- Detail
- Ditulis oleh IRA
- Dilihat: 21171
Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melihat adanya kecenderungan eksploitasi konflik keluarga dalam program Pagi-Pagi Pasti Happy yang tayang di Trans TV. Padahal, program siaran tersebut ditayangkan pada pagi hari yang masih merupakan waktu tayang untuk program anak. Sementara KPI sendiri tengah berusaha untuk membersihkan program sinetron yang hadir pada jam tayang anak, dari muatan konflik rumah tangga. Hal tersebut disampaikan Komisioner KPI Pusat koordinator bidang pengawasan isi siaran Hardly Stefano Pariela dalam acara pembinaan program siaran Pagi-Pagi Pasti Happy di Trans TV, (22/1).
Di hadapan jajaran Trans TV yang juga dihadiri Direktur Operasional Trans TV, Latief Harnoko dan Kepala Departemen Produksi Trans TV Bisma Ali Satari, Hardly memaparkan beberapa tayangan program Pagi-Pagi Pasti Happy yang mendapatkan teguran dan peringatan dari KPI. Selain itu, aduan dari masyarakat yang sampai ke KPI atas program siaran ini mencapai 266 aduan. Hardly mengatakan bahwa dirinya tidak dapat melihat pada bagian mana program siaran ini dapat membuat pemirsanya senang atau happy, sebagaimana tujuan program ini disiarkan.
Pada kesempatan tersebut, Bisma menjelaskan konsep dasar program Pagi-Pagi Pasti Happy yang sudah tayang selama satu tahun. Beberapa waktu belakangan, ujar Bisma, program ini memang banyak mengambil isu yang viral di media sosial. “Harapannya, di program inilah isu-isu yang viral di media sosial bisa diluruskan,”katanya.
Namun demikian, Nuning Rodiyah (Komisioner KPI Pusat bidang pengawasan isi siaran) justru melihat program ini sarat dengan masalah privat yang dibuka ke publik pada jam tayang anak. “Anak-anak tentu akan melihat bahwa konflik rumah tangga dan pertengkaran yang vulgar di layar kaca menjadi hal yang lumrah dan berpotensi untuk ditiru,” ujarnya.
Sedangkan catatan dari Mayong Suryo Laksono (Komisioner KPI Pusat bidang pengawasan isi siaran) adalah tentang kehadiran anak-anak di studio yang tidak sesuai dengan konsep acara. “Anak-anak yang hadir pada program ini tentunya memiliki resiko berbicara yang tidak sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyian dan Standar Program Siaran (P3 & SPS),” kata Mayong. Ia bahkan berharap konsep dasar dari Pagi-Pagi Pasti Happy direview ulang. Mayong menilai, kebijakan mengambil tema gosip dari dunia artis berpotensi “membunuh” para artis tersebut.
Di akhir acara, Hardly meminta pengelola program Pagi-Pagi Pasti Happy memberikan penguatan pada program ini agar terlihat jelas nilai/ value yang dibawa. “Program siaran harus punya tujuan yang jelas, serta kemanfaatannya bagi publik, jangan sampai program ini justru menjadi sarana mereproduksi gosip,” tegas Hardly.