Bengkulu – Malam puncak peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke 84 yang berlangsung di Gedung Rakyat Bengkulu, 1 April 2017 lalu, mengangkat tema ''Semangat Nawacita untuk Ketahanan Bangsa melalui Penyiaran yang Berkarakter dan Mencerdaskan''.
Dihadiri ratusan tamu undangan dari berbagai daerah, malam peringatan Harsiarnas ke 84 ini juga dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dan Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti. Pada saat menyampaikan sambutan, Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis mengatakan melalui tema “Semangat Nawacita untuk Ketahanan Bangsa melalui Penyiaran yang Berkarakter dan Mencerdaskan“, harus mampu diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Perkembangan teknologi komunikasi dan penyiaran begitu cepat dan masif. Fenomena digitalisasi, konvergensi media, terpaan siaran asing, kompetisi industri penyiaran yang makin ketat, realitas hoax, maraknya informasi yang menyebar kebencian, siaran politik, orientasi rating menjadi tantangan bersama dunia penyiaran yang dihadapi saat ini,” ujarnya.
Mengawal dunia penyiaran membutuhkan solidaritas dan pengorbanan tulus seluruh komponen masyarakat. Melalui peringatan Harsiarnas, tanamkan spirit itu demi kepentingan bangsa dan negara, NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945. Untuk itu dibutuhkan kekompakan berbagai pihak serta para pemangku kepentingan penyiaran.
“Partisipasi aktif pemerintah, KPI, lembaga penyiaran, forum masyarakat peduli penyiaran sehat, kalangan akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan komponen bangsa seutuhnya harus bersatu mewujudkan cita-cita bangsa melalui penyiaran,” ungkapnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Menkominfo Rudiantara berharap peran serta media televisi agar lebih ditingkatkan. Hal ini untuk menyiapkan dan membentuk karakter bangsa Indonesia. "Bisnis boleh. Tapi jangan lupa peran televisi itu mencerdaskan bangsa, menyiapkan karakter bangsa," katanya. Selain itu, Rudiantara meminta kepada semua awak media penyiaran, untuk lebih memperbanyak siaran lokal. Baik siaran budaya, lagu daerah, berita-berita lokal, dongeng, hingga potensi-potensi daerah.
“Di usia yang sudah 84 tahun ini, mari kembalikan semangat pada tujuan awal diselenggaran Hasiarnas. Membangkitkan kembali siaran-siaran lokal,” terang Rudiantara.
Ia juga minta kepada semua penyiaran harus tetap berkarakter. Menjunjung tinggi cinta tanah air, dengan menguak perjalanan Indonesia sebagai negara kesetuan. Tanpa harus memandang atiribut ataupun kepentingan lainnya. Di era globalisasi ini, tentunya kemajuan komunikasi akan semakin berkembang. Dengan demikian, tentunya semua harus ikut berperan. Mampu menghindari penyiaran tidak sehat, yang berakibat dengan saling hujat dan tidak lagi mencerminkan Indonesai bermartabat.
Raih Penghargaan
Pada malam peringatan Hari Siaran Nasional (HASIARNAS) ke 84, KPI memberikan penghargaan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu, LSM Pemantau Regulasi & Regulator Media (PR2Media), dan (Alm.) Prof Sasa Djuarsa Sanjaya. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menerima penghargaan sebagai mitra KPI Pusat yang mendukung penyiaran sehat di Indonesia. Sedangkan PR2Media mendapat penghargaan sebagai LSM yang aktif dan konsisten dalam pengawasan & penyadaran penyiaran yang sehat, serta (Alm.) Prof Dr Sasa DJuarsa Sanjaya sebagai tokoh yang aktif mendukung kedaulatan penyiaran di Indonesia.