- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 4384
Siswa SMA dan SMK di wilayah Labuan Bajo mengikuti kegiatan literasi media KPI Pusat, Kamis (14/11/2019). Dalam kesempatan itu, para siswa diajarkan bagaimana memanfaatkan media secara baik dan benar.
Labuan Bajo -- Setiap guru diharapkan menjadi agen literasi bagi anak didiknya di sekolah. Para pengajar harus mampu memupuk rasa kritis terhadap siaran media sekaligus mendorong kebiasaan membaca di kalangan siswa.
Wakil Bupati Kabupaten Manggarai Barat, Maria Geong, mengatakan pembekalan sikap kritis pada siswa terhadap tayangan akan mendorong peningkatkan kualitas totonan. Ini akan memicu berkembangannya mutu dari konten siaran sehingga media penyiaran akan sehat.
“Jika media penyiaran sehat, hal ini akan membentuk masyarakat yang cerdas dan memiliki pola hidup yang baik. Guru dan siswa harus punya ketahanan terhadap nilai-nilai tayangan yang dikonsumsi,” kata Maria, di sela-sela sambutan acara Literasi Media KPI Pusat, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kami (14/11/2019).
Maria menilai dampak siaran yang buruk akan mempengaruhi pola pikir manusia ketika beranjak dewasa. Bahkan, mereka akan kehilangan sikap kritisnya dan menjadi tidak cerdas. Kejadian seperti terjadi di banyak negara di dunia. Karena itu, memfilter konten harus betul-betul dilakukan agar terhindar dari hal yang buruk.
Namun begitu, Wabup meminta jika ada tayangan yang berkualitas maka perlu diberi justifikasi. Hal ini agar tayangan yang baik dan berkualitas tersebut terus berkembang dan ini akan membangun kualitas dan peradaban bangsa. “Pemerintah NTT, baik Gubernur dan Bupati, akan terus mendorong terciptanya tayangan yang berkualitas,” tandas Maria yang memiliki gelar Dokter Hewan.
Di tempat yang sama, Anggota DPR RI, Andreas Hugo Pereira, mengatakan media penyiaran memiliki pengaruh dan dampak positif bagi publik. Masyarakat bisa memperoleh informasi secara cepat sehingga informasi tersebut dapat diterima secara serentak. Selain itu, media penyiaran seperti televisi dapat merangsang interaksi masyarakat.
“Saya berharap dampak dari kegiatan literasi media ini nantinya, masyarakat dapat memilih tayangan secara cerdas sehingga mereka mendapatkan siaran yang berkualitas,” kata Andreas. **