Jakarta – Milenial dan internet merupakan dua hal tidak terpisahkan. Konten internet dengan kreativitas dan kreasinya banyak di dominiasi oleh anak muda.
Anggota Komisi 1 DPR RI, Syarief Hasan mengungkapkan, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini generasi millenial semakin ulet dalam mengembangkan berbagai usaha di bidang bisnis kreatif, mulai dari kuliner hingga fashion. Dominasi generasi milenial dalam bisnis kreatif di Indonesia terlihat dari besarnya jumlah rataan generasi milenial yang menjalankan bisnis kreatif saat ini.
“Generasi muda punya keunggulan pada kemampuan untuk menyerap lebih banyak informasi secara cepat melalui teknologi yang mereka kuasai lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya,” kata Syarief saat menjadi pemateri dalam diskusi berbasis daring yang diselenggarakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dengan tema "Pemanfaatan Internet sebagai Media Penyebaran Informasi dalam Upaya Diri dari Bencana Pandemi Covid 19” di Jakarta, Senin (12/10/2020).
Lebih lanjut, Syarief yang juga Wakil Ketua MPR ini mengatakan, bisnis online merupakan bisnis yang paling laris di kalangan milenial. Dari tahun ke tahun, jumlah pemilik bisnis online semakin bertambah. Kekuatan yang akan menjadi dasar bagi generasi muda, di tengah-tengah kontraksi resesi ekonomi generasi muda harus jeli dalam ambil peluang dengan teknologi semakin berkembang.
“Meraih peluang, secara keseluruhan bahwa teknologi antara internet ini memiliki banyak manfaat yang bisa diperoleh. Di Indonesia, terdapat ribuan bahkan puluhan ribu orang yang menggeluti bisnis online karena memang cukup profitable, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Yuliandre Darwis mengatakan apresiasinya kepada BAKTI telah memaksimalkan layanan internet ke seluruh Indonesia dengan harapan setiap elemen masyarakat dapat menikmati teknologi komunikasi.
“Bayangkan begitu luasanya bangsa kita, bagaimana upaya BAKTI dalam memaksimalkan upaya pemerataan layanan internet hingga ke pelosok bangsa,” kata Yuliandre.
Presiden International Broadcasting Regulathory Authority Forum (IBRAF) periode 2017-2018 ini mengatakan berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) bahwa sebaran isu hoax atau berita bohong terkait covid-19 sebanyak 1.181 periode Januari hingga per 8 Oktober 2020.
“Fenomena ini membuktikan bahwa adanya perilaku yang belum bijaksana dalam menggunakan sosial media, sesorang mendapatkan informasi kemudian disebarkan tanpa mengetahui sumber dan keaslian berita tersebut kemudian menjadi sesuatu isu yang mengglobal,” ungkap pria yang akrab disapa Andre ini.
Dalam prespektif penyiaran, Andre mengingatkan untuk berhati-hati dan menjunjung tinggi norma ketika memproduksi konten. Ia berpesan agar mampu memverifikasi data yang akan dibuat subjek.
Andre menegaskan upaya KPI selalu memberikan Iklan Layanan Masyarakat yang sifatnya ajakan untuk bermawas diri dalam upaya penyebaran berita bohong. Dirinya mengkalim bahwa informasi yang ada lewat Lembaga Penyiaran sudah melakukan beberapa tahapan sehingga pihaknya yakin jika sudah masuk ke media konvensional bisa di pertanggungjawabkan.
“Saring sebelum sharing adalah kekuatan anak muda. Jangan terlalu tergesa-gesa menyampaikan sebuah informasi dan yang paling penting adalah jangan merasa menjadi sosok yang pertama dalam menyebarkan informasi,” tutup Yuliandre. Man/*