- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 11647
Jakarta – Mahasiswa komunikasi memiliki peran penting dalam pengembangan penyiaran di tanah air. Salah satu peran itu adalah menjadi penggerak munculnya ide dan kreativitas baru dalam produksi konten siaran.
Hal itu disampaikan Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis di hadapan ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, Rabu (23/5/17).
Ketua KPI Pusat ini menilai, saat ini kreativitas produksi konten dalam negeri sedang mengalami penurunan. Ide cerita dan kreativitas program yang ada sekarang cenderung hanya itu-itu saja. Sangat minim ide atau kreativitas baru.
Kondisi tersebut, makin diperparah dengan makin banyaknya konten atau program siaran luar negeri yang tayang di televisi kita seperti dari Turki, Korea, dan India. Walaupun dari sisi isi konten luar lebih berkualitas dan mendidik, tapi hal itu akan mempengaruhi cara berpikir dan kebiasaan generasi muda Indonesia.
“Yang kita takutkan, hal itu akan menimbulkan hilangnya rasa kebanggaan dan nasionalisme generasi penerus,” kata Andre.
Menurut Andre, harusnya kita menciptakan kreativitas baru setiap hari seperti yang dilakukan Korea, Turki dan India. “Di Korea, program siaran yang terkenal dan banyak ditonton jumlah episodenya tidak lebih dari tiga puluh. Di Indonesia berbeda, episodenya bisa mencapai ratusan bahkan ribuan,” jelasnya.
Namun demikian, lanjut Andre, publik tidak harus sepenuhnya menyalahkan industri penyiaran. Hal ini menjadi masalah kita bersama karena terlalu banyak penyebab yang mengakibatkan terjadinya keadaan tersebut.
“Karena itu, saya mengharapkan mahasiswa komunikasi ikut berperan dalam pengembangan kualitas dan juga kreativitas siaran kita. Jika bukan dari kita siapa lagi. Kita harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kita harus menjadikan jati diri kita sendiri dan membanggakan nilai kebangsaan dan nasionalisme kita melalu isi siaran,” paparnya. ***