Komisioner KPI Pusat, Yuliandre Darwis, ketika membuka riset dan diskusi panel ahli di Padang, Sumatera Barat, pekan lalu, mengatakan riset yang dilakukan KPI dapat menguatkan energi positif sebagai kekuatan mewujudkan program siaran yang berkualitas.

Padang - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menggelar Forum Group Discussion (FGD) panel ahli pada kegiatan riset indeks kualitas program siaran televisi periode II di sejumlah daerah dan salah satunya di Padang, Sumatera Barat. Kegiatan riset ini menjadi program kegiatan prioritas yang di terapkan KPI setiap tahunnya. 

Komisioner KPI Pusat, Yuliandre Darwis, dalam sambutannya mengatakan, riset ini dapat memperkokoh energi positif sebagai kekuatan mewujudkan program siaran yang berkualitas. KPI dapat mengambil padangan dari para ahli akademisi pendidikan untuk menjadi rujukan KPI dalam menentukan kebijakan. 

“KPI memerlukan dukungan pemangku kepentingan penyiaran dan berupaya semaksimal mungkin untuk tetap mempertahankan dan menguatkan riset indeks kualitas program siaran tv dari sisi metodologi maupun manfaat urgensi riset,” kata Yuliandre saat membuka acara FGD di Padang, Rabu (31/10/2019) lalu.

Andre, panggilan akrabnya, melihat hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan lembaga penyiaran serta menimbang pengaruh informasi yang tersebar melalui frekuensi yang luas sehingga dapat mempengaruhi sendi-sendi kehidupan berbangsa. “Tayangan di televisi itu tidak selalu dan harus mengejar rating,” katanya.

Riset yang melibatkan 96 para ahli dari 12 perguruan tinggi ini juga mempunyai tugas yang mulia. Dia mengatakan hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk peningkatan kebutuhan akademik dan pembuatan jurnal ataupun kajian ilmiah di perguruan tinggi. “KPI selalu bersinergi dengan perguruan tinggi yang ada di Indonesia demi mencerdaskan anak bangsa,” paparnya. Tim liputan riset Padang

 

Jakarta – Setelah melalui proses uji kelayakan dan kepatutan atau fit and propertest, beberapa waktu lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) akhirnya menetapkan tujuh Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Papua (KPID Papua) periode 2019-2022. Ke tujuh nama yang terpilih yakni Rusni Abaidata, Iwan Solehudin, Eveerth Zacharias Joumilena, Liboria G Atek, Melkias Mansoben, Jefri Simanjuntak, dan Dr Nahria. DPR Papua juga menetapkan tujuh nama cadangan.

Keputusan penetapan tersebut disampaikan langsung Anggota Komisi I DPR Papua, John Wilil, saat menyampaikan surat tembusan hasil keputusan DPR Papua tentang uji kelayakan dan kepatutan Anggota KPID Papua di Kantor KPI Pusat, Senin (4/11/2019).

Dia mengatakan, hasil dari keputusan pemilihan Anggota KPID telah melalui uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi I DPR Papua telah diumumkan secara terbuka kepada publik pada pekan lalu di Jayapura. “Surat tembusan dan buku laporan hasil proses pemilihan kami sampaikan ke KPI Pusat,” katanya yang pada saat itu ditemui langsung Kepala Bagian Perencanaan, Hukum dan Humas, Umri.

Setelah menerima buku laporan dan surat keputusan DPR Papua, Umri mengharapkan agar penetapan Anggota KPID yang terpilih segera dibuat surat keputusan dan dilantik oleh Gubernur.  

Sebelumnya, di Jayapura, Ketua DPRP, Yunus Wonda, saat membacakan surat keputusan menyatakan, mereka lolos atas persetujuan DPRP terhadap hasil uji kepatutan dan kelayakan calon Anggota KPID Papua periode 2019-2022 yang bersamaan dengan pemilihan Anggota Komisi Informasi.

“Hasil ini juga berdasarkan surat keputusan Gubernur Nomor 480/11072/SET perihal Fit and Proper Test calon anggota KI Papua periode 2019-2023 dan KPID Papua periode 2019-2022 pada 18 september 2019 lalu. Serta berita acara Rapat Pleno Komisi 1 DPRP tentang uji kelayakan dan kepatutan Nomor 02/KOM-1/DPRP/2019,” jelas Yunus di Kantor DPRP, Selasa (29/11/2019) lalu. ***

 

Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo, saat membuka diskusi kelompok terpumpun Panel Ahli Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV di Semarang, Sabtu (2/11/2019).

Semarang - Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi program TV. Meskipun belum bisa menggeser keberadaan rating, setidaknya indeks kualitas ini dapat menjadi acuan peningkatan kualitas program siaran. “Saya yakin pengelola TV tetap membaca hasil riset kualitatif ini. Namun karena di mata industri riset ini belum praktis menunjukkan respon publik hingga rating masing-masing program, maka hasil riset ini menjadi penyanding,” ujar Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo, dalam sambutannya membuka Diskusi Kelompok Terpumpun atau FGD Panel Ahli Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi KPI Periode II tahun 2019 di Semarang, Sabtu (2/11/2019)

Ia menambahkan, dalam huhungannya dengan peningkatan kualitas program, KPI berada dalam dua ranah yakni pertama penegakan regulasi dengan salah satunya memberikan sanksi bagi lembaga penyiaran agar melakukan perbaikan dan kedua melalui pembinaan. Ada kecenderungan potensi pelanggaran tayangan yang terdapat dalam program, maka KPI segera melakukan pembinaan. “Contoh yang baru saja dilakukan adalah pembinaan program infotainment. Kemunculan muatan mistik  di dalam program infotainment, hal ini diikuti oleh televisi lain,” kata Mulyo.

Selain itu, muatan konflik artis yang berasal dari media sosial  Instagram, Facebook, Youtube yang kebenarannya belum teruji dijadikan sebagai materi tayangan. Dalam sinetron juga demikian, kekerasan fisik marak disisipkan. “Padahal kelihatan sangat mengada-ada,” tambah Mulyo.

FGD ini juga menghadirkan pembahasan terkait indikator kepekaan sosial. Panelis menemukan konten program TV yang berisi candaan menghina, bullying baik verbal maupun non verbal. Ini sempat menjadi pertanyaan salah satu panelis ahli, apakah untuk memancing kelucuan hanya dapat dilakukan dengan menghina orang lain.

FGD Panel Ahli membahas 8 kategori program: Berita, Talkshow,Sinetron, Anak, Religi, Wisata budaya, Infotainment dan Variety Show. Diskusi diikuti 8 panelis ahli akademisi yang memiliki  latar belakang beragam ilmu, yang sebelumnya telah diberikan sampel program untuk dianalisa. 

Acara ini  dihadiri oleh Kasubdit Bidang Komunikasi Direktorat Politik dan Komunikasi, Badan Perancanaan Nasional, Dewi Sri Sotijaningsih. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas riset indeks kualitas yang dilakukan oleh KPI. "Dari awal sampai akhir, para panel ahli memberikan komentar mendalam atas sampel program yang diberikan. Score yang diberikan selalu dijelaskan alasannya. Intensitas pembahasan komprehensif,” katanya. 

Meskipun demikian, Bapenas meminta KPI untuk melakukan evaluasi karena riset indeks ini telah berjalan selama lima tahun. “Agar semakin baik dan bisa menjadi menjadi rujukan seperti indeks-indeks lainnya,” tandasnya. Tim liputan Riset Semarang

 

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.