Palembang - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Sumatera Selatan, Rabu (23/11/2022) menggelar diskusi bertajuk “Peningkatan Kualitas Isi Siaran Pada Lembaga Penyiaran Era Digital di Sumatera Selatan”.
Diskusi yang berlangsung di Rocca Cafe ini merupakan rangkaian agenda KPID Sumsel dalam melakukan evaluasi isi siaran televisi dan radio.
Ketua KPID Sumsel, Herfriyadi mengatakan, kegiatan digelar kali ini merupakan upaya pihaknya dalam rangka meningkatkan kualitas program TV dan Radio kedepannya.
“Kegiatan ini merupakan upaya kita agar konten dan program yang ada di lembaga penyiaran TV dan Radio Sumsel bisa kita kritisi sama-sama dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas program TV dan radio kedepan,” ucap Herfriyadi ketika diwawancarai.
Ia berharap, melalui diskusi kali ini akan memunculkan ide-ide kreatif dan menarik dari lembaga penyiaran baik dari Televisi maupun Radio.
“Harapannya program-program yang disiarkan lembaga penyiaran TV dan Radio kedepannya akan semakin menarik dan lebih mengedukasi,” katanya.
Dalam diskusi kali ini KPID Sumsel turut menghadirkan perwakilan Komisi I DPRD Sumsel, Akademisi Komunikasi dari UIN Raden Fatah Palembang, Anita Trisiah dan Mantan Ketua KPID Sumsel, Lukman Badar Syailendra. Red dari berbagai sumber
Surabaya - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur (KPID Jatim) berkunjung ke kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur atau KPU Jatim, Senin (21/11/2022).
Pertemuan ini disebut untuk memperkuat sinergi dalam menyukseskan Pemilu 2024.
Kedatangan rombongan KPID ini juga mengajak serta 10 mahasiswa magang dari Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Berlangsung di Media Center KPU Jatim, kunjungan ini dikemas dalam bentuk diskusi interaktif.
Ketua KPID Immanuel Yosua beserta Anggota Royin Fauziana, Dian Ika, dan Sundari hadir secara langsung. Mereka diterima oleh jajaran KPU Jatim yakni Komisioner Miftahur Rozaq dan Gogot Cahyo Baskoro serta Sekretaris Nanik Karsini.
Anggota KPID Jatim Dian Ika mengatakan sengaja juga mengajak sejumlah mahasiswa agar mengetahui aktivitas KPU dalam menyelenggarakan Pemilu. Dian berharap dari kunjungan ini mahasiswa dapat mengambil wawasan baru serta terlibat aktif menjadi relawan pemilu.
"Kebetulan mahasiswa ini dari jurusan Ilmu Politik yang tentu relevan dengan aktivitas kepemiluan," katanya.
Komisioner KPU Jatim Miftahur Rozaq dalam sambutannya menyampaikan pihaknya selaku penyelenggara pemilu berharap keterlibatan aktif berbagai pihak sesuai dengan kapasitas masing-masing. Apalagi, saat ini telah memasuki tahapan Pemilu. "Untuk itu KPU butuh mitra untuk menyukseskan pemilu ke depan," kata Rozaq.
Sementara itu, Komisioner KPU Jatim Gogot Cahyo Baskoro dalam kesempatan itu juga memaparkan jika KPID merupakan mitra KPU selama ini. Utamanya, berkaitan dengan pengawasan terhadap aktivitas kampanye di media. "Berupa penyiaran dan pemberitaan, iklan, serta debat publik," kata Gogot.
Disisi lain, Gogot mengajak kalangan mahasiswa yang hadir untuk tidak golput dalam Pemilu. Mantan jurnalis itu mengakui sejauh ini segmen pemilih pemula dan kalangan muda menjadi atensi KPU Jatim untuk menjadi agen sosialisasi.
"Terlebih dengan jumlah mereka yang dangat dominan dalam daftar pemilih," ucap Gogot. Red dari berbagai sumber
Palu – Sosialisasi peraturan pengawasan iklan obat dan makanan, yang diselenggarakan oleh Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Palu bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Tengah, Senin (14/11) menghadirkan peserta dari perwakilan awak media elektronik di Kota Palu.
