Sejumlah KPID yang hadir dalam Rakernis di KPI Pusat, Selasa (20/3/2018).

 

Jakarta – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo diharapkan dapat menghadiri Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-85 yang berbarengan dengan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KPI 2018 di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Harapan tersebut disampaikan sejumlah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) yang hadir dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) di Kantor KPI Pusat, Selasa (20/3/2018).

Menurut KPID, hadirnya Presiden akan memberi nuansa berbeda dan dinamika yang lebih terarah dalam menyikapi problematika penyiaran di tanah air. “Kehadiran beliau sangat kami harapkan agar kami dapat menyampaikan persoalan dan dinamika penyiaran secara langsung kepada beliau,” kata Ketua KPID Provinsi Banten, Ade Bujhaerimi.

Hal senada juga disampaikan Ketua KPID Jateng, Budi Setyo Purnomo. Menurutnya, momentum kehadiran Presiden pada acara Harsiarnas ke-85 dan Rakornas KPI 2018 di Palu akan menguatkan legitimasi Harsiarnas dan juga kelembagaan KPI. “Kami sangat ingin bertemu beliau dan bicara secara langsung mengenai penyiaran,” tambahnya.

Selain KPID, masyarakat Sulteng khususnya Kota Palu sangat menanti kehadiran Presiden di tengah-tengah mereka. Masyarakat berharap Presiden dapat datang dan ikut dalam kemeriahan Peringatan Harsiarnas ke-85.

Menurut rencana, Presiden RI Joko Widodo akan hadir di Palu untuk memperingati Harsiarnas ke 85 sekaligus menandatangani Prasasti Penyiaran. Presiden Joko Widodo termasuk salah satu deklator Harsiarnas saat beliau menjabat sebagai Walikota Kota Solo pada 2010. Saat ini, Keppres tentang penetapan 1 April sebagai Hari Penyiaran Nasional sudah masuk ke Sekretariat Negara (Setneg) dan menunggu tandatangan Presiden. ***

Para Ketua KPID menyampaikan pandangan dan masukan di Rakernis jelang Rakornas KPI 2018.

 

Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) mulai membahas agenda Rapat Koordinasi Nasionas (Rakornas) KPI 2018 yang akan berlangsung di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), mulai 2-3 April mendatang. Pembahasan berlangsung dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) yang berlangsung di KPI Pusat, Selasa (20/3/2018).

Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis, saat membuka acara Rakernis di kantor KPI Pusat di bilangan Jalan Djuanda mengatakan, Rakernis ini untuk mendapatkan masukan dari KPID terkait isu-isu yang nantinya dibahas dalam Rakornas KPI 2018 di Palu. “Kami mengharapkan masukan dari KPID. Isu apa yang harus kita bahas dan selesaikan di Rakornas nanti,” katanya pada perwakilan KPID yang hadir di Rakernis tersebut.

Komisioner KPI Pusat bidang Kelembagaan, Ubaidillah menyampaikan, salah satu isu yang perlu dibahas dalam Rakornas nanti selain soal kelembagaan KPID yakni soal sumber daya manusia atau SDM bidang penyiaran. Menurutnya, pengembangan SDM penyiaran menjadi tanggungjawab KPI untuk meningkatkan kualitas dan mutu penyiaran, baik di KPI maupun lembaga penyiaran.

Di bidang Isi Siaran, Komisioner KPI Pusat, Mayong Suryo Laksono mengatakan, ada tiga hal yang menjadi catatan untuk dibahas dalam Rakornas. Pertama, pengawasan siaran dan iklan politik Pemilukada 2018 dan Pemilu serta Pilpres 2019. Kedua, pengawasan iklan kesehatan tradisional. Ketiga, tayangan ramah terhadap anak dan perempuan. “Namun ada satu hal lagi yang patut dibahas yakni kewajiban penyediaan konten lokal 10%. Hal ini terkait dengan evaluasi tahunan terhadap lembaga penyiaran,” kata Mayong.

Wakil Ketua KPI Pusat, Sujarwanto Rahmat Arifin mengatakan, bidang PS2P (Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyairan) akan membahas persoalan e-penyiaran dan peluang usaha penyiaran yang diterbitkan Kemenkominfo.

Sementara itu, Ketua KPID Jateng, Budi Setyo Purnomo berharap pembahas isu dalam Rakornas nanti lebih detail dan terarah. Salah satu hal yang menurutnya penting dibahas secara konkrit  perihal kelembagaan dan penganggaran hibah untuk KPID. “Kami sangat prihatin dengan kondisi KPID terutama kelembagaannya,” katanya.

