- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 3793
Suasana workshop Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV KPI untuk Kota Banjarmasin yang bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat, Selasa (9/6/2020).
Jakarta -- Riset indeks kualitas terhadap siaran TV yang diselenggarakan Komisi Penyiaran Indoneia (KPI) memiliki perbedaan dengan riset yang dilakukan lembaga lain. Jika riset lain mengukur seberapa jumlah penonton, riset oleh KPI mengedepankan kualitas isi siarannya.
“Riset KPI memberikan pemahaman yang berbeda apakah program tersebut berkualitas. Jika secara kualitas siaran itu baik maka penontonnya menjadi baik. Karenanya, KPI mendorong industri untuk berorietasi kepada kepentingan publik,” kata Komisioner KPI Pusat, Irsal Ambia, disela-sela pembukaan Workshop Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV Periode I 2020 untuk Kota Banjarmasin yang bekerjasama dengan Universitan Lambung Mangkurat, Selasa (9/6/2020).
Irsal menjelaskan beberapa isu besar dalam penyiaran yang sering jadi pembahasan seperti dominannya informasi Jakarta dan kota besar lain di lembaga penyiaran. Riset yang dilakukan KPI bagian dari upaya mendorong agar wajah penyiaran dapat mengakomodir kepentingan daerah.
“Riset ini sebagai bahan dan cara melihat dari sudut pandang yang berbeda di 12 kota tersebut. Penyiaran ini bisa mendorong informasi yang ada di daerah. Selain itu, bisa mendorong industri agar informasi daerah dapat diangkat ke publik,” kata Irsal.
Irsal berharap hasil riset yang dibuat KPI dapat dimanfaatkan semua pihak termasuk industri penyiaran. Hasil riset sebelumnya menunjukkan sejumlah kenaikan nilai di beberapa kategori. Namun untuk kategori sinetron dan infotainmen belum mencapai hasil maksimal.
“Riset ini menjadi masukan bagi industri penyiaran untuk membuat sinetron yang lebih baik lagi. Kita harapkan hasil ini bisa mendorong ke arah tersebut. Jangan jadikan hasil riset ini hanya sebagai data,” tegas Irsal.
Direktur Politik dan Komunikasi Bappenas, Wariki Sutikno, mengatakan indeks kualitas penyiaran harus terus jalan dan main dipertajam ke depannya. Pasalnya, banyak perilaku masyarakat yang perlu diperbaiki dan ini sangat berkaitan dengan indeks demokrasi yang juga harus dikembangkan.
Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Sutarto Hadi, memberi perhatian akan maraknya tayangan televisi yang menayangkan youtuber dan informasi yang Jakarta sentris. Selain itu, dia menekankan pentingnya pesan edukasi dalam isi siaran. Menurutnya, media komunikasi seperti TV bisa menjadi alat untuk memperkuat integritasi bangsa.
Dalam kesempatan itu, Sutarto menegaskan komitmen kampusnya untuk terus mendukung program riset KPI. Riset ini menjadi satu wadah untuk mengkritisi tayangan televisi. ***