- Detail
- Dilihat: 6674
Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dan Indosiar lakukan dialog membahas tiga program acara yakni D’Terong, Bintang Pantura, dan Fokus Sore, Jumat, 21 Agustus 2015. Dialog yang dipimpin langsung Koordinator bidang Isi Siaran yang juga Komisioner KPI Pusat Agatha Lily serta Komisioner bidang Isi Siaran Sujarwanto Rahmat Arifin dihadiri perwakilan bidang redaksi dan program Indosiar.
Di awal pertemuan, Lily menjelaskan model dialog ini bertujuan memperbaiki kualitas isi konten dari program yang dinilai KPI Pusat melanggar aturan. Harapannya usai pertemuan, pihak TV dapat segera mungkin melakukan perbaikan terhadap acara-acara yang mendapat sorotan tersebut.
Hal penting yang diangap perlu diterapkan setiap lembaga penyiaran khususnya Indosiar adalah bagaimana menerapkan sistem pengawasan berlapis. Pengawasan ini bisa diwujudkan dengan memfungsikan dua produser dalam program acara yang memiliki potensi melanggar seperti program siaran langsung baik itu program hiburan, komedi atau program lainnya. “Ini untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang fatal disiarkan atau lepas control dan scrip,” katanya.
Lily juga meminta Indosiar tidak masuk ke dalam wilayah SARA yang ditakutkan dapat menimbulkan gejolak di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. “Kami bisa memberi contoh-contoh adegan yang tidak pantas dan tidak boleh tayang. Contoh-contoh tayangan ini mungkin bisa lebih mudah dipahami pihak TV,” tambah Lily.
Adapun Komisioner KPI Pusat S. Rahmat Arifin meminta Indosiar menjaga candaan-candaan yang sifat menjurus menghina fisik atau juga profesi seseorang. Penghinaan ini terhadap fisik, kelainan penyakit dan profesi dinilai melecehkan martabat oranglain dan menyinggung perasaan. “Saya harap hal-hal yang sampaikan tadi jangan jadi jualan obyek. Saat ini, masyarakat kita sudah sangat kritis terhadap hal-hal yang dianggap sensitif. Hal ini mestinya ditindaklanjuti pihak TV dengan kehati-hatian,” katanya kepada perwakilan Indosiar.
Rahmat juga mengingatkan Indosiar tak pernah henti melakukan briefing sebelum pentas berlangsung terutama dengan artis-artis yang terlibat. Briefing ini menjadi pengingat para artis untuk berhati-hati dan lebih teliti ketika berkreasi spontanitas di depan kamera. “Saya juga mengingatkan para produser untuk fokus dan jangan sampai lengah,” pintanya. ***