Membuka kegiatan itu, Kepala BPOM Palu Agus Riyanto menyampaikan bahwa berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan nomor 386 tahun 1994 tentang pedoman periklanan baik makanan, obat, obat tradisional, kosemetik alat kesehatan, sebagai sebuah rpomosi atau memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, namun iklan juga sebagai sarana untuk meningkatkan penjualan prodak.
“Namun hingga saat ini masih ada iklan yang mengandung informasi belum memenuhi kriteria objektif, lengkap, bahkan ada yang menyesatkan dan mengakibatkan penggunaan yang salah dan tidak rasional, serta merugikan masyarakat,” katanya.
Agus menyampaikan bahwa perkembangan ilmu dan teknologi meuntut para pelaku usaha untuk memproduksi produk yang dapat diterima konsumen, persainagan antar usaha tentunya menuntut para pelaku usaha berinovasi pada produknya, namun juga mengemas dalam pemasaran produk melalui iklan. “Namun iklan yang ditayangkan tidak selalu mengambarkan informasi yang sebenarnya dari produk yang dijual, bahkan terkesan berlebihan,”katanya.
Menurut Agus, hal ini tentunya memerlukan adanya pengawasan dari pemerintah dalam hal ini BPOM akan melakukan pengawasan terhadap periklanan, tujuannya agar masyarakat dapat terlindungi dari iklan yang tidak sesuai dan menyesatkan. “Pemerintah melakukan pengawasan informasi obat dan makanan, termasuk periklanan meskipun yang dihadapi adalah relatif kompleks karena aspek yang dipertimbangkan sebab tidak hanya ke persoalan iklan saja, tetapi juga ada resikonya terhadap kesehatan,”tegasnya.
Sehinga isi dari promosi ikaln harus dirancang sebaik mungkin agar tidak menimbulkan privasi yang salah bagi masyarakat luas. Olehnya BPOM bekerjasama dengan KPID Sulteng untuk menindaklanjuti iklan di media lokal, dan dapat menekan angka pelanggaran serta mendorong kepatuhan pelaku usaha. “Agar perusahaan bisa menampilkan iklan secara objektif tidak menyesatkan dan bertangungjawab,”terangnya.
Dalam kegiatan itu, turut hadir ketua KPID Sulteng Indra Yosvidar, serta pemateri tentang iklan di media elektronik yang dibawakan oleh komisioner KPID Sulteng dr Ricky Yuliam. Red dari berbagai sumber
Belitung - Komisi penyiaran Indonesia daerah (KPID) Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan kegiatan sosialisasi Digitalisasi Penyiaran di SMA Negeri 1 Manggar Belitung Timur, Rabu (16/11/2022).
Kegiatan sosialisasi ini diterima langsung oleh kepala SMA Negeri 1 Manggar Sabarudin, dalam pertemuan ini dihadiri oleh Imam Ghozali Ketua KPID Kepulauan Bangka Belitung beserta jajarannya.
Koordinator Bidang Pengelolaan Sistem dan Struktur Penyiaran (PS2P) KPID Bangka Belitung Sabpri Aryanto mengatakan dalam kegiatan ini memberikan pemahaman kepada peserta didik untuk memahami tentang digitalisasi penyiaran, karena digitalisasi dapat membuka peluang para konten kreator baru termasuk dari lokal.
"Apalagi di era teknologi yang serba digital dengan adanya digitalisasi ini akan melahirkan banyak kesempatan bagi content creator lokal," katanya, dalam rilis yang diterima Pos Belitung.
KPID yang diamanahkan UU sebagai regulator penyiaran di Indonesia berdasarkan UU 32/2002 menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia. Juga membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran, serta membangun iklim persaingan yang sehat antar lembaga penyiaran dan industri terkait.
Maka dibutuhkan literasi media maupun literasi digital agar kemampuan seseorang dalam aspek pemanfaatan teknologi digital, alat komunikasi, membuat dan mengevaluasi informasi dengan sehat dan cermat. Serta patuh kepada hukum dalam kehidupan dalam dunia digital.
