- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 10358
Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat memulai kunjungan ke sejumlah lembaga penyiaran, Kamis (23/1/2020). Rajawali Televisi atau RTV menjadi tempat pertama yang disambangi KPI Pusat. Ketua KPI Pusat, Agung Suprio, menyatakan kunjungan ini bagian dari silaturahmi pihaknya ke lembaga penyiaran sekaligus menyampaikan agenda program lembaga serta masukan untuk lembaga penyiaran terkait konten siaran.
“Beberapa program kerja yang dalam waktu dekat akan dilakukan kami antara lain revisi aturan P3SPS, Rapat Koordinasi Nasional dan peringatan Hari Penyiaran Nasional. Terkait revisi P3SPS, kami memerlukan banyak masukan dari lembaga penyiaran,” kata Agung di depan jajaran pimpinan dan direksi RTV saat membuka pertemuan.
Setelah itu, Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo, menyampaikan harapan tentang pengembangan konten lokal di lembaga penyiaran. Menurutnya, RTV dapat melakukan upaya peningkatan konten lokal dengan mengajak kalangan kampus dengan terlebih dahulu mendorong kualitas mereka.
“Kerjasama ini akan saling menguntungkan keduabelah pihak,” tambahnya.
Kemudian, lanjut Mulyo, RTV diharapkan tidak menutup ruang bagi lembaga penyiaran lain untuk menyiarkan konten RTV di sejumlah daerah khususnya wilayah blankspot. “Hal ini untuk menutup daerah-daerah yang tidak bisa terjangkau siaran free to air dan ini akan memberi ketenangan bagi masyarakat di sana,” jelasnya.
Komisioner KPI Pusat lainnya, Hardly Stefano, memuji konsistensi RTV menayangkan program siaran kartun untuk masyarakat. Namun, lanjutnya, RTV harus bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas isi siaran tayangan kartun. “Yang lebih khusus lagi bagaimana meningkatkan produksi kartun dari dalam negeri,” pintanya.
Sementara itu, Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah, berharap RTV dapat bekerjasama untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya literasi media melalui “Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa”. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, dia berharap kebutuhan akan tontonan anak yang berkualitas ikut naik.
“Penting juga bagi kita untuk juga menyerukan siaran baik secara bersama-sama,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama RTV, Artine S Utomo, bercerita soal sulitnya membuat animasi atau kartun lokal. Padahal, kata dia, pembuat kartun dan animasi di Jepang dan Korea Selatan sebagian adalah anak-anak muda dari Indonesia. “Sedih melihat mereka mengerjakan hal itu tidak untuk lokal. Kemampuan anak-anak Indonesia itu tidak kalah dengan luar,” katanya.
Menurut Artine, kemampuan tersebut sangat menjanjikan dan menjadi peluang untuk mengembangkan animasi dan kartun dalam negeri. “Kita kepingin punya konten lokal dan kita bisa memberdayakan anak-anak SMK jurusan animasi,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Artine menyebutkan jika tidak semua kartun itu dikonotasikan untuk anak-anak. Dia juga berharap, revisi P3SPS dapat memberi penjelasan secara detail dan jelas terkait aturan atau pasal eksploitasi. “Hal ini perlu dibahas,” paparnya.
Dalam kunjungan itu, turut hadir Komisioner KPI Pusat, Irsal Ambia dan Mimah Susanti. Setelah RTV, KPI Pusat akan berkunjung ke beberapa lembaga penyiaran dalam sepekan ke depan. ***