- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 738
Bandung -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberi perhatian besar terhadap tumbuh kembang lembaga penyiaran radio di tanah air. Menurut KPI, peran radio makin penting dalam menangkal segala bentuk informasi yang tidak benar dan tak dapat dipertanggungjawabkan, terlebih di era disrupsi media saat ini.
Pandang tersebut disampaikan Ketua KPI Pusat Ubaidillah ketika membuka kegiatan Radio Academy dan Radio Boothcamp di Bandung, Jawa Barat, awal pekan ini.
Oleh karenanya, ujar Ubaidillah, insan radio tidak boleh berhenti berkarya apalagi sampai patah arang untuk mengisi peran baik tersebut. Ini tidak lain karena radio memiliki peran vital dalam membentuk kognisi masyarakat di Indonesia, dengan pemberitaan yang baik, berimbang dan terverifikasi kebenarannya.
“Apalagi 27 November mendatang kita akan melaksanakan pilkada serentak dan Jawa Barat dengan populasi terbesar di Indonesia juga akan turut melaksanakannya. Insan radio harus memberitakan momentum akbar ini dengan berpegang teguh terhadap regulasi, dan tentunya jaga masyarakat Jawa Barat, agar tidak termakan berita hoaks, berita rasisme, berita yang berupaya memecah belah persatuan bangsa, karena bagi kami radio adalah, penjernih bagi seluruh informasi yang berkembang di masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua KPI Pusat mengapresiasi kerja dan kinerja insan-insan radio di Indonesia, termasuk Jawa Barat. Hal ini dikarenakan pelanggaran yang terjadi di media dengar ini sedikit sekali jika dibanding dengan lembaga penyiaran lain.
“Secara umum kinerja radio sudah sangat baik, dalam memberikan informasi, edukasi maupun hiburan meski begitu jangan berpuas diri dan terus tingkatkan hal hal tersebut, selain itu peningkatkan segmented-nya juga perlu di tingkatkan,” kata Ubaidillah di depan 150 insan radio dari 6 klaster se-Jawa Barat yang hadir dalam acara tersebut.
“Begitupun dalam ketaatan dan kepatuhannya dalam menjalankan regulasi, selama saya menjabat sejak 2023 sampai sekarang, baru satu radio yang ditemukan melanggar, itupun karena kesalahan penempatan iklan, yang seharusnya disiarkan di jam dewasa (malam) tersiarkan di jam lain,” tambahnya.
Dia juga berharap agar pelaksanaan Radio Academy dapat dilakukan di daerah lain. Kegiatan ini sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas penyiaran, baik dari aspek siaran dan SDM di lembaga penyiaran radio. “Kami tidak bisa melakukannya sendiri, Kami perlu dukungan semua stakeholder seperti KPID dan PRSSNI,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua KPID Jabar Adiyana mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya bersama untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki insan radio, termasuk bukti nyata hadirnya negara di tengah-tengah mereka.
“Ini menjadi salah satu spirit kita semua, bahwa radio tetap ada, radio tetap dibutuhkan, kedekatan radio dengan pendengarnya bisa kita buktikan dari harsiarda, sampai kemarin kita mengadakan pra event bagi-bagi radio ternyata antusiasnya sangat tinggi,” katanya.
Adiyana memaparkan, ada tantangan besar yang dihadapi insan radio sebagai institusi penting dalam menjernihkan informasi bagi masyarakat. Tantangan-tantangan tersebut seperti kualitas SDM hingga perkembangan teknlogi.
"Negara harus melindungi industri dan berbagai persoalan di lembaga penyiaran. Tentunya pesan kami dengan agenda ini, yakni SDM harus meningkat dan negara pun harus adil memperlakukan industri penyiaran atau media, di tengah distrupsi informasi dan tekhnologi ini,” jelasnya.
Senada dengan pernyataan Ketua KPI Pusat, Adiyana memastikan radio di Jabar merupakan institusi yang sangat luar biasa dan konsisten dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, termasuk sebagai insan penyiaran yang taat terhadap regulasi.
“Kita harus memposisikan radio ini tidak hanya sekadar objek pengawasan namun juga harus kita dudukan sebagai institusi yang harus kita selamatkan. Ketika kami berkeliling ke 27 kabupaten kota, seperempat radio ada di Jawa Barat, dan mereka sangat clear, untuk permasalahan taat regulasi dan program-program yang dimunculkan untuk pembangunan sumberdaya manusia di Jawa Barat,” papar Adiyana.
Dia berharap, insan radio di Jawa Barat terus berkreasi berkarya, termasuk memberikan edukasi yang baik untuk menyelamatkan kognisi masyarakat khususnya di Jawa Barat, guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Akademi radio dan radio bootcamp ini menjadi spirit bagi seluruh insan radio, tetaplah berjalan tegap walaupun kepungan sana sini bahwa yakinlah radio ini harus survive untuk menyelamatkan kognisi-kognisi masyarakat dan Indonesia,” harapnya.
Apresiasi dari PRSSNI
Di tempat yang sama, Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Muhammad Rafiq mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah KPI dalam upaya pengembangan radio di Indonesia melalui kegiatan Radio Academy. Menurutnya, salah satu upaya radio menghadapi persaingan dengan media baru adalah dengan mengembangkan kreativitas dan kualitas di semua aspek penyiaran termasuk SDM-nya.
Dia menilai, disrupsi media atau digital mengubah semua yang ada di industri media mainstream. Seperti merubah cara-cara orang mengkonsumsi media, merubah peta persaingan antar media, mengumpulkan dan mengelola data, hingga merubah cara orang memasang iklan.
“Karena yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana mengembangkan SDM. Dari dulu Jawa Barat secara umum selalu menjadi rujukan industri kreatif untuk masyarakat berkaitan fashion, kuliner, event, pariwisata termasuk radio. Jawa Barat dan Bandung itu adalah parameter yang dijadikan rujukan oleh radio di seluruh Indonesia,” kata M. Rafiq.
Selain itu, lanjutnya, perlu ada perubahan signifikan terhadap organisasi dan managemen dalam radio agar lebih modern. Sehingga kehadiran radio tetap eksis di tengah dengan persaingan media lainnya. “Saya sangat mengapresiasi KPI yang menasionalkan program Radio Academy. Karena KPI itu bukan hanya sebagai polisi lalu lintas namun juga terkait dengan kesejahteraan di industrinya,” tutup M. Rafiq.
Dalam kegiatan ini, turut hadir PIC kegiatan Radio Academy sekaligus Anggota KPI Pusat, I Made Sunarsa, Anggota KPI Pusat, Mimah Susanti dan Tulus Santoso. Hadir pula Anggota KPID Jabar dan para narasumber yang mengisi kegiatan tersebut. ***/Foto: Teddy