Literasi media Digitalisasi penyiaran memberikan pemahaman agar para pelajar jangan mudah terpancing jika ada kabar atau informasi yang beredar. Ia berpesan agar para siswa juga harus banyak membaca agar pengetahuannya bisa lebih luas dalam mengikuti tren teknologi di era digitalisasi penyiaran.
Senada dengan itu, Koordinator PS2P Izhar Yulia Amri menyampaikan maka pentingnya literasi media di era digitalisasi penyiaran, karena literasi media diperlukan agar masyarakat sebagai khalayak media memiliki otoritas untuk secara aktif memilah dan memilih tayangan media.
Dengan demikian, kalau masih ada sajian menonjolkan sensasi, maka khalayak bisa menolaknya. Faktanya, ada hal baik dan ada pula hal buruk tersaji di layar kaca.
Dia menjelaskan, setidaknya ada tiga tujuan utama dari literasi media, yakni memahami (operasi) media dengan benar, menyikapi media secara benar ,dan memihak pada isi media yang benar.
"Maka sangat diperlukan literasi media untuk kalangan pelajar agar memahami perkembangan teknologi di era digitalisasi dengan memahami dalam memilih dan memilah siaran yang baik," jelasnya.
Dalam pandangan optimis, kedepannya literasi media diharapkan lebih mampu mendorong anak-anak untuk produktif dalam membuat konten-konten positif yang bisa membantu proses perkembangan diri mereka. Red dari berbagai sumber
Jakarta - Jakarta Broadcating Expo 2022 yang diselenggarakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) DKI Jakarta dibuka di Balaikota DKI Jakarta oleh Asisten Bidang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, (9/11). Acara yang mengambil tema sinergi kolaborasi insan penyiaran wujudkan siaran berkualitas era digitalisasi penyiaran, dilaksanakan dalam rangka memasuki digitalisasi yang ditandai dengan Analog Switch Off (ASO) pada 2 November 2022.
“Melalui Expo ini masyarakat mendapatkan informasi yang baik tentang ASO dan memahami apa yang harus dilakukan memasuki era penyiaran digital,” jelas Sigit saat memberikan sambutan pada acara pembukaan. Jakarta Broadcasting Expo merupakan kerja sama KPI DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta stake holder penyiaran dalam rangka mewujudkan masyarakat peduli penyiaran DKI Jakarta.
Jakarta Broadcasting Expo Terdiri atas berbagai rangkaian kegiatan diantaranya pameran, pembentukan masyarakat peduli penyiaran, Training of Trainer Penyuluh Penyiaran, seminar dan literasi penyiaran, coaching dan lomba presenter serta panggung hiburan. Secara simbolik Asisten Bidang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta bersama Ketua KPID, Kawiyan dan Wakil KPID Jakarta, Rizky Wahyuni beserta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Gilang Iskandar menekan tombol digital tanda dibukanya Expo.
Wakil Ketua KPID DKI Jakarta, Rizky Wahyuni yang juga penanggungjawab kegiatan ini mengharapkan dengan adanya ekspo ini stake holder penyiaran bersama masyarakat DKI Jakarta mampu bersinergi mewujudkan penyiaran berkualitas di era penyiaran digital. “Baik itu memberikan informasi yang cukup baik kepada masyarakat melalui expo, membekali masyarakat dengan aturan pengawasan melalui Training of Trainer, memperkuat literasi dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) penyiaran handal melalui coaching dan lomba presenter,” ulas Rizky.
Acara hari pertama dimulai dengan pembukaan Expo, pembentukan masyarakat peduli penyiaran, Training of Trainer dengan narasumber Hardly Stefano (KPI Pusat), Fetrimen (Lembaga Sensor Film) diikuti perwakilan camat se Provinsi DKI Jakarta. Acara berikutnya adalah Coaching Presenter dengan narasumber Anggota DPR RI Komisi 1, Junico Siahan, Presenter RTV, Michael Tjandra dan Kenia Gusnaeni, yang diikuti sebanyak 100 orang mahasiswa sebagai peserta lomba. Acara akan berlangung selama dua hari Rabu-Kamis, 9-10 / November 2022 di Balikota DKI. Hari kedua akan diisi dengan sosilisasi dan literasi Bersama KPI Pusat, Lomba Presenter dan Penutupan acara.
