- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 10279
Ciputat -- Indonesia telah resmi menghentikan siaran TV analog secara bertahap dan mengaktifkan sistem siaran TV digital pada 2 November lalu. Hal ini otomatis memunculkan dampak logis dengan semakin bertambahnya siaran TV yang dapat diakses masyarakat.
Terkait perubahan sistem siaran dan dinamika yang menyertai, Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah, mengatakan perlunya penguatan kemampuan literasi secara sistematis dan berkelanjutan untuk masyarakat. Literasi ini untuk menanamkan kepedulian, membentuk kecerdasan sekaligus memantik sikap kritis terhadap siaran yang kemungkinan jumlahnya makin berlimpah.
“Pasca ASO 2022 sebagai satu konsekuensi logis atau dampak dari ASO ini akan banyak konten yang muncul. Karena banyak konten, maka perlu literasi bagaimana menonton konten yang baik. Selain itu, kapasitas evaluasi adalah bagian dari bentuk masyarakat partisipatis dalam siaran ketika ada konten yang dinilai kurang baik,” kata Nuning saat membuka kegiatan Literasi dan Sosialisasi Pengawasan Isi Siaran KPI di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (16/11/2022).
Tak hanya menumbuhkan sikap kritis, ungkapan apresiasi terhadap siaran yang baik pun akan menyertai. “Literasi akan meningkat kapasitas apresiasi dengan cara bicara siaran baik dengan me-like konten-konten baik program-program yang berkualitas. Pada akhirnya, jika semakin sering orang menonton program siaran yang baik dan meng-share program yang baik tersebut, maka tontonan-tontonan yang baik ini juga akan banyak di tonton masyarakat dan kualitas TV akan baik,” jelas Nuning di depan seratusan mahasiswa.
Karena itu, lanjut Nuning, momentum ASO menginspirasi pihaknya untuk bergerak meliterasi masyarakat jangan sampai tidak tahu cara menonton TV yang baik. KPI memilih mahasiswa karena memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi secara tepat.
“Kita berharap adik-adik bisa menjadi vocal poin bagi KPI. Yang kedua ada netizen, karena dari netizen ini sangat efektif sebagai penyampai informasi. Dan, yang ketiga adalah woman yaitu perempuan karena perempuan ini memiliki agen-agen penyampai literasi secara cepat,” tutur Nuning sebelum menutup sambutannya.
Usai pengantar, acara dilanjutkan diskusi dengan narasumber antara lain Komisioner KPI Pusat, Hardly Stefano, Pengamat Politik yang juga Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heriyanto dan Direktur Eksekutif Indonesia Publik Institute, Karyono Wibowo. Adapun moderator acara Alivia V Ardani. ***/Foto: Maman