- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 4670
Brebes – Ketua Umum (Ketum) Persatuan Radio Televisi Publik Daerah (Persada) se-Indonesia, Ganjar Pranowo, mendorong Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) menyiarkan kebangkitan ekonomi daerah masing-masing di masa pandemi.
Hal itu dikemukakan Ganjar dalam acara Special Talkshow “New Spirit: Rem Covid-Gas Ekonomi, di Tahun Ketiga Pandemi” bersama Wali Kota Madiun Jawa Timur Maidi, melalui siaran Youtube Madiun Today, Selasa (25/1/2022).
Dialog yang dilakukan langsung di Radio LPPL Suara Madiun, juga disiarkan serentak di lembaga penyiaran yang tergabung dalam Indonesiapersada.id. Dengan demikian, siarannya bisa diterima dan diikuti masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.
“Lembaga penyiaran itu menyiarkan, sesuai dengan namanya. Apa sih yang dikerjakan. Umpamanya, kita bicara economy recovery. Maka kita bicara, bagaiamana sih ini kok minyak goreng tidak turun-turun. Maka kita bingung semua kemarin itu. Karena bingung ya tak telepon Jakarta. Matur sama menteri. Menteri bicara sama Presiden. Sehingga pada saat rakyat menjerit soal ini segera dong kita turunkan,” beber Ganjar, yang juga Gubernur Jawa Tengah.
Hasilnya, operasi pasar dilakukan. Tidak hanya itu, harga komoditas pangan yang naik turun seperti bawang merah, bawang putih, telur, dan daging ayam, sekarang sudah stabil. Kondisi demikian menunjukkan kebangkitan ekonomi kerakyatan hingga tingkat bawah. Bahkan, dalam siaran radio juga hendaknya disinggung pula soal kemudahan pengajuan kredit usaha rakyat (KUR) daerah masing-masing.
“Tugas kita yang fasilitasi. Umpama, ini ada KUR. Yuk salurkan KUR-nya. Kemudian, yuk siarkan dari seluruh radionya. Ada KUR lho. Silakan yang bingung, tanya. Itu ada dinasnya. Tanya, biar kemudian jalan,” sambung Ganjar.
Dengan mengoptimalkan fasilitas KUR yang bisa didapatkan dari bank daerah, pemerintah juga bisa menyampaikan kemudahan permodalan yang bisa diajukan pula ke Baznas setempat. Tentu setelah sebelumnya dilakukan pemahaman ke masyarakat akan kemampuan atau skill yang dimiliki. Setelah itu, pemerintah bisa melakukan pendampingan.
“Nah tolong disiarkan cerita baik, narasi baik, alamat, nomor telepon, cara-cara, kisah sukses, kisah inspiratif ini. Radio mesti nyiarin. Maka sebagai Ketua Indonesia Persada.id ini, saya senang. Kemarin saya sempat mampir ke beberapa radio. Tugas saya nanti berikutnya mampir itu ke radio di Kota Madiun,” ucap orang nomor satu di Jateng ini.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga meminta lembaga penyiaran untuk menyapa warga melalui siaran radio. Selain juga tetap mengedepankan interaksi kepada masyarakat. Maka mutlak, stasiun radio harus punya multiplatform untuk bisa menjangkau masyarakat secara lebih luas.
“Kita mesti punya multiplatform juga dong. Nanti radio menyapa, medsos menyapa. Nomor telepon, nomor WA (WhatsApps), SMS, apa-apalah, pokoknya dikasih. Begitu kita terbuka. Itu mengedukasi masyarakat untuk tidak baperan, untuk tidak mbatin tadi. Ilmu kebatinan tadi,” imbuhnya.
Dengan beragamnya sebuah lembaga penyiaran lokal memiliki akun media sosial, maka akan berpeluang pula membuat masyarakat menjadi lebih tentram. Bahkan, dengan banyaknya aduan mereka melalui platform stasiun radio, maka akan memperkecil pula informasi hoaks di tengah masyarakat.
“Betapa pentingnya lembaga penyiaran. Saya harapkan kawan-kawan dari lembaga penyiaran lokal, yuk kita kreatif. Kita juga membuat multiplatform. Sehingga radio yang ngecuprus (siaran penuh dengan perkataan), nyanyi-nyanyi juga, tapi tolong digeser, dimasukkan juga berita. Itu dirajang-rajang, dicacah-cacah menjadi berita di medsos satu-satu. Nanti statemen yang quotable itu banyak sekali, bagus sekali,” tandas Ganjar. Red dari Diskominfo Jateng