Jakarta -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kembali menyelenggarakan Anugerah KPI 2020. Anugerah yang rutin diselenggarakan setiap tahun ini merupakan bentuk penghargaan serta apresiasi tertinggi dari KPI kepada lembaga penyiaran atas kerja keras dan komitmennya dalam membuat dan menyuguhkan program-program siaran yang baik, berkualitas, mendidik sekaligus menghibur meskipun dalam situasi sulit seperti sekarang ini karena pandemi Covid-19.

Menangkap kondisi tersebut, dalam Anugerah kali ini, KPI memutuskan mengambil tema “Semangat Kreativitas Di Tengah Wabah”. Menurut Wakil Ketua KPI Pusat yang juga PIC Anugerah KPI 2020, Mulyo Hadi Purnomo, tema ini merupakan bentuk  keprihatinan sekaligus penyemangat bagi lembaga penyiaran menghadapi dampak dari pandemi Covid-19.

“Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia benar-benar telah membatasi aktivitas kita. Semuanya harus mengurangi aktivitas di luar rumah, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah di rumah, dan di sinilah tugas berat penyiaran sedang diuji. Pasalnya, penyiaran harus terus mengudara untuk memberikan informasi dan hiburan. Mereka tetap berkarya di tengah ancaman wabah. Dalam keterbatasan gerak, para broadcaster dituntut untuk terus kreatif dan produktif,” kata Mulyo, dalam siaran pers Anugerah KPI 2020 yang diselenggarakan secara daring dari Auditorium Gedung Perpustakaan Nasional, di bilangan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (9/12/2020).

Mulyo menyampaikan, dalam penyelenggaraan Anugerah KPI 2020 ini, KPI telah menerima sebanyak 235 program acara TV serta 144 program acara radio yang disiarkan atau ditayangkan medio November 2019 sampai November 2020. Program-program tersebut akan memperebutkan 20 kategori yang diperlombakan dalam Anugerah tahun ini. 

Ada dua kategori baru atau tambahan dalam Anugerah KPI 2020 yakni Kategori Konten Lokal TV SSJ (Stasiun Siaran Jaringan) dan Kepala Daerah Inspirasi Penyiaran. Dalam Anugerah ini, panitia mengganti kategori Lifetime Achievement dengan Kategori Lembaga Penyiaran Peduli Pandemi untuk Radio dan TV.

“Untuk tahun ini, kami mengganti terlebih dahulu kategori lifetime achievement dengan kategori lembaga penyiaran peduli pandemi untuk Lembaga penyiaran radio dan TV. Ini sangat berkaitan dengan situasi yang terjadi sekarang. Kami memberi penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi pada lembaga penyiaran yang memiliki konsen dan tetap memiliki kepedulian tinggi meskipun dalam situasi sulit karena pandemi. Kepedulian itu dilihat dari tayangan Iklan Layanan Masyarakat, perilaku presenter & host yang tampak dan terdengar, dan program khusus dalam rangka kepedulian terhadap penanggulangan covid-19. Hal inilah yang menjadi pertimbangan kami,” jelas Mulyo.

Adapun penilaian karya diserahkan kepada tim juri berjumlah 30 orang yang merupakan perwakilan dari Komisioner KPI Pusat, Anggota DPR RI, Pengamat Penyiaran, Sutradara Film, Jurnalis, Penulis, dan Seniman yang di antaranya  Nurman Hakim, Noorca Marendra, Mayong Suryo Laksono, Paulus Widiyanto, HM. Syaiful Bahri Anshor, Sinansari ecip, Makmur Makka, dll.

