Populer
Perkuat Pemahaman Aturan Penyiaran, KPI Gelar Bimtek P3SPS di BTV 19 Des 2024 - RG
KPI Beri Sanksi “Jodoh Wasiat Bapak Babak 2” ANTV09 Des 2024 - RG
Siaran Televisi sebagai Pilar Ketahanan Bangsa: Membangun Identitas dan Literasi di Era Digital06 Des 2024 - Super User
VIDEO
Pojok Aduan
Hendra Gunanta Saragih | Makanan merupakan kebutuhan terpenting di hidup manusia. Ya, tanpa makanan manusia bisa mati. Sama hal nya dengan gosip yang tersaji lengkap di berbagai saluran televisi dan berbagai media. Gosip merupakan makanan yang lebih cepat dibandingkan makanan cepat saji. Gosip lebih cepat diproses dibandingkan makanan yang harus masuk melalui mulut, tenggorokan, usus, sampai lambung. Gosip cukup masuk melalui mata atau telinga dan otak yang mampu mengubah sususan pikiran seseorang. Rumpi, sebuah program tv di Trans Tv yang sesuai namanya dengan gamblang menyatakan kalau program tersebut khusus untuk ‘ngerumpi’. Host yang lihai dan asik mengoceh bersama senyumannya serta riuh penonton yang mengiyakan segala yang tidak seharusnya diiyakan. Masalah pribadi sudah menjadi langganan di program ini. Bintang tamu yang berujung menjadi komposisi untuk bahan bullying. Orang-orang bodoh yang haus ribuan followers terpaksa bertingkah bodoh agar masuk tv dan terkenal. Banyak manusia-manusia yang awalnya berada di handphone kini berlayar ke tv, bukan karena prestasi tapi karena kelemahannya yang menyebabkan penonton tertular. Tapi apa daya, rating malah dijadikan hal terutama di dunia pertelevisian. Asik sih asik, lucu sih lucu, menghibur sih menghibur, tapi apakah itu makanan yang benar dan sehat? Tidak. Program tv tidak memberikan hiburan yang tidak sehat, program tv berfungsi sebagai pendidikan. Tertulis pada BAB II Pasal 4 Ayat 1 UU No. 32/2002 tentang Penyiaran menyebutkan, penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. Program tv seharusnya menjadi obat manjur bagi pasien yang membutuhkan. Program tv seharusnya menyajikan makanan yang kurang diminati penonton dan membuang yang amat teramat diminati, agar penonton bisa menjadikannya makanan favorit dan bisa mengubah pola kehidupan yang salah. Indonesia tidak miskin manusia-manusia berprestasi, hanya saja bagaimana cara program tv menyajikan mereka sebagai komposisi untuk menggedor otak orang-orang yang seharusnya bisa. |
Pojok Apresiasi
Ignatius Aji D | Pertahankan.... Jangan ikuti tv lainnya yang sangat tidak berkualitas...... Jaga kredibilitas..... Jangan berubah |