- Detail
- Ditulis oleh Super User
- Dilihat: 1338
Makassar – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat kembali menggelar Bimbingan Teknis Pengawasan Penyiaran Pemilu. Kali ini, KPI Pusat mengajak awak media di Makassar, Sulawesi Selatan. Bimtek yang digelar pada Jumat (8/12/2023) menekankan pentingnya keberimbangan informasi yang ditayangkan media terlebih di musim pemilu.
Narasumber kegiatan ini antara lain Aliyah Mustika Ilham selaku Anggota Komisi IX DPR RI, Tulus Santoso selaku Anggota KPI Pusat, Baharuddin Hafid selaku Praktisi Penyiaran, Ilham A.S selaku Tokoh Masyarakat, dan Siti Hamidah selaku Anggota KPID Sulawesi Selatan.
Penanggungjawab kegiatan sekaligus Anggota KPI Pusat Aliyah, menyampaikan pentingnya kegiatan bimtek untuk media. Hal ini bagian dari komitmen dalam menggandeng berbagai pihak untuk menegakkan regulasi penyiaran maupun pemilu.
"Dengan dimulainya kampanye pemilu, kegiatan ini menjadi penting bagi teman-teman media dan lembaga penyiaran untuk menjaga keberimbangan, mengingat banyaknya iklan yang berseliweran di berbagai media," ujar Aliyah.
Senada dengan Aliyah, Ubaidillah selaku Ketua KPI Pusat menyoroti peran penting KPI dalam menjaga kualitas informasi pemilu. Peran KPI diwujudkan dengan regulasi dan pengawasan yang dilakukan dengan berbagai pihak.
“KPI telah membuat sejumlah kebijakan, termasuk Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Kita juga melakukan koordinasi dengan KPU, Bawaslu, dan Dewan Pers melalui Gugus Tugas,” ujar Ubaidillah.
Dalam paparannya, Ubaidillah kembali mengajak insan media untuk terus bersatu di tengah perbedaan dan menjaga situasi kondusif. “Perbedaan adalah takdir semesta. Kita harus menjaga kebhinekaan sebagai kekayaan bangsa. Pemilu bukan alasan untuk merenggangkan persatuan kita,” tambah Ubaidillah.
Anggota DPR RI Aliyah Mustika berharap media mampu bertahan memberikan informasi berkualitas di tengah terpaan media baru. Mengingat media massa masih menjadi sumber informasi yang terpercaya dibanding media sosial.
“Saya harap rekan-rekan dari lembaga penyiaran mampu bertahan dan menyediakan pemberitaan yang adil dan proporsional. Ini pas tahun politik, makanya kita sama-sama pingin sehat,” ujar Aliyah Mustika.
Siti Hamidah juga menambahkan pentingnya peran tiap masyarakat dalam memberikan informasi pemilu berkualitas. Ia menegaskan bahwa tanggung jawab ini juga ada di pihak media.
“Pemilu damai adalah milik seluruh masyarakat dan juga milik teman-teman media. Sehingga kita sama-sama menjalankan Pemilu damai dengan tugas dan wewenang kita masing-masing,” ujar Siti.
Ilham Arief menambahkan bahwa KPI perlu meningkatkan sosialisasi tentang siaran pemilu, menciptakan kanal pelaporan yang mudah diakses, dan memastikan pemahaman masyarakat terhadap aturan yang berlaku. “Bagaimana mungkin ingin mengajak masyarakat melakukan pengawasan sementara masyarakat sendiri tidak paham apa saja yang termasuk pelanggaran dan bukan,” tambah Ilham Arief.
Baharuddin Hafid juga menyampaikan harapan untuk KPI agar konsisten menegakkan aturan. Di tengah tantangan media sosial dan keterkaitan media dengan lembaga politik, KPI diharapkan tetap memiliki kekuatan untuk mengawasi siaran pemilu.
“Meskipun ada beberapa media yang terafiliasi dengan salah satu partai, maka perlu adanya penegakan aturan yang kuat. Kita harap KPI bisa menjadi lembaga yang punya power mengawasi pemilu,” ucap Baharuddin.
Selain itu, Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Pusat, Tulus Santoso berharap agar media tumbuh ekonominya tetapi tetap menjalankan kewajiban menyebarkan informasi yang berguna untuk mendukung pemilihan yang bijak. “Harapannya semoga Pemilu kita bisa berjalan dengan damai serta melahirkan para pemimpin, baik di level pusat maupun di level daerah yang memang berkualitas,” sambung Tulus.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota KPI Pusat lainnya Muhammad Hasrul Hasan dan Mimah Susanti. Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi bersama insan media dan pers Sulawesi Selatan. Abidatu Lintang