- Detail
- Ditulis oleh IRA
- Dilihat: 39427
Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan Ubaidillah dan Kepala Subdirektorat Organisasi Internasional Negara Berkembang Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri, Roy Rolliansyah Soemirat dalam Rapat Koordinasi di Kantor Kementerian Luar Negeri
Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengharapkan seluruh negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ikut menjadi anggota Organization of Islamic Cooperation Broadcasting Regulathory and Authorities Forum (IBRAF). Hal tersebut disampaikan Ubaidillah, Komisioner KPI Pusat bidang Kelembagaan dalam rapat koordinasi di Kementerian Luar Negeri untuk persiapan pertemuan 40th Session of Islamic Commission for Economic, Cultural and Sosial Affairs (ICECS) Organisasi Kerjasama Islam, (20/4).
Dalam kesempatan tersebut Ubaidillah menyampaikan deklarasi yang dihasilkan dalam pertemuan tahunan IBRAF ke-lima di Bandung (22-24/2), tentang Peran Media dalam Mempromosikan Toleransi dan Pemberantasan Terorisme dan Islamophobia. Menurut Ubaidillah, keikutsertaan negara-negara anggota OKI dalam IBRAF menjadi sangat penting untuk mendukung hilangnya islamophobia melalui medium penyiaran. “Negara-negara Islam harus ikut berperan aktif memunculkan wajah Islam yang ramah dan penuh kedamaian, sebagai bentuk perlawanan terhadap Islamophobia”, ujar Ubaidillah. Indonesia sendiri, dalam pertemuan tahunan tersebut, kembali terpilih menjadi Presiden IBRAF hingga tahun 2018 mendatang.
Terkait pertemuan ICECS mendatang di Jeddah, Ubaidillah menitipkan agenda literasi media sebagai bentuk penguatan masyarakat sipil terhadap paparan media dan dampak negatif yang dimunculkan. Selama ini KPI sebagai regulator penyiaran memang telah memberikan pengawasan dan pembinaan pada lembaga penyiaran, baik itu televisi maupun radio. Namun penguatan masyarakat dalam menerima segala muatan dari media perlu dilakukan dengan melakukan edukasi literasi media. Hal tersebut bahkan harus dilakukan melalui pranata masyarakat terkecil, yakni keluarga.
Sebagai contoh di beberapa negara anggota IBRAF, seperti Turki dan Maroko, program literasi media telah disinergikan antara regulator media dengan kementerian pendidikan dan yang terkait. Hal tersebut menjadi sebuah usaha menghadirkan masyarakat yang kokoh dan dapat melakuan swafilter terhadap segala muatan dan konten media, agar sesuai dengan kebutuhan dan hak asasinya.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Kepala Subdirektorat Organisasi Internasional Negara Berkembang Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri, Roy Rolliansyah Soemirat, juga menghadirkan utusan dari perwakilan kementerian dan lembaga terkait. Roy mengapresiasi kinerja KPI dalam perhelatan pertemuan tahunan IBRAF di Bandung. “Posisi Indonesia sebagai Presiden IBRAF sangatlah strategis, dan harus terefleksikan secara tepat”, ujarnya. Selain itu, Roy juga berharap, KPI dapat terlibat dalam isu-isu yang ada dalam berbagai forum di OKI. Dia menilai ada banyak isu strategis dan implementatif di OKI yang sebenarnya dapat ditindaklanjuti lebih konkrit, ketimbang isu politik tingkat tinggi sepertinya sulit diukur setiap capaiannya.