Balige – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terus mendorong penguatan literasi di masyarakat melalui kegiatan Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa (GLSP) di Kota Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Senin (13/3/2023). Gerakan massif ini diharapkan dapat menjaga dan mengembangkan peran media untuk terus memberikan kemanfaatan bagi masyarakat melalui isi siarannya.
Membuka acara GLSP, Anggota KPI Pusat, Hardly Stefano mengatakan, literasi bukan hanya soal tentang baca tulis, tapi ketika sudah diletakkan namanya literasi media, bagaimana seseorang itu menggunakan media dengan baik termasuk memilah dan memilih konten yang baik untuk dibuat dan di share ke publik.
“Bagaimana seseorang itu bisa dengan baik menggunakan media dengan baik. Baik menggunakannya secara teknis dan terutama baik memilih kontennya. Jadi yang akan dikeluarkan sebagai inspirasi yang baik,” katanya di depan seratusan siswa dan siswi SMA 1 Balige.
Menurut Hardly, pihaknya menyadari bahwa banyak informasi yang beredar di media sosial tidak memiliki pengawasan. Hal ini berujung dengan munculnya dampak buruk bagi semua kalangan termasuk kalangan pelajar.
“Karenanya, kita ingin mendorong siswa dan guru agar media televisi bisa digunakan menjadi media pembanding dari informasi yang diterima masyarakat di media sosial. Informasinya baik dan buruk yang mereka terima maka mereka bisa menemukan pembanding lewat media televisi,” ujar Hardly Stefano.
Dia berharap seluruh materi yang disampaikan nara sumber dapat diterima seluruh siswa sehingga para siswa ini nantinya akan menjadi agen literasi yang mampu memberikan pencerahan tidak hanya di lingkungan sekolah tapi juga di lingkungan keluarga
“Ini bisa jadi bekal bagi siswa untuk kembali disampaikan ke keluarga. Agar mereka juga terpapar informasi yang baik. Ini bagian tugas dari siswa yang sudah mengikuti GLSP. Agen literasi yang membawa semangat literasi ke manapun berada,” paparnya.
Pendapat yang sama turut disampaikan Ketua KPID Sumut, Anggia Ramadan. Menurutnya, kegiatan literasi untuk kalangan siswa di era sekarang sangat penting. Pasalnya, media memengaruhi cara pandang masyarakat dalam kehidupan terutama generasi muda.
“Jika mereka salah terima tontonan, ini akan memengaruhi mereka. Khawatir ada perilaku kejahatan yang terpengaruhi akibat media. Bisa memilih mana yang baik dan yang sehat. Dan, tugas dari KPI adalah memberikan tayangan yang baik yang bisa ditonton masyarakat,” ujar Anggia.
Pada sesi materi dihadirkan tiga nara sumber antara lain Anggota KPI Pusat terpilih (2023-2026), Aliyah, Muhammad Hasrul Hasan Komisioner dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Balige, Jhon Suhartono. ***/Foto: AR