Rencananya, para pemenang Anugerah KPI akan disiarkan secara live streaming melalui media sosial KPI Pusat (youtube media center kpi pusat, facebook kpi pusat, dan Instagram kpi pusat) mulai pukul 13.00 WIB, Kamis (10/12/2020). ***

 

Berikut Ini Nominasi Anugerah KPI 2020

I. PENGHARGAAN UNTUK TELEVISI

1.      Program Anak

a.      Buah Hatiku Sayang (TVRI)

b.      Fun Time (RTV)

c.       Infauna (GTV)

d.      Metro TV Junior (Metro TV)

e.      Si Bolang (Trans 7)

2.      Program Animasi

a.      Entong Animasi 2 Eps 18 (MNC TV)

b.      Keluarga Somat Eps 22 (RTV)

c.      Kiko Season 2 Eps 127 (RCTI

d.      Lorong Waktu Animasi Eps 2 (SCTV)

e.      Petualangan Si Unyil (Trans 7)

3.      Program Drama Seri

a.      Amanah Wali 4 (RCTI)

b.      Apa Kata Dunia Episode 001 (Trans 7)

c.      Si Mamat Anak Metropolitan Episode 9 Demam Yoyo (RTV)

4.      Program Film Televisi (FTV)

a.      FTV (Jodohku Bidadariku) (Trans 7)

b.      Sinema Wajah Indonesia (Senyummu Surgaku) (SCTV)

c.      Tukang Gali Sumur Yang Mendapat Berkah dari Sedekah Air (Indosiar)

5.      Program Talkshow Berita

a.      Dua Sisi (TV One)

b.      CNN Good Morning (Trans TV)

c.       Indonesia Town Hall (Metro TV)

d.       Mata Najwa (Trans 7)

e.       Sapa Indonesia Akhir Pekan (Kompas TV)

6.       Program Talkshow Non Berita

a.       Jelajah Kata (Kompas TV)

b.       Kawan Bicara Alvin (TVRI)

c.       Kick Andy (Metro TV)

d.       Michael Tjandra Luar Biasa (RTV)

7.       Program Wisata Budaya

a.       Bakti Untuk Negeri Ekspedisi Kalimantan (Toleransi Tanpa Batas) (Metro TV)

b.       Indonesia Plus (Yogyakarta) (TV One)

c.       Jejak Petualang (Geliat Pesona HUDOQ PEKAYANG) Trans 7

d.       Pesona Indonesia (Investigasi Manoreh) (TVRI DIY)

e.       Sapa Nusantara (Sumenep) (Kompas TV)

8.       Program Berita/ Jurnalistik

a.       CNN Indonesia Connected (Trans TV)

b.       Fokus Siang (Indosiar)

c.        Selamat Siang Indonesia (NET.)

d.       Target (Kompas TV)

e.       The Nation (Metro TV)

9.        Program Peduli Perempuan

a.        Berkas Kompas (Kompas TV)

b.        Indonesia Dalam Peristiwa (tvOne)

c.        Kick Andy (Metro TV)

d.        Michael Tjandra Luar Biasa (RTV)

e.        UntuK Perempuan (Jawa Pos)

10.     Program Peduli Disabilitas

a.        Berkas Kompas (Derita Ganda Anak Berkebutuhan Khusus) (Kompas TV)

b.        Insight (Menagih Janji Zero Pasung) (Metro TV)

c.        Michael Tjandra Luar Biasa (Penjaga Asa Disabilitas) (RTV)

11.     Program Dokumenter

a.        Carita (Jawa Pos)

b.        Cerita Militer (Kompas TV)

c.        Indonesia Dalam Peristiwa (tvOne)

d.        Melawan Lupa (Metro TV)

e.        Semangat Hidup (RTV)

12.     Program Iklan Layanan Masyarakat

a.        Corona Azab Ibu (Indosiar)

b.        Indonesia Bangkit (ANTV)

c.        PSA Ayo Hidup Sehat (TVRI)

d.        PSABangkit Dari Corona (Kompas TV)

e.        ILM Peduli COvid 19 versi Presenter tvOne (tvONe)

13.     Program Peduli Perbatasan dan Daerah Tertinggal

a.        Berkas Kompas (Kompas TV)

b.        Indonesiaku (Trans 7)

c.        Melihat Indonesia (Metro TV)

 

