Banjarmasin – Bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melakukan riset kualitas program siaran televisi tahun2021 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis, (3/6/2021). Dalam kesempatan itu, tiga kategori program acara yang masuk dalam riset tahun ini masih menjadi sorotan tim riset yang sebagian besar para ahli dari berbagai bidang.
Pada saat membuka acara riset tersebut, Komisioner KPI Pusat, Mimah Susanti, mengatakan tiga program acara antara lain infotainmen, variety show, dan sinetron nilai kualitasnya masih di bawah standar yang ditetapkan KPI. "Kesimpulannya, rata-rata siaran dari tiga program ini masih di bawah standar," kata Koordinator Bidang Isi Siaran KPI ini.
Dia berharap, program riset KPI tak selalu dipandang sebagai hasil pengawasan. "Justru sebagai referensi saat merancang program siaran yang lebih baik," tambahnya. Sebagai contoh, konten sinetron yang berkutat pada tema perceraian dan pernikahan dini. "Selain menghibur juga harus mendidik," tegasnya.
Sementara itu, Komisioner KPID Kalsel, Marliyana menambahkan, stasiun TV tak semestinya mengorbankan kepentingan masyarakat demi mengejar rating tinggi. Dia juga melihat sebuah pola. Begitu sebuah acara disukai penonton, produksi acara serupa akan digenjot. Akhirnya, mirip-mirip semua.
Diakuinya, rating itu penting untuk menarik pemasang iklan. Terlebih di tengah pandemi, ketika industri media menghadapi resesi ekonomi.
Penting ditekankan, riset KPI berbeda dengan survei Nielsen. Karena yang kedua menggunakan metode kuantitatif, sementara yang disebut pertama menggunakan metode kualitatif.
Harapan terakhir Marliyana tertuju pada pemasang iklan. Ke depan, pemasang akan mengincar program TV yang memang bermutu. "Karena kalau cuma disukai penonton, belum tentu yang paling berkualitas," pungkasnya. Red dari berbagai sumber