- Detail
- Ditulis oleh IRA
- Dilihat: 7808
Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengapresiasi Unversitas Gunadarma TV (UFTV) yang sudah beralih format ke digital. Bahkan UGTV, menurut Ketua KPI Agung Suprio, merupakan TV komunitas pertama yang melakukan migrasi dari analog ke digital. Hal tersebut disampaikannya sesaat sebelum penandatangan Nota Kesepahaman antara KPI dan Universitas Gunadarma di auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma, Depok, (18/01).
Dengan beralihnya UGTV pada sistem digital, tentulah jangkauannya menjadi lebih jauh dan kualitas tayangan menjadi lebih jernih. UGTV sendiri telah mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran TV Digital dengan menyewa pada multiplekser yang dimiliki PT Media Televisi Indonesia. Agung juga mengharapkan masyarakat bersiap menghadapi migrasi sistem penyiaran dari analog ke digital yang menurut perintah Undang-Undang Cipta Kerja akan berlangsung pada 2 November 2022. Analog Switch Off (ASO) ini, ujar Agung, akan memberikan bonus digital untuk bangsa ini yang berimplikasi pada semakin lancarnya akses internet melalui teknologi 5G.
Rektor Universitas Gunadarma, Prof. Dr. E.S. Margianti, S.E. M.M. dalam kesempatan tersebut memaparkan kampus yang dipimpinnya telah memanfaatkan televisi digital untuk sarana pembelajaran bagi mahasiswa. Selain itu, melalui UGTV ini, ujar Margianti, pihaknya melakukan sharing pembelajaran dengan mahasiswa-mahasiswa yang berada di wilayah terluar Indonesia. Beberapa program siaran yang secara regular mengudara melalui UGTV adalah literasi media, ruang sekolah, serta jendela negeriku. Margianti mengaku bersyukur dengan adanya kerja sama antara Universitas Gunadarma dan KPI dalam rangka literasi media dan pengembangan sumber daya manusia.
Terkait UGTV ini, Komisioner Bidang Kelembagaan Nuning Rodiyah melihat ada banyak peluang yang dapat digarap. Sebagai sebuah perguruan tinggi dengan banyak program studi, tentunya Universitas Gunadarma memiliki banyak sekali khazanah ilmu yang sangat mungkin dibagi pada publik. Nuning memberikan contoh misalnya kuliah umum dari para guru besar, sidang disertasi terbuka yang disiarkan di UGTV tentu merupakan sumber ilmu pengetahuan yang sangat berharga bagi publik. Tantangannya tentu saja, ujar Nuning, tentang perlindungan karya intelektual dari para nara sumber yang merupakan akademisi, pendidik, dan juga guru-guru besar. Namun tentunya hal ini bukan sebuah halangan bagi Universitas Gunadarma dan UGTV, mengingat salah satu tridarma perguruan tinggi adalah pengabdian masyarakat. Hal tersebut diungkapkan Nuning dalam talkshow Jendela Negeriku di studio UGTV usai penandatanganan kesepahaman dua lembaga tersebut.
Dalam talkshow tersebut Nuning menekankan pula tentang pentingnya perubahan perilaku di era digital. Saat penyiaran digital terlaksana, jumlah lembaga penyiaran akan meningkat drastis. Tentunya harus diimbangi dengan kehadiran konten siaran yang berkualitas. Selain juga, terus mengedukasi masyarakat di setiap lapisan dan juga di setiap wilayah, agar senantiasa memahami hak-haknya atas informasi yang dapat sesuai dengan kebutuhan./Editor:MR