Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo, saat membuka diskusi kelompok terpumpun Panel Ahli Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV di Semarang, Sabtu (2/11/2019).
Semarang - Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi program TV. Meskipun belum bisa menggeser keberadaan rating, setidaknya indeks kualitas ini dapat menjadi acuan peningkatan kualitas program siaran. “Saya yakin pengelola TV tetap membaca hasil riset kualitatif ini. Namun karena di mata industri riset ini belum praktis menunjukkan respon publik hingga rating masing-masing program, maka hasil riset ini menjadi penyanding,” ujar Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo, dalam sambutannya membuka Diskusi Kelompok Terpumpun atau FGD Panel Ahli Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi KPI Periode II tahun 2019 di Semarang, Sabtu (2/11/2019)
Ia menambahkan, dalam huhungannya dengan peningkatan kualitas program, KPI berada dalam dua ranah yakni pertama penegakan regulasi dengan salah satunya memberikan sanksi bagi lembaga penyiaran agar melakukan perbaikan dan kedua melalui pembinaan. Ada kecenderungan potensi pelanggaran tayangan yang terdapat dalam program, maka KPI segera melakukan pembinaan. “Contoh yang baru saja dilakukan adalah pembinaan program infotainment. Kemunculan muatan mistik di dalam program infotainment, hal ini diikuti oleh televisi lain,” kata Mulyo.
Selain itu, muatan konflik artis yang berasal dari media sosial Instagram, Facebook, Youtube yang kebenarannya belum teruji dijadikan sebagai materi tayangan. Dalam sinetron juga demikian, kekerasan fisik marak disisipkan. “Padahal kelihatan sangat mengada-ada,” tambah Mulyo.
FGD ini juga menghadirkan pembahasan terkait indikator kepekaan sosial. Panelis menemukan konten program TV yang berisi candaan menghina, bullying baik verbal maupun non verbal. Ini sempat menjadi pertanyaan salah satu panelis ahli, apakah untuk memancing kelucuan hanya dapat dilakukan dengan menghina orang lain.
FGD Panel Ahli membahas 8 kategori program: Berita, Talkshow,Sinetron, Anak, Religi, Wisata budaya, Infotainment dan Variety Show. Diskusi diikuti 8 panelis ahli akademisi yang memiliki latar belakang beragam ilmu, yang sebelumnya telah diberikan sampel program untuk dianalisa.
Acara ini dihadiri oleh Kasubdit Bidang Komunikasi Direktorat Politik dan Komunikasi, Badan Perancanaan Nasional, Dewi Sri Sotijaningsih. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas riset indeks kualitas yang dilakukan oleh KPI. "Dari awal sampai akhir, para panel ahli memberikan komentar mendalam atas sampel program yang diberikan. Score yang diberikan selalu dijelaskan alasannya. Intensitas pembahasan komprehensif,” katanya.
Meskipun demikian, Bapenas meminta KPI untuk melakukan evaluasi karena riset indeks ini telah berjalan selama lima tahun. “Agar semakin baik dan bisa menjadi menjadi rujukan seperti indeks-indeks lainnya,” tandasnya. Tim liputan Riset Semarang