- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 2392
Lagoi -- Penyiaran memiliki fungsi yang luas dan penting dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tak hanya menyediakan informasi dan hiburan, penyiaran juga berfungsi sebagai perekat atau penghubung (konektivitas) antara masyarakat satu wilayah dengan wilayah lain yang ada di tanah air.
Keberadaan penyiaran (siaran nasional dan lokal) juga penting bagi masyarakat di wilayah perbatasan. Selain menandakan kehadiran negara, hal ini akan menjamin keutuhan dan juga terjaganya kedaulatan NKRI. Tapi satu hal yang tak boleh diabaikan kualitas isi siarannya.
Dalam diskusi interaktif “Merawat Wajah Beranda Bangsa Melalui Penyiaran yang Berkualitas” yang digelar sebelum acara puncak peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-90 di Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (12/8/2023) lalu, Ketua KPI Pusat Ubaidillah, mengatakan tentang pentingnya penyiaran berkualitas di perbatasan. Langkah ini salah satu cara untuk menangkis dampak dari luberan siaran asing di wilayah perbatasan.
“Kita melihat perbatasan itu sebagai beranda depan negara kita yang selalu terpapar luberan siaran asing. Posisi Kepri ini penting. Apalagi sekarang kita sudah analog switch off (ASO). Sekarang, lembaga penyiaran yang tumbuh di Kepri sudah banyak, jadi bisa mengimbangi konten dari negara lain,” jelasnya dalam diskusi tersebut.
Ubaidillah menambahkan bahwa kualitas siaran dapat ditumbuhkan melalui keberagaman konten. Keberagaman ini berupa kekayaan budaya dan Kepri memiliki komponen tersebut.
“Saya kira dengan diversty of content, keberagaman konten juga bisa ditentukan. Apalagi sekarang sudah siaran digital, artinya kesempatan untuk menyiarkan konten-konten keberagaman semakin terbuka. Tidak hanya berita, tapi nilai-nilai lokal dan juga budaya lokal,” katanya.
Berdasarkan data KPID, jumlah TV digital yang bersiaran di wilayah layanan Kepri ada 28. Jumlah ini sudah melampaui jumlah lembaga penyiaran negara tetangga yang siarannya sampai ke Kepri.
Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyebutkan, wilayah Kepri terdiri atas 2408 pulau. 370 diantaranya pulau berpenghuni dan terdapat 22 pulau letaknya di wilayah terdepan. Karena berbatasan langsung dengan negara tetangga, wilayah Kepri paling banyak terpapar siaran asing.
Karenanya, lanjut Gubernur, dibutuhkan akses siaran (digital) yang memadai. Sehingga masyarakat di wilayah-wilayah sulit siaran dapat dijangkau. “Maka tidak ada kata lain kecuali memenuhi kebutuhan-kebutuhan jaringan informasi itu agar tersedia cukup dan baik,” pintanya.
Dia juga menekankan pentingnya penyiaran yang berkualitas. Bahkan, kebutuhan ini sama halnya dengan prosperity approach (pendekatan kesejahteraan). Menurutnya, pendekatan ini akan membangun sense of belonging (rasa memiliki) dan sense of responsibility (rasa tanggungjawab) pada masyarakat di perbatasan. Secara sadar rasa ini membentuk semangat mereka untuk menjaga kedaulatan negaranya dengan sungguh-sungguh.
“Maka ini sebenarnya momentum hari penyiaran nasional ini penting dilaksanakan di Kepri,” ujar Ansar Ahmad.
Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI Budi Arie Setiadi mengatakan, di era digitalisasi batas-batas digital negara semakin samar. Tumpang tindih konten menjadi hal yang lumrah. Untuk itu, menurutnya yang perlu ditekankan adalah kualitas konten itu sendiri.
“Saya yakin dengan kekuatan dan kearifan kebudayaan kita yang tangguh. Juga dengan KPI yang menjaga dari konten negatif. Kita optimis dengan diselenggarakannya Harsiarnas di perbatasan, di Kepri. Dengan konten-konten lokal berkualitas, bisa menambah semangat dan motivasi makin digital, makin maju,” ujarnya.
Menkominfo menambahkan, dibandingkan daerah perbatasan lain di Indonesia, Kepri menjadi wilayah terdepan dengan level persaingan yang ketat dengan negara tetangga. Untuk itu, ia mengapreasiasi penyelenggaraan Hasiarnas di Kepri.
“Diselenggarakannya Harsiarnas di Kepri, selain untuk membangun penyiaran yang ramah, bermartabat, dan berbudaya, juga memberikan kesan bahwa Kepri sebagai provinsi yang memiliki demografi pluralisme. Sebagai Indonesia mini, Kepri bisa memberi inspirasi Indonesia maju, dari Kepri untuk Indonesia,” papar Budi. ***/Foto: Agung R