II.     PENGHARGAAN UNTUK RADIO

1.      Program Wisata Budaya

a.      Feature BREKSI (Meraup Berkah dari Bekas Tambang) (RRI Yogyakarta Programa 1)

b.      Kampung Rendang Selayang Pandang (RRI Bukittinggi)

c.       Sensasi Wisata Kota Lama (RRI Purwokerto)

d.      Sopik (RRI Ternate)

e.      Surga di Balik Seribu Musamus (RRI Merauke)

2.      Iklan Layanan Masyarakat

a.      Anak Indonesia Jangan Takut Bencana (RRI Palu)

b.      ILM Hindari Hoax (RRI Kediri)

c.       Pesan Kita (RRI Denpasar)

d.      PSA Pilkada (Prambors Radio)

e.      Tertib Lalu Lintas (RRI Meulaboh)

3.      Program Penyiaran Peduli Perbatasan dan Daerah Tertinggal

a.      Kami Juga Indonesia (RRI Merauke)

b.      Nestapa Tuntaskan Buta Aksara di Tapal Batas (RRI Boven Digoel)

c.       Tak Patah Semangat Belajar Walau Minim Sinyal (RRI Sintang)

 

III.    PENGHARGAAN KHUSUS

1.      Radio Komunitas Terbaik

a.      Perkumpulan Lembaga Penyiaran Komunitas Radio Hanacaraka FM – DIY

b.      Perkumpulan Radio Komunitas Pemuda Independen Rasau (RPI) Kalimantan Barat

c.       Radio Genre BKKBN SUMBAR

2.      Program Konten Lokal Berjaringan Terbaik

a.      Pesona Wajah Indonesia Bandung Episode 1 (SCTV)

b.      Pesona Papua (Asmat Papua) (Trans TV Papua)

c.       Sapa Sulteng-Palu (Suara Perdamaian dari Perempuan Poso) (Kompas TV)

3.      Pemerintah Daerah Peduli Penyiaran – diumumkan saat acara

4.      Lembaga Penyiaran Peduli Pandemi (Televisi) -  diumumkan saat acara

5.      Lembaga Penyiaran Peduli Pandemi (Radio) - diumumkan saat acara

6.      Kepala Daerah Inspirasi Penyiaran - diumumkan saat acara

7.      Lembaga Penyiaran Peduli Pendidikan di Masa Pandemi - diumumkan saat acara

 

 

Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama 12 Perguruan Tinggi Negeri di 12 Kota di Tanah Air, telah menuntaskan kegiatan Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV untuk tahun 2020. Kegiatan riset yang berlangsung dalam suasana pandemi ini dibagi dalam dua periode dan menilai secara kualitas 457 program acara di 15 televisi berjaringan nasional. Secara umum nilai indeks kategori program yang diteliti mengalami kenaikan cukup signifikan dibanding hasil riset sebelumnya.

Komisioner KPI Pusat sekaligus PIC Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV 2020, Yuliandre Darwis, mengatakan kenaikan ini sangat mengembirakan di tengah suasana kesulitan yang dihadapi stasiun televisi di masa pandemic Covid-19. Artinya, televisi masih mampu menghadirkan program siaran yang lebih baik dan berkualitas walaupun serba terbatas. 

”Ini menjadi capaian tertinggi dari keseluruhan rangkaian riset atau survey yang pernah di gelar KPI. Meskipun begitu ada beberapa catatan untuk perbaikan di sejumlah kategori yang meskipun ikut mengalami kenaikan tapi belum dapat mencapai nilai indeks yang ditentukan KPI yakni 3.00,” kata Andre, usai menjadi moderator acara ekspose yang dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar yang diselenggarakan secara daring dari Bandung, Selasa (8/12/2020).

Berdasarkan data hasil riset 2020, tiga kategori program acara yang belum mampu mencapai nilai tiga antara lain kategori program acara sinetron (2,81), kategori program acara variety show (2,78), dan kategori program acara infotainment (2,68). Adapun enam kategori program acara yang sudah mencapai nilai indeks yang ditentukan KPI yakni program religi, program anak, program talkshow berita, program talkshow non berita, program wisata budaya dan program berita. 