Adapun Ketua KPID Kalimantan Barat, Muhammad Syarifudin dan Ketua KPID Riau, Falzan Surahman menyampaikan problematika televisi kabel di daerah harus dibahas dalam Rakornas. Salah satunya terkait masalah antara konten provider dengan LPB (lembaga penyiaran berlanggaran).

Dalam kesempatan itu, Ketua KPI Pusat, Yuliandre mengharapkan KPID mendukung penyelenggaraan Hari Penyiaran Nasional dengan melakukan sosialisasi di daerahnya. “Cukup banyak agenda kegiatan yang berlangsung di Palu menyambut Harsiarnas tersebut,” katanya. ***

Komisioner KPI Pusat, Ubaidillah.

 

Palu – Tidak hanya di jalanan, kampanye “Indonesia Bicara Baik” juga terdengar dari corong-corong masjid dan gereja di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) sejak 14 Maret lalu. Khutbah sholat Jumat dan Kebaktian, pekan lalu, semuanya berisi pesan positif, menyejukan dengan penekanan nilai-nilai keberagamanan. Gerakan ini diharapkan dapat menular ke daerah lain.

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat), Ubaidillah mengatakan, khutbah dan kebaktian dengan mengedepankan pesan positif dan nilai keberagaman merupakan aksi nyata dari kampanye “Indonesia Bicara Baik” dengan melibatkan Dewan Masjid Indonesia dan Gereja Kristen Sulawesi Tengah.

“Kami menyampaikan kepada Dewan Mesjid dan Gereja di Sulteng agar khutbah yang disampaikan di rumah ibadah yang  dinaungi lembaga tersebut, berisikan pesan-pesan kebangsaan, perdamaian, dan toleransi sesama untuk membangun peradaban bangsa,” jelas Ubaid, panggilan akrab Komisioner bidang Kelembagaan KPI Pusat ini.  

Ubaid menjelaskan, kampanye “Indonesia Bicara Baik” yang diinisiasi KPI berbarengan dengan momentum Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-85 di Palu pada 1 April mendatang, merupakan salah satu usaha KPI guna meredam dampak negatif dari informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya khususnya di media sosial.

Menurutnya, informasi atau pemberitaan palsu (hoax) khususnya di media sosial ikut memperparah keadaan dan hal itu harus segera dihentikan. “Kita bersama-sama dengan semua elemen pendukung yang ada di Sulteng punya satu keselarasan niat yaitu menjaga keutuhan bangsa ini melalui gerakan “Indonesia Bicara Baik”. Dan, kami berharap aksi atau gerakan seperti ini dapat ditiru daerah-daerah lain,” kata Ubaid.

Selain melalui khutbah dan kebaktian, kampanye “Indonesia Bicara Baik” yang digelar KPID Sulteng dengan komunitas di Palu juga membagikan ribuan bunga dengan pesan positif kepada masyarakat yang melintas di jalanan tempat mereka melakukan aksi. ***

Palu – Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) pada 1 April, kini sudah akan menjadi agenda tetap nasional. Penetapan agenda nasional itu akan dimulai dari Kota Palu, Sulawesi Tengah yang nantinya ditandai dengan penandatanganan tugu prasasti oleh Presiden Joko Widodo. Karena itu, Harsiarnas tahun ini akan dibangkitkan semangatnya melalui penetapan Harsiarnas dan itu dimulai dari Palu sesuai dengan sub tema “Dari Palu Indonesia Bicara Baik”.

Berangkat dari sub tema ini, menurut Sekretaris Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulteng, Ibrahim Lagandeng, dari Palu, Indonesia akan berbicara baik.
“Dalam artian bahwa di Hari Penyiaran Nasional nanti, kita akan mengajak seluruh masyarakat Indonesia, teristimewa masyarakat Sulteng untuk menyampaikan dan mendengarkan hal-hal yang benar dan anti berita hoax,” katanya saat ditemui SultengTerkini.Com di ruang kerjanya, Senin (19/3/2018).Imbauan serupa ini terus saja digaungkan dalam rangka menyongsong Harsiarnas ke 85 di Sulteng, baik itu dilakukan melalui sosialisasi rumah-rumah ibadah, sekolah-sekolah bahkan di tempat-tempat umumpun terus dilakukan. Dengan harapan bahwa di peringatan Harsiarnas yang akan ditetapkan pada 1 April 2018 mendatang akan menjadi momentum sejarah bagi bangsa ini dalam perjuangan memerangi berita hoax.“Dari sinilah cikal bakal Indonesia berbicara baik dalam memerangi hoax,” katanya.

