TRANSTV ("BROWNIS") 13:00-14:30 sosok 2 LGBT (BANCI) setiap hari tayang 2 HOST RUBEN ONSU DAN IVAN GUNAWAN ( LAKI SULAM ALIS +FILER BIBIR MASYA ALLAH ) PROMOSI LGBT hentikan PROGRAM INI RUSAK GENERASI BANGSA DI SUGUHI YANG SEPERTI INI MOHON KPI PUSAT.HENTIKAN Gesture kebancian memang nyata tidak di buat-buat memang begitulah mereka kalau bertemu yang "CUCOK" langsung melambai setiap hari senin-jumat pukul 13:00-14:30 acara ini melegalkan sosok LGBT (BANCI) mulai berkeliaran di televisi ini melanggar ketentuan P3-SPS KPI PUSAT . silahkan lihat prilaku mereka MASSIVE SEKALI (BANCI GEDE DAN BANCI KECIL) setiap hari BAB V PENGHORMATAN TERHADAP NORMA KESOPANAN DAN KESUSILAAN Pasal 9 (1) dan (2) Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1), dan Pasal 37 ayat (4) huruf a surat edaran KPI 203/K/KPI/02/16 23 Februari 2016 mengenai : 1. Gaya berpakaian kewanitaan; 2. Riasan (make up) kewanitaan; 3. Bahasa tubuh kewanitaan, (termasuk namun tidak terbatas pada gaya berjalan, gaya duduk, gerakan tangan, maupun perilaku lainnya); 4. Gaya bicara kewanitaan; 5. Menampilkan pembenaran atau promosi seorang pria untuk berperilaku kewanitaan; 6. Menampilkan sapaan terhadap pria dengan sebutan yang seharusnya diperuntukkan bagi wanita; 7. Menampilkan istilah dan ungkapan khas yang sering dipergunakan kalangan pria kewanitaan. Untuk menyikapi pelanggaran KESOPANAN DAN KESUSILAAN MOHON SEGERA KPI PUSAT DAN MUI MENGHENTIKAN PROGRAM PENGANUT LGBT YANG INGIN MELEGALKAN DI PERTELEVISIAN INDONESIA terima kasih |