- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 3371
Depok – Nilai indeks kualitas program siaran TV tahun 2022 untuk kategori Program Siaran Berita mengalami peningkatan hampir di semua stasiun TV berjaringan nasional. Peringkat pertama dengan perolehan nilai tertinggi untuk kategori program ini diraih Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI. TVRI dinilai layak menjadi acuan TV lain dalam membuat program siaran berita.
“Ini bisa jadi role model atau contoh bagi lembaga penyiaran untuk menyajikan informasi yang berimbang, baik dan benar,” kata Komisioner KPI Pusat, Hardly Stefano, di sela-sela menjadi pembicara utama dalam acara Diseminasi Indeks Kualitas Program Siaran TV Tahun 2022 untuk kategori Program Siaran Berita yang berlangsung di Depok, Jawa Barat, Selasa (25/10/2022).
Berdasarkan nilai indeks kualitas yang telah diekspos KPI beberapa waktu lalu, program siaran berita LPP TVRI mendapatkan nilai 3.45. Adapun TV yang lain seperti Trans TV, Kompas TV, Metro TV, RCTI, SCTV, GTV, TV One, RTV, Indosiar, Trans 7, iNews, MNC TV, Net, dan ANTV, rata-rata indeksnya 3.31.
Menurut Hardly, pengukuran indeks untuk kategori program berita mencakup enam dimensi antara lain, tidak menyampaikan berita bohong, mengedepankan prinsip praduga tidak bersalah, akurat, tidak menampilkan muatan sadis, adil berimbang tidak berpihak dan faktual atau tudak memasukan opini redaksi.
“Nilai indeks untuk enam elemen ini seluruhnya di atas angka 3.00 jadi dapat dikatakan sudah berkualitas. Adapun penilaian terhadap dimensi tidak menyampaikan berita bohong memperoleh skor indeks paling tinggi yakni 3.43,” jelas Hardly.
Berlandaskan hal itu, Hardly meyakini isi berita di TV bisa dipercaya kebenarannya sehingga dapat dijadikan sebagai media penjernih di era sekarang ini. “Perkembangan teknologi yang disertai keterhubungan internet telah menghadirkan era disrupsi informasi. Saat ini, siapapun dan dimana pun dapat memperoleh, membuat, bahkan menyebarkan informasi ke mana saja dan kepada siapa saja yang dikhawatirkan membuat masyarakat mengalami disinformasi dan segrerasi sosial. Menilik nilai indeks program berita TV yang berkualitas, ini ibarat oase informasi di tengah belantara disinformasi,” papar Hardly. ***