Terkait soal kesiapan Sulteng sebagai tuan rumah peringatan Harsiarnas ke 85 tahun 2018, Ibrahim mengaku sudah mencapai 80 persen.Karena katanya, ada beberapa agenda kegiatan yang sudah dipersiapkan menjelang puncak Harsiarnas 1 April, diantaranya kampanye Indonesia Bicara Baik, ada kegiatan sekolah P3SPS kerjasama dengan Fakultas MIPA Untad (28-29 Maret), Giat Diskusi Buku Penyiaran Kerjasama dengan Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) yang pelaksanaannya di Perpustakaan Mini Nemu Buku di Jalan Tanjung Tururuka (20 Maret).

Sementara pada puncak Harsiarnas pada 1 April mendatang, ada jalan sehat literasi media, Pentas Seni Budaya di salah satu hotel Palu, Festival Media (30 Maret-1 April) di Lapangan Pogombo Kantor Gubernur, peresmian prasasti penyiaran dan penganugerahan pegiat penyiaran.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Sulteng Moh Nizam mengatakan, di Hari Penyiaran Nasional ke 85 tahun ini, diharapkan lembaga-lembaga penyiaran lebih banyak mengangkat dan mengapresiasi tayangan kearifan lokal dengan mengutamakan kepentingan bersama, bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, golongan, apalagi ekonomi.“Dimensi sejarah penyiaran menjadi inspirasi yang seharusnya dihidupkan kembali,” katanya.

Menyinggung soal sub tema, dari Sulawesi Tengah Indonesia Berbicara Baik, Nizam berpendapat hal ini dimaknai agar bagaimana masyarakat itu bisa menyampaikan dan menerima hal-hal yang benar dan anti terhadap berita hoax. “Jadi bukan hanya sekadar slogan dari Sulawesi Tengah Indonesia Berbicara Baik, namun diharapkan nantinya masyarakat kita bisa lebih cerdas dalam menerima dan menyebarkan informasi, seiring dengan perkembangan teknologi yang tentunya sangat besar pengaruhnya, banyak penyebaran berita-berita bohong, banyak informasi-informasi yang menyesatkan serta desas-desus yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Nizam ditemui di tempat terpisah.

Untuk itu, Nizam mengajak, melalui slogan dari Sulawesi Tengah Indonesia Berbicara Baik, mari bulatkan tekad dan mengampanyekan itu kepada masyarakat untuk anti dan memerangi hoax. SultengTerkini.Com

 

Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis.

Jakarta – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat), Yuliandre Darwis, mengajak lembaga penyiaran untuk terlibat dan mendukung peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke 85 yang jatuh pada 1 April 2018 mendatang. Hal itu disampaikannya pada saat Sosialisasi Harsiarnas ke 85 dengan Lembaga Penyiaran di Kantor KPI Pusat, Kamis (15/3/2018).

Menurut Yuliandre, peringatan Harsiarnas merupakan momentum sejarah yang menjadi awal kebangkitan penyiaran nasional. Berdirinya radio SRV Solosche Radio Vereniging atau Perkumpulan Radio Solo pada 1 April 1933 dinilai sebagai cikal bakal berdirinya lembaga penyiaran pertama hasil karya anak bangsa.

“Peringatan Harsiarnas ini seharusnya menjadi milik kita semua, milik semua lembaga penyiaran di tanah air. Karena itu, peringatan ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Kita harus satu persepsi soal ini,” kata Yuliandre.

Yuliandre menjelaskan, saat ini keputusan penetapan 1 April menjadi Hari Penyiaran Nasional tinggal menunggu tandatangan Presiden Joko Widodo. Rencananya, dalam waktu dekat, Presiden akan menandatanganinya.

Sementara, Koordinator peringatan Harsiarnas 2018 sekaligus Komisioner KPI Pusat, Ubaidillah mengatakan, peringatan Harsiarnas ke 85 akan dipusatkan di Palu, Sulawesi Tengah. Sejumlah agenda kegiatan untuk menyemarakan peringatan Harsiarnas sudah disiapkan seperti Diskusi Buku Penyiaran, Kampanye Indonesia Bicara Baik (di rumah ibadah), Jalan Sehat Literasi Media, Festival Media, Sekolah P3 dan SPS KPI, Peresmian Prastasti Penyiaran hingga Acara Puncak Harsiarnas.

“Rencananya, puncak acara Harsiarnas akan disiarkan langsung Stasiun Televisi Republik Indonesia atau TVRI. Kami juga akan memberikan anugerah kepada penggiat penyiaran di tanah air,” kata Ubaid, panggilan akrabnya.

Dalam kesempatan itu, Ubaid berharap lembaga penyiaran ikut berpartisipasi untuk menyemarakkan peringatan Harsiarnas ke 85. Sosialisasi itu juga dihadiri Komisioner KPI Pusat, Agung Suprio, Mayong Suryo Laksono dan Dewi Setyarini. ***

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.