- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 5276
Makassar - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) berencana kembali menyelenggarakan Konferensi Penyiaran Indonesia. Acara yang sebelumnya digagas pada 2019 di Padang, Sumatera Barat, memiliki tujuan mengumpulkan hasil tulisan dan kajian para pakar di bidang penyiaran sekaligus hasil temuan dari Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi yang diinisiasi oleh KPI Pusat. Pada tahun ini, KPI Pusat bekerjasama dengan Univeritas Hasanuddin sepakat akan menggelar kembali kegiatan tersebut pada bulan September mendatang di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Para peneliti akan berkumpul melakukan penelitian menengenai penyiaran dari segala aspek pada Konferensi Penyiaran ini. Ini diharapkan dapat menjadi masukan positif bagi stakeholder penyiaran di Indonesia,” ungkap Komisioner KPI Pusat, Yuliandre Darwis, di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (8/6/2021).
Selain itu, Yuliandre berharap Konferensi Penyiaran ini dapat menjadi media sosisaliasi penerapan digitalisasi penyiaran atau ASO (analog switch off) yang nantinya akan dilakukan serentak pada 2 November 2022. Konferensi Penyiaran ini juga akan masuk dalam dalam rangkaian Dies Natalis Universitas Hassanudin.
Pria yang ramah disapa Uda Andre menyampaikan bahwa Konferensi Penyiaran tahun ini akan mengambil tema “Mewujudkan Media Komunikasi dan Industri Penyiaran yang Sehat Tangguh dan Berbasis Kemanusiaan”. Harapannya kegiatan yang melibatkan para pakar ini dapat memacu akademisi untuk menambah khazanah aktualisasi ilmu komunikasi. “Disiplin ilmu lainnya untuk berdialog dan terus melahirkan penelitian perihal berbagai aspek dan dinamika pada media komunikasi dan penyiaran di Indonesia,” tegas Yuliandre.
Dalam kunjungan itu, tim KPI Pusat diterima langsung Asisten III Bidang Administrasi di Kantor Gubernur Sulsel, Tautoto T. Dalam kesempatan itu, Tautoto mengungkapkan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Konferensi Penyiaran Indonesia yang bertujuan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat Indonesia.
Selain itu, Toutoto berharap kepada lembaga penyiaran dapat mengangkat potensi sumber daya alam di daerah yang seharusnya bisa diekspose lebih jauh. Selain memiliki nilai atau potensi ekonomi yang dipublikasi, kehadiran lembaga penyiaran dapat mendorong mengundang investor untuk memajukan daerah tersebut.
“Pemprov pada prinsipnya sangat mendukung dan mengapreisasi kegiatan ini. Kami berharap para peneliti dapat memberikan masukan ke lembaga penyiaran, khususnya untuk mengangkat potensi sumber daya alam daerah,” tutur Tautoto T. */man