“Kami mendorong seluruh komponen di lembaga penyiaran televisi untuk bekerja keras dan terus meningkatkan kualitas tiga kategori program acara tersebut. Meskipun dalam situasi seperti ini akan sulit tapi jangan menyerah untuk melakukan perbaikan agar kualitas dan isi siaran kita makin baik ke depannya,” ujar Andre.

Dalam kesempatan ini, Andre memberi apresiasi tinggi kepada seluruh televisi yang telah berusaha dan konsisten menjaga kualitas serta mutu enam kategori program acara sehingga nilainya tetap di atas rata-rata. Menurutnya, hal itu menyebabkan hasil keseluruhan nilai indeks menjadi naik dan mencapai angka rata-rata 3,14.

“Kami mengucapkan selamat dan berharap semangat untuk mempertahankan serta meningkatkan nilai indeks kualitas terus terjaga. Kita berharap hal ini menjadi masukan yang baik dan konstruktif terhadap pengembangan penyiaran di tanah air. Selain itu, kita berharap hasil indeks ini menjadi acuan dan masukan bagi pengiklan untuk beriklan dalam program acara yang baik dan berkualitas sesuai dengan penilaian kami,” tandasnya. ***

 

 

Jakarta -- Dewan Juri Digital Movie Competition (DMC) 2020 yang terdiri dari Lola Amaria (Ketua Dewan Juri, Aktris sekaligus Sutradara), Teuku Rifnu (Aktor), Rommy Fibri Hardiyanto (Ketua LSF), Benny Benke (Jurnalis dan Penyair), dan Fadhilah Mathar (BAKTI Kementerian Kominfo), menetapkan para pemenang DMC tahun 2020. Para pemenang diumumkan dalam acara puncak DMC 2020 yang berlangsung secara daring dari Hotel Grand Mercure, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020).

Adapun para pemenang yakni: 

KATEGORI UMUM

1. Putus Karang Taruna 03 XI Juara I

2. Jejak First Hand Technical Creative Juara II

3. Luka Luna Balai Budaya Rejosari Juara III

4. Setiti 4 Sehat 5 Obat Production Nomine I

5. Spensa TV Padaherang SPENSA TV Nomine II

KATEGORI KHUSUS PELAJAR

1. On The Radio SMKN I Rancah Pemenang.***

 

Bandung - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mendukung Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi yang dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai bentuk pengawalan terhadap lembaga penyiaran televisi. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi keynote speaker dalam Ekspos Hasil Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi periode 1 tahun 2020, yang digelar secara virtual, (8/12/2020). Turut hadir dalam acara ini antara lain, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar, Komisioner KPI Pusat, dan Para Ketua Asosiasi dari Lembaga Penyiaran. 

Suharso menegaskan, kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024, dan akan terus dilaksanakan melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) hingga tahun 2024. Hasil riset ini akan bermanfaat apabila dijadikan acuan bagi lembaga penyiaran, khususnya televisi dalam memproduksi program siaran yang tidak hanya menghibur, namun juga memberikan informasi dan mendidik,” ujar Kepala Bappenas.

Oleh karena itu, diharapkan KPI dan mitra-mitra terkait untuk terus menciptakan iklim kondusif bagi berkembangnya kualitas program yang berpihak kepada kepentingan publik. Selain itu, hasil riset ini juga harus dijadikan bahan literasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat semakin cerdas dalam memilah dan memilih program siaran atau tontonan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya. 

Dalam kesempatan Ekspos Hasil Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi periode pertama tahun 2020, KPI menyampaikan telah terjadi peningkatan nilai indeks  yang cukup siginifan terhadap sembilan kategori program siaran yang diteliti. Secara umum, dalam riset periode pertama di tahun 2020 nilai yang didapat adalah 3,14, dan ini menjadi nilai indeks tertinggi yang dicapai stasiun televisi sejak pertama kali riset digelar tahun 2017.