Sekarang begitu dengan maraknya "BULLYING" saya harap KPI tidak menutup mata tentang masalah ini mengapa? Bagaimana bisa anak "SMP" berperilaku seperti demikian miris sekali kenapa KPI tidak boleh menutup mata? Ya salah satunya "SINETRON" kenapa saat ini kartun di kurangi malah "SINETRON" yang jelas sekali banyak Negatifnya malah tidak ada positifnya saya mau tanya gunanya KPI apa? Kami anak 90'an dulu kami selalu bangun pagi tiap hari karena dulu pagi2 sebelum berangkat sekolah setelah shalat subuh itu banyak kartun pagi hari sambil sarapan kami menonton tau hal positifnya? Membuat Mood anak,ketertarikan anak bangun pagi, apalagi hari minggu banyak sekali kartun tanpa mengurangi esensi dari film tersebut tanpa mengcut,merubah dari film tersebut kalo pembluran mungkin masih wajar sehingga banyak yg tertarik tapi lihat sekarang LEBIH PARAH dari dulu anak tetangga saya pulang sekolah,minggu pagi udah hilang entah kemana menggunakan motor padahal jelas2 masih Sd dilarang membawa kendaraan bermotor sudah kita lihat kekurangan anak terhadap televisi sehingga suatu hari saya ke warnet untuk mengeprint tugas ternyata ada anak tersebut dan dia sedang membuka youtube sambil menonton kartun yang sebenarnya ada di tv namun di cut dan sebagainya.. Kami dulu anak 90'an tidak perlu dicut dan sebagainya tapi kami tahu, kita ambil naruto mereka bertarung lalu berdarah apakah itu bahaya bagi anak? Tidak karena kami dulu anak 90an berpikir bahwa kita gaboleh bertarung seperti itu karena bisa menimbulkan darah simplenya seperti itu.. Lihat malah anak sekrg ke warnet,KPI tahu warnet kan? Itu membuat anak lebih parah kenapa? Disana tidak terjaga lalu game itu juga parah diwarnet.. Itulah kenapa mirisnya anak sekarang tidak nyaman dirumah karena TONTONAN TIDAK BERMUTU,tidak ada. Salahnya menampilkan kartun/anime sesuai waktunya tidak kaya sekarang SINETRON terus menerus,sudahlah BATASI SINETRON JIKA INGIN SINETRON PUKUL 21.00 KEATAS, perbanyak kartun, talkshow mendidik(Hitam Putih, pagi pagi semangat), Penyensoran yang wajar tidak mengurangi esensial dikartun darah dihitam putih anak2 juga bingung itu kenapa biarkan mereka tau darah itu hanyalah kartun kecuali dia menonton film dewasa seperti peperangan atau thriller saya yakin itu film bukan untuk anak kecil dan kenapa film dewasa juga dihitamputihkan dicut sudah jelas jelas film dewasa penayangan malam ngapain juga di cut.. Semestinya KPI juga belajar yang ada di lingkungan dengan Penyensoran yang segitu parahnya sehingga menghilangkan esensi film mengurangi penonton, liat lebih bahaya sekrg dilingkungan saya lebih suka anak menonton televisi dibanding anak sudah mengenal gadget jujur saya dahulu memegang gadget itu dikelas 2SMP tapi kita tau apa itu komputer,kenapa karena saat itu tv lebih menarik.. Sekian saja cukup satu pesan saya "Ada sebab ada akibat" terimakasih.
Pojok Apresiasi
Reyvansyah
Saya begitu apresiasi dengan hadinya beberapa Anime yang saat ini muncul di Pertelevisian Indonesia. Tapi mungkin jika ratingnya remaja, setidaknya jangan sensor bagian berdarah atau senjata.