- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 3056
Moldova -- Moldova menangguhkan lisensi enam stasiun televisi yang ada di negaranya pada Jumat (16/12/2022). Penangguhan itu disebabkan upaya mencegah risiko penyebaran disinformasi. Enam stasiun televisi itu adalah First in Moldova, RTR Moldova, Accent TV, NTV Moldova, TV6 dan Orhei TV.
Empat dari saluran televisi tersebut telah secara teratur melakukan penyiaran ulang program dari saluran televisi Rusia. Saluran televisi Rusia disebut menyebarkan disinformasi dan propaganda perang yang berkelanjutan oleh Dewan Eropa.
Perang Rusia-Ukraina telah menjadi salah satu kanal khusus di berbagai saluran televisi di seluruh dunia. Liputan perkembangan perang terus diperbarui kabarnya.
Namun otoritas Moldova pada Jumat, menangguhkan lisensi siaran untuk enam saluran televisi di negara itu karena dinilai menyebarkan informasi yang salah dalam perang Rusia-Ukraina.
Dilansir RFE/RL, keenam saluran tersebut dimiliki atau berafiliasi dengan pengusaha Ilan Shor. Dia merupakan buronan pengadilan Moldova dan telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Perdana Menteri Moldova, Natalia Gavrilita, mengatakan bahwa enam stasiun televisi itu secara serius dan berulang melanggar Kode Layanan Audiovisual pemerintah Moldova.
Ilan Shor, yang diduga berafiliasi dengan saluran televisi yang lisensinya ditangguhkan, merupakan politikus yang pernah menjadi wali kota Orhei di Moldova. Dia merupakan pemimpin Partai Shor yang disebut memiliki hubungan baik dengan Rusia.
Ilan Shor saat ini menjadi buron. Inggris menjatuhkan sanksi kepadanya karena terlibat insiden penipuan bank. AS juga menjatuhkan sanksi kepada Shor karena terlibat kerja sama dengan Rusia.
"Kami tidak dapat menerima bahwa dalam masa yang penuh tantangan ini, keamanan negara dan kehidupan damai warga negara terancam oleh para buronan yang hanya menginginkan satu hal, melarikan diri dari keadilan," kata Maia Sandu, Presiden Moldova, dikutip Al Jazeera.
Salah satu dari stasiun televisi yang lisensinya ditangguhkan, yakni TV6, menyebut bahwa keputusan itu tidak memiliki dasar sama sekali. Mereka mengatakan bahwa penangguhan lisensi merupakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kebebasan berekspresi, kebebasan editorial dan kebebasan jurnalis, kutip Associated Press.
Perang Rusia di Ukraina merupakan hal yang sensitif di Moldova. Negara itu berbatasan dengan Ukraina dan memiliki wilayah yang didukung oleh Rusia, yaitu Transnistria. Secara internasional wilayah Transnistria milik Moldova tapi sampai saat ini merupakan rumah bagi pasukan Rusia.
Moldova merupakan negara bekas pecahan Uni Soviet yang memiliki populasi sekitar 2,6 juta orang. Ribuan orang yang berada di wilayah Transnistria mengidentifikasi diri mereka sebagai bangsa Rusia. Bahkan pasukan separatis wilayah tersebut, pernah secara terbuka ingin bergabung dengan Federasi Rusia. Red dari berbagai sumber