 

Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan Hardly Stefano Pariela mengatakan, KPI mengapresiasi capaian yang didapat dari hasil riset ini. Apresiasi ini, ujar Hardly, disampaikan tidak saja untuk lembaga penyiaran khususnya stasiun televisi yang telah menggunakan hasil riset untuk terus menerus memperbaiki konten siaran, tapi juga kepada masyarakat yang menjadikan riset ini sebagai panduan dalam memilih konten siaran. 

Pergerakan positif dari nilai indeks kualitas program siaran ini, ujar Hardly menunjukkan ada usaha yang besar oleh televisi dalam memperbaiki diri. Apalagi, tambah Hardly, hasil riset merupakan penilaian obyektif  yang didasarkan pada kaidah  ilmiah. 

KPI telah mengagendakan penyampaian hasil riset ini pada seluruh stakeholder penyiaran, termasuk pengelola televisi. “Agar dalam proses produksi siaran tidak hanya memperhatikan rating share dan jumlah pemirsa, namun juga menjadikan kepatuhan pada Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS) sebagai pertimbangan utama. Sehingga dapat dihasilkan program siaran berkualitas dan memberi inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutur Hardly. 

Secara khusus Hardly menyampaikan bahwa hasil riset ini merupakan bahan literasi dan referensi . “Kami berharap terjadi relasi yang dinamis antara proses produksi dan pilihan penonton yang distimulasi oleh hasil riset ini,”terangnya. Dengan demikian dapat mengantarkan dinamika penyiaran yang semakin baik dari waktu ke waktu. 

Lebih lanjut Hardly mengungkap, jika telah terwujud relasi yang dinamis antara penonton dan tontonan yang mendorong peningkatan kualitas konten, maka harapan selanjutnya dari KPI adalah terbentuknya ekosistem penyiaran yang memungkinkan tumbuhnya industri penyiaran yang sehat. “Kami berharap pada pengiklan sebagai bagian ekosistem industry penyiaran free to air, dapat menjadikan hasil riset ini sebagai pertimbangan dalam penempatan iklan,” tegasnya.

 

Bicara soal penempatan iklan, Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indoensia (P3I) Janue Arijanto menyampaikan tanggapan tentang hasil riset yang diselenggarakan KPI ini. Menurut Janu, pengiklan saat ini bekerja memang berdasarkan pada penilaian matematis, seperti rating, jumlah penonton dan keterikatan atau engagement. Riset yang dilakukan KPI dengan menghasilkan nilai-nilai indeks untuk setiap program siaran, ujar Janu, dapat menjadi penyeimbang. Dalam perancangan komunikasi media, tentunya memiliki tujuan dan mengusung moral dalam komunikasi. “Kita juga mengenal brand safety,”terangnya. Karenanya jangan sampai kampanye atau iklan yang kita tempatkan menyasar pada konten-konten yang bermasalah baik secara politik, moral dan sosial.  Dirinya sangat menyayangkan kalau hasil riset ini hanya dapat dikonsumsi oleh KPI. Untuk itu Janu mengusulkan agar KPI dapat menyebarluaskan hasil indeks ini ke para pengiklan dan juga para perancang media atau media planner.  Dengan demikian mereka juga paham bahwa sudah ada matriks penilaian terhadap kualitas siaran televisi yang harus juga dijadikan pertimbangan.

 

 

Jakarta -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berharap kompetisi film pendek digital atau Digital Movie Competition (DMC) dapat melecut berkembangnya industri konten di tanah air. Selain itu, kompetesi film pendek ini dapat melahirkan sineas-sineas baru maupun konten kreator yang berkualitas dan mumpuni.

Harapan itu disampaikan Wakil Ketua KPI Pusat yang juga PIC kegiatan Digital Movie Competition 2020, Mulyo Hadi Purnomo, di sela-sela acara puncak sekaligus pengumuman pemenang kompetisi film pendek Digital Movie Competition bertema “Menjaga Indonesia” yang berlangsung secara daring dari Hotel Grand Mercure, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020).

