Populer
Melanggar Aturan Siaran? KPI Bisa Kenakan Denda PNBP!30 Jan 2025 - RG
KPI Pusat dan Garuda TV Gelar Sekolah P3SPS, Semangat Baru dalam Penyiaran Berkualitas17 Jan 2025 - Super User
KPI Pusat Terima Kunjungan DPRD dan KPID Jawa Barat10 Jan 2025 - RG
P3SPS KPI: Pilar Etika dan Standar Penyiaran Indonesia18 Jan 2025 - Super User
VIDEO
Pojok Aduan
Hendra Gunanta Saragih | Makanan merupakan kebutuhan terpenting di hidup manusia. Ya, tanpa makanan manusia bisa mati. Sama hal nya dengan gosip yang tersaji lengkap di berbagai saluran televisi dan berbagai media. Gosip merupakan makanan yang lebih cepat dibandingkan makanan cepat saji. Gosip lebih cepat diproses dibandingkan makanan yang harus masuk melalui mulut, tenggorokan, usus, sampai lambung. Gosip cukup masuk melalui mata atau telinga dan otak yang mampu mengubah sususan pikiran seseorang. Rumpi, sebuah program tv di Trans Tv yang sesuai namanya dengan gamblang menyatakan kalau program tersebut khusus untuk ‘ngerumpi’. Host yang lihai dan asik mengoceh bersama senyumannya serta riuh penonton yang mengiyakan segala yang tidak seharusnya diiyakan. Masalah pribadi sudah menjadi langganan di program ini. Bintang tamu yang berujung menjadi komposisi untuk bahan bullying. Orang-orang bodoh yang haus ribuan followers terpaksa bertingkah bodoh agar masuk tv dan terkenal. Banyak manusia-manusia yang awalnya berada di handphone kini berlayar ke tv, bukan karena prestasi tapi karena kelemahannya yang menyebabkan penonton tertular. Tapi apa daya, rating malah dijadikan hal terutama di dunia pertelevisian. Asik sih asik, lucu sih lucu, menghibur sih menghibur, tapi apakah itu makanan yang benar dan sehat? Tidak. Program tv tidak memberikan hiburan yang tidak sehat, program tv berfungsi sebagai pendidikan. Tertulis pada BAB II Pasal 4 Ayat 1 UU No. 32/2002 tentang Penyiaran menyebutkan, penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. Program tv seharusnya menjadi obat manjur bagi pasien yang membutuhkan. Program tv seharusnya menyajikan makanan yang kurang diminati penonton dan membuang yang amat teramat diminati, agar penonton bisa menjadikannya makanan favorit dan bisa mengubah pola kehidupan yang salah. Indonesia tidak miskin manusia-manusia berprestasi, hanya saja bagaimana cara program tv menyajikan mereka sebagai komposisi untuk menggedor otak orang-orang yang seharusnya bisa. |
Pojok Apresiasi
Ridwan Syah Maulana | RTV sudah mengambil langkah bagus dengan menayangkan Boku no Hero Academia (dilokalisasi menjadi My Hero Academia, selanjutnya sama sebut sebagai BnHA). BnHA sendiri merupakan seri anime adapatasi-manga yang sudah memiliki penggemar diseluruh dunia, jadi sudah pasti kualitasnya bagus. Seri ini juga memiliki nilai-nilai yang baik untuk ditayangkan seperti kepahlawanan, kerja keras, pantang menyerah, dan melindungi sesama. Kualitas tayangan perdana sudah cukup baik, dan akan lebih baik apabila lokalisasi dan sensor tidak menghalangi. Seperti trademark khas All Might yaitu "Watashi ga Kita" yang seharusnya dibuat bersemangat tapi di sulih suara ini justru dibuat pelan. Beberapa kali terjadi mistranslasi yang menyebabkan kalimat yang diucapkan para karakter tidak dapat dipahami maknanya, serasa seperti hasil terjemahan mesin. Sensor yang dilakukan oleh pihak RTV juga mengurangi pemahaman penonton terhadap cerita, seperti muntah darah dari All Might (muntah darahnya berbentuk komikal, seharusnya tidak perlu disensor). Saya sangat mengapresiasi pihak RTV sudah mau menayangkan BnHA. Saya juga berharap KPI dapat mendukung tayangnya program ini. Terima kasih. |