Depok -- Dinamika penyiaran sangat tergantung dan dipengaruhi oleh audiens (khalayak). Cara ukur seperti ini pada akhirnya menjadi patokan industri yang kemudian menentukan apakah sebuah program siaran berhenti tayang atau berlanjut. Padahal, ukuran lain yang juga menentukan dan tak kalah penting adalah kualitas isi tayangannya.

Pendapat tersebut disampaikan Komisioner KPI Pusat, Hardly Stefano, saat menjadi pembicara kunci dalam acara Diseminasi Indeks Kualitas Program Siaran TV Tahun 2022 kerjasama dengan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta yang berlangsung di Depok, Selasa (25/10/2022). 

Menurut Hardly, pengukuran secara kuantitas menjadi kata kunci utama industri penyiaran dalam meraup iklan. Share atau rating setiap program acara dijadikan acuan para pengiklan untuk beriklan di sebuah program acara. “Pengukuran kuantitatif ini menjadi patokan industri, apakah program siaran akan di stop atau di kembangkan,” katanya.

Semestinya, lanjut Hardly, metode pengukuran kuantitas harus diimbangi dengan kualitas. Keseimbangan ini akan mewujudkan penyiaran yang sesuai tujuan yakni yang menghibur, bernilai, edukatif, manfaat sekaligus menyehatkan industrinya. “Apa yang disiarkan di TV dan radio itu harus dapat memberikan kemanfaatan untuk masyarakat. Tapi yang terjadi seekarang sering kali ukuran kuantitas tidak seiring dengan ukuran kualitas,” katanya.

Hadirnya indeks kualitas program siaran TV buah kerjasama KPI dan 12 PTN (Perguruan Tinggi Negeri) sebagai bentuk upaya mewujudkan penyiaran yang selaras antara kuantitas dan kualitas. “Hasil dari indeks ini dapat dijadikan acuan pelaku industri usaha penyiaran mengembangkan siarannya. Tidak hanya itu, indeks ini dapat jadi referensi menonton, dan tentunya sebagai masukan kami membuat kebijakan,” ujar Hardly.

Bahkan, Hardly membandingkan hasil indeks yang dilakukan pihaknya dengan 12 PTN ini dapat disandingkan ketepatannya hasilnya dengan riset-riset kualitas lainnya. “Kuantitas itu penting, tapi jangan lupakan kualitasnya,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor UPN Veteran Jakarta, Anter Venus, menyatakan pentingnya riset terhadap kualitas siaran karena posisi yang strategis siaran terhadap kehidupan masyarakat. “Masyarakat itu butuh rujukan untuk mengkonfirmasi informasi yang diperoleh dari media lain. Saya melihat berita di media sosial, tapi kemudian saya melihat siaran TV untuk mengkonfirmasi,” tandasnya. ***

 

 

 

 

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.