“Kami ingin perlombaan seperti ini menjadi pemicu lahirnya kreator-kreator baru dari kalangan umum dan pelajar yang nantinya akan menambah khazanah konten negeri ini. Kita membutuhkan banyak sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam industri konten. Apalagi saat ini zamannya sudah digital yang segala sesuatu dinilai secara kualitas dan juga kreativitas,” kata Mulyo.

Mulyo menjelaskan, kompetisi film yang terselenggara atas kerjasama dengan BAKTI dan Kemkominfo, diikuti 110 peserta lomba. Kebanyakan peserta berasal dari kalangan umum dan pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia. Dari 110 karya yang diperlombakan, panitia melakukan proses seleksi administrasi sehingga menyisakan 95 karya film pendek yang memenuhi syarat untuk dipertarungkan pada kategori umum dan pelajar. 

Kompetisi ini memperebutkan hadiah dengan total uang berjumlah 120 juta rupiah. Hadiah pertama akan memperoleh hadiah senilai 45 juta rupiah, hadiah kedua 30 juta rupiah dan hadiah ketiga 20 juta rupiah. Adapun pemenang khusus pelajar memperoleh hadiah sebesar Rp. 15 juta rupiah dan dua (2) pemenang nominee terbaik masing-masing sebesar 5 juta rupiah.

“Kami menyampaikan terima kasih atas antusiasme peserta yang ikut dalam lomba yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia termasuk daerah perbatasan. Waktunya memang singkat tapi ini bukan kendala. Selain itu, banyaknya peserta menjadi tanda bahwa kompetisi seperti ini diminati banyak orang walaupun temanya agak spesifik,” ujarnya.

Terkait tema lomba tersebut, Mulyo menjelaskan, pihaknya ingin memantik ketertarikan kalangan muda dan pelajar terhadap isu-isu sosial yang ada di masyarakat khususnya di wilayah perbatasan. Kesulitan mendapat siaran nasional, banjir siaran asing, hingga lebih kenal lagu kebangsaan negara tetangga adalah beberapa masalah tersebut.

“Lewat kompetesi ini, kami juga dapat memetakan masalah dan kesulitan yang dihadapi masyarakat di perbatasan serta daerah terpencil dan tertinggal lainnya. Ini menjadi masukan yang konstruktif untuk memperbaiki keadaaan kurang baik tersebut. Melalui kegiatan ini, kami juga ingin mengajak masyarakat turut serta mengkampanyekan spirit menjaga Indonesia termasuk daerah perbatasan,” tegasnya. 

Dalam kompetisi ini, untuk penilaian, KPI melibatkan tim juri yang kredibel dan berpengalaman di bidangnya seperti Lola Amaria (Aktris sekaligus Sutradara), Teuku Rifnu (Aktor), Rommy Fibri Hardiyanto (Ketua LSF), Benny Benke (Jurnalis dan Penyair), dan Fadhilah Mathar (BAKTI Kementerian Kominfo). 

Sementara itu, Ketua KPI Pusat, Agung Suprio, mengatakan kompetisi film pendek ini diselenggarakan salah satunya agar masyarakat atau yang membuat konten paham dan mengerti tentang digital teresterial. Menurutnya, hanya sedikit yang menyampaikan film tentang digital dalam kompetisi ini. "Artinya kegiatan sosialisasi tentang digital ini harus dilakukan secara massif," katanya.

Ketua Dewan Juri DMC 2020, Lola Amaria, melihat banyak bakat dan bibit baru dalam dunia film di Indonesia dari berlangsungnya kompetisi. Menurutnya, kompetisi film seperti ini harus dipersiapkan sejak jauh hari agar lebih banyak lagi karya yang ikut berlomba dalam kompetisi. "Jika ini dilakukan tiga bulan sebelum mungkin akan ada ribuan karya yang masuk," ujar.***

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.