Populer
Perkuat Pemahaman Aturan Penyiaran, KPI Gelar Bimtek P3SPS di BTV 19 Des 2024 - RG
Penyiaran di Tengah Krisis: Peran Strategis dalam Situasi Bencana24 Des 2024 - Super User
20 Tahun Tsunami Aceh, Ketua KPI Pusat Ajak Televisi dan Radio Masifkan Edukasi Kebencanaan26 Des 2024 - Super User
KPI Pusat Terima Kunjungan DPRD dan KPID Jawa Barat10 Jan 2025 - RG
KPI Pusat Terima Kunjungan DPRD Provinsi Riau15 Jan 2025 - RG
VIDEO
Pojok Aduan
Okada Domi | Setiap orang memiliki privasi, baik privasi akan diri sendiri, teman hingga keluarga. Privasi cenderung merupakan hal yang bersifat sensitif bagi pribadi yanag memiliki privasi itu. Beberapa kali privasi dijadikan gosip ataupun perbincangan bagi beberapa orang. Gosip adalah sebuah obrolan atau rumor kosong, yang biasanya berkaitan tentang urusan pribadi atau orang lain. Beberapa program tv di Indonesia mulai memanfaatkan privasi orang-orang untuk dijadikan tontonan bagi rakyat. Salah satu program reality show, “Rumah Uya” milik Trans 7. memiliki tujuan utama untuk menjadi penengah sekaligus mencarikan solusi bagi pihak-pihak yang bermasalah. Tapi beberapa kali program tersebut menggunakan perseteruan dan privasi menjadi sebuah hiburan bagi masyarakat. Program TV harus mempunyai fungsi sebagai media hiburan yang sehat, tertulis demikian “Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial”, pada Bab II Pasal 4 Ayat 1 UU NO 32/2002 tentang penyiaran. Program TV harusnya memberikan hiburan yang sehat dan sekaligus mendidik penonton, tidak menjadikan perseteruan orang ataupun privasi pribadi menjadi hiburan milik penonton. Seolah-olah menjadikan kewajiban untuk membicarakan privasi orang menjadi hiburan. Program TV seharusnya bisa mengontrol kontennya untuk disajikan ke masyarakat, yang bisa menjadikan bermanfaat buat Pendidikan ataupun pemikiran rakyatnya, bukan justru mendorong ke pemikiran yang lebih buruk. |
Pojok Apresiasi
Luhung Sani Habibullah | Maaf Tolong sekali ke KPI untuk memperbanyak lagi film-film seperti era 1995-2000 an sebab ini bahaya di generasi sekarang akibat tayangan TV yang tak di minati banyak anak anak metrka beralih ke smart phone dimana resiko buruk peluang nya lebih besar dari pada televisi, sudah banyak berita berita di televisi anak anak masuk rumah sakit hingga gila, akan buruk moral moral nantinya, orangbtua pasti akan melarang anak nya main di luar di rumah ga tayangan televisi buruk, akhirnya mereka membuka banyak media sosial yang isi konten nya buruk. |