- Detail
- Ditulis oleh IRA
- Dilihat: 5846
Surakarta - Puncak Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-88 diselenggarakan di Auditorium Sarsito Mangunkusumo, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI), 1 April 2021. Pemilihan lokasi puncak peringatan ini, tak lepas dari nilai kesejarahan gedung LPP RRI yang awalnya merupakan studio Solosche Radio Vereniging (SRV) yang kemudian diserahkan Mangkunegara VII sebelum kemerdekaan.
Dalam puncak peringatan Harsiarnas ini, hadir Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Platte, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio beserta jajaran komisioner KPI yang lain. Yang menarik dari puncak Harsiarnas tahun ini, kehadiran para pejabat negara akan dikemas dalam tayangan televisi berjudul SKETSA yang bernuansa budaya dan disiarkan langsung di stasiun TV induk jaringan.
Menurut Ketua Pelaksana Harsiarnas, Hardly Stefano Pariela, tayangan SKETSA akan menempatkan para pejabat negara berperan sebagai tokoh-tokoh dalam kisah pewayangan khas Jawa. Akan ada yang berperan sebagai tokoh punakawan seperti Semar dan Petruk, ada pula yang menjadi Arjuna, ujar Hardly. Dalam SKETSA ini mengisahkan tentang goro-goro yang terjadi di bumi Amarta lantaran terserang pagebluk atau pandemi sehingga membutuhkan bantuan nasehat dari para punakawan.
Hardly menjelaskan, makna dari tayangan SKETSA di puncak peringatan Harsiarnas adalah pentingnya kolaborasi antar semua pihak untuk menyelesaikan masalah pandemi di negeri ini. Iman, Aman, Imun, dan Vaksin merupakan penanganan pribadi untuk mencegah tertular virus. Namun yang tak kalah penting juga adalah menggalang solidaritas sosial termasuk dengan Gerakan Jogo Tonggo atau Gerakan Saling Menjaga. Hardly mengatakan, dunia penyiaran juga harus ikut dalam kolaborasi besar mendukung program pemerintah dalam mengatasi pandemi. Apalagi dunia penyiaran memiliki fungsi perekat sosial untuk membangun solidaritas sosial antar masyarakat.
Presiden Joko Widodo yang turut hadir secara virtual dalam puncak peringatan Harsiarnas, berkesempatan menyapa segenap insan penyiaran serta seluruh masyarakat Indonesia. Dalam acara yang disiarkan langsung oleh Trans Tujuh ini, Presiden menyampaikan tentang tantangan pengelolaan informasi yang berlimpah saat ini. Setiap orang dapat dengan cepat memperoleh, memproduksi serta menyebarluaskan informasi.
Pentingnya keterbukaan dan ketepatan informasi ini, menurut Presiden, dialami betul dalam kondisi pandemi covid-19. Keterbukaan informasi menjadi salah satu faktor kesuksesan penanganan pandemic. “Alhamdulillah, dengan informasi yang terbuka, transparan, akuntabel dan bertanggung jawab, serta kerja sama semua pihak kita dapat segera membuat situasi kondusif dan terukur dan pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat. Masyarakat juga dapat memahami dan menghadapi pandemi ini dengan informasi yang baik,” ucap Presiden. Diakui pula olehnya, keterbukaan informasi saat ini turut mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Presiden menyampaikan terima kasih kepada KPI, pemerintah dan lembaga penyiaran baik di pusat dan daerah, yang telah bekerja sama menyajikan informasi aktual sejak awal tentang penanganan pandemic. “Melalui sosialisasi disiplin menjalankan penegakan protokol kesehatan serta vaksinasi kepada seluruh masyarakat,” ujarnya.
Presiden juga mengatakan, pengawasan oleh KPI harus dilakukan secara berimbang. “Kita harus sama-sama menjaga agar masyarakat memperoleh informasi yang berkualitas dan edukatif. Meningkatkan literasi informasi kepada masyarakat dan mengembangkan kanal-kanal baru yang kreatif agar diminati masyrakat untuk mendapatkan informasi yang sehat dan akurat,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Presiden Joko Widodo yang juga menjadi salah satu tokoh penting dalam melahirkan Hari Penyiaran Nasional di tahun 2010 menegaskan, kita harus bersama membuat dunia penyiaran menjadi lebih baik dari berbagai aspek . Baik itu aspek konten ataupun aspek industry. Menurutnya, agar tumbuh semakin baik, masyarakat pun harus semakin cerdas mengawasi dan menyikapi informasi, serta regulator dan pengawas yanjg lebih kuat dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Kepala Negara meyakini, dengan dengan penataan ekosistem penyiaran yang berkelanjutan, industri penyiaran Indonesia semakin tangguh. “Semakin dinikmati masyarakat dengan tampilan konten yang berkualitas dan mencerdaskan,” pungkasnya. */Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden