Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) melayangkan surat peringatan untuk RCTI lantaran program siaran “Risalah Hidup: Ketika Harga Diri Hancur di Tangan Suami” tidak memperhatikan ketentuan tentang perlindungan anak-anak dan remaja serta penggolongan program siaran.
Hal itu dijelaskan dalam surat peringatan KPI Pusat kepada RCTI yang ditandatangani Wakil Ketua KPI Pusat, Sujarwanto Rahmat Arifin, Senin (9/10/2017).
Berdasarkan penjelasan di surat peringatan itu, program siaran yang ditayangkan pada 26 September 2017 mulai pukul 13.41 WIB menampilkan cerita konflik dewasa, seperti masalah rumah tangga dan perselingkuhan. KPI Pusat menilai muatan konflik demikian tidak sesuai dengan program siaran berklasifikasi R (Remaja).
Rahmat mengatakan, berdasarkan Pasal 37 Ayat (1) dan (2) SPS (Standar Program Siaran), program siaran dengan klasifikasi R seharusnya mengandung muatan, gaya penceritaan dan tampilan yang sesuai dengan perkembangan psikologis remaja, serta berisikan nilai-nilai pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial budaya, budi pekerti, dan lain-lain.
Menurut Rahmat, peringatan ini merupakan bagian dari pengawasan KPI Pusat terhadap pelaksanaan peraturan serta P3 dan SPS oleh lembaga penyiaran, sebagaimana diamanatkan dalam UU Penyiaran.
“Kami berharap ke depan, RCTI diharapkan senantiasa menjadikan P3 dan SPS KPI sebagai pedoman dalam penayangan program siaran,” katanya. ***
Jakarta – Sekolah P3 dan SPS KPI Angkatan XXIII yang berlangsung tiga hari sejak Selasa (10/12/2017), resmi ditutup hari ini, Kamis (12/10/2017). Penutupan dipimpin langsung Komisioner KPI Pusat sekaligus Kepala Sekolah P3SPS KPI, Mayong Suryo Laksono.
Mayong yang didampingi Komisioner KPI Pusat, Dewi Setyarini, mengharapkan peserta Sekolah P3SPS dapat menyerap semua ilmu yang diperoleh dari kegiatan sekolah yang diadakan rutin setiap bulan oleh KPI. Selain itu, ilmu tersebut dapat berguna dan diimplementasikan di lembaga penyiaran tempat para peserta bekerja.
“Para peserta yang lulus diharapkan menjadi agen-agen KPI yang memberi pencerahan, masukan dan pengetahuan soal aturan penyiaran khususnya P3 dan SPS KPI di lembaga penyiaran tempat kalian bekerja,” kata Mayong.
Dalam kesempatan itu, Mayong dan Dewi Setyarini menyerahkan secara langsung ijazah kelulusan kepada para 35 peserta Sekolah P3SPS Angkatan XXIII. Adapun untuk peserta terbaik Sekolah P3SPS Angkatan XXIII diraih oleh M. Dikfa Nurhadi dari NET TV. ***
Jakarta – MC kawakan yang juga ahli komunikasi terkenal, Helmy Yahya, menilai kreatifitas program acara di televisi Indonesia perlu ditingkatkan melalui pendekatan kemanusiaan dengan mendorong rasa empati kru produksi di lembaga penyiaran. Adanya rasa empati ini akan memberi sudut pandang yang sama dengan pemirsa mengenai isi tayangan yang mereka inginkan.
Hal itu disampaikan Helmy Yahya saat menjadi narasumber Sekolah P3SPS KPI Angkatan XXIII di Kantor KPI Pusat, Selasa (10/10/2017).
Menurut Helmy, rasa empati para pembuat program dapat mendorong adanya ide atau kreasi sehingga tayangan yang dibuat memiliki nilai dan informasi yang memang benar-benar dibutuhkan penonton di rumah.
Membuat program jangan hanya untuk dilihat orang tapi bagaimana program tersebut dapat memberikan pencerahan dan menuntun penonton untuk berbuat positif.
Dalam kesempatan itu, Helmi mengatakan supaya tontonan banyak dilihat orang harus ada analisis dan survey lapangan secara detail. “Kita harus melihat jenis kelaminnya dulu. Kemudian dikategorikan dari status pendidikannya, kelompok umur dan yang lain,” katanya.
Selain itu, membuat program merupakan kerja secara tim bukan perorangan. “Ide cerita memang kadang dari satu orang. Tapi itu hanya 20 persen saja. Sisanya yang 80 persen dari tim. Jadi jangan pernah menganggap program tersebut buatan individu atau kita,” jelas Helmy. ***
Jakarta - Ajang penghargaan Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tahun 2017 telah memasuki tahapan akhir. Dewan juri yang dipilih KPI dari kalangan akademisi, birokrasi, praktisi dan juga professional di bidang penyiaran, telah melaksanakan rapat untuk menentukan unggulan atas masing-masing kategori program siaran yang dilombakan dalam Anugerah KPI 2017 ini. Adapun kategorinya adalah:
1. Program Anak 2. Program Animasi 3. Program Sinetron Seri 4. Program Film Televisi 5. Program Talkshow 6. Program Berita 7. Program Perbatasan dan Daerah Tertinggal Produksi Radio 8. Program Perbatasan dan Daerah Tertinggal Produksi Televisi 9. Program Wisata Budaya Radio 10. Program Wisata Budaya Televisi 11. Program Peduli Perempuan dan Penyandang Disabilitas 12. Iklan Layanan Masyarakat Produksi Televisi 13. Iklan Layanan Masyarakat Produksi Radio 14. Presenter Berita 15. Presenter Talkshow 16. Radio Komunitas 17. Pengabdian Seumur Hidup 18. Pemerintah Peduli Penyiaran 19. Televisi Ramah Penyandang Disabilitas
Dalam rapat pleno dewan juri Anugerah KPI 2017 yang dilaksanakan di kantor KPI Pusat, (10/10), Komisioner KPI Pusat bidang pengawasan isi siaran sekaligus penanggung jawab acara Anugerah KPI 2017, Nuning Rodiyah meminta masukan dan pendapat atas kualitas program siaran yang diajukan lembaga penyiaran untuk dilombakan. Beberapa catatan disampaikan pula oleh juri terkait kualitas dari masing-masing kategori program siaran tersebut.
Syamsoedin Noer Munadi menyampaikan bahwa sudah ada perkembangan yang baik terhadap kualitas sinetron dan film televisi. “Selama ini kelemahan ada di pembuatan skenario cerita, namun sekarang sudah ada perbaikan,” ujarnya. Namun demikian, baik Syamsudin ataupun Ichwan Persada sepakat bahwa nilai dan pesan yang ada dalam sinetron dan film televisi harus mendidik dan memberikan contoh yang baik. Sedangkan catatan dari Ichwan adalah tema dari film televisi masih sangat tipikal dan tidak mengangkat tema yang baru. “Anugerah KPI harus dapat mendorong agar kualitas sinetron dan film di televisi makin baik dan variatif,” tegas Ichwan.
Anggota dewan juri lainnya, Yosep Adi Prasetyo melihat bahwa program berita harus didukung dengan infografis dan variasi narasumber untuk memperkaya sebuah tayangan berita di televisi. Yosep juga menekankan bahwa berita yang tidak memiliki impact apapun, menjadi tidak ada nilainya sama sekali. Karenanya pemilihan berita haruslah yang menghasilkan impact dan memiliki nilai yang berkaitan dengan kepentingan publik dan masalah nasional.
Sedangkan Iwan Achmad Sudirwan mengevaluasi mengenai tayangan talkshow di Anugerah KPI 2017. Menurutnya, program talkshow harus diperkaya dengan tim riset yang kuat serta kemampuan host dalam menguasai topic talkshow. Di lain pihak, Iwan menyatakan sebenarnya televisi dan radio tidak perlu melulu mengangkat tokoh-tokoh besar, banyak tema-tema sederhana di sekitar kita yang dapat dapat diangkat untuk mengungkap tentang kebaikan-kebaikan yang ada pada bangsa ini.
Nuning berharap, penyelenggaraan Anugerah KPI ini dapat mendorong lembaga penyiaran baik radio maupun televisi untuk memproduksi dan menayangkan program siaran yang berkualitas, bersih dari unsur horot, mistik, supranatural, kekerasan, dan eksploitasi seksual. Selain itu, seluruh pemenang yang menerima penghargaan Anugerah KPI 2017 ini dapat menjadi role model bagi program-program siaran lainnya.
Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menerima kehadiran jajaran direksi MNC TV yang datang siang ini ke kantor KPI Pusat, (9/10). Dalam pertemuan TV tersebut, KPI mendengarkan penjelasan MNC TV tentang posisi dan status hukum perusahaan yang menaungi stasiun televisi itu.
Wakil Ketua KPI Pusat S. Rahmat Arifin menyatakan, KPI terbuka atas semua hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyikapi masalah MNC TV ini. “Jika MNC TV memiliki bukti dan dokumen yang dapat mendukung penjelasan yang disampaikan direksi tadi, KPI berharap hal tersebut dapat diserahkan untuk dijadikan bahan referensi,” ujar Rahmat.
Hadir pula dalam pertemuan tersebut, Komisioner KPI Pusat Koordinator bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran (PS2P) Agung Suprio, Koordinator bidang Pengawasan Isi Siaran Hardly Stefano Pariela, anggota bidang pengawasan isi siaran Nuning Rodiyah dan Dewi Setyarini, serta anggota bidang kelembagaan Ubaidillah.
Sedangkan dari MNC TV dipimpin oleh CEO, David Fernando Audy, serta jajaran direksi dan manajemen Syafril Nasution, Chris Taufik, Ahmad Alhafiz, Guritno Himantoso, Ruby Panjaitan, Ray Wijaya, Olda Simatupang dan Immanuel Matondang.
Assalamualaikum. Ini hanyalah asumsi saya. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan atau menyinggung. Saya hanya sedang sebal dengan berita Mayang-Fuji yang menurut pandangan saya hanya mencari sensasi. Saya tidak ingin berkoar-koar di media sosial. Saya ingin mencurahkan perasaan saya di sini.
Saya sudah bosan dengan berita Mayang Fuji. Alangkah baiknya diblokade saja keduanya. Pusing,, ada fans fanatik,, membully yang berlebihan. Wartawan juga ad sikap tidak sopan yang bila masuk tv akan ditiru oleh masyarakat. Dulu Vanessa dihina-hina berlebihan sebab kasus porn,, setelah meninggal jadi banyak yg fans. Banyak memasukkan Raffi Ahmad dan segala aktivitasnya ke tv juga tidak bagus. Berita hal sepele masuk tv apakah tdk ada berita lain yang lebih berkelas, seperti teknologi. Saya rasa tidak pernah melihat berita teknologi di tv. Atau pemberitahuan tentang proses terjadinya tsunami, gunung meletus, atau hal bermanfaat yang lainnya. Recycle, reduce, reuse tentang sampah. Ini tv hanya menjadi ajang pembodohan publik yang membuat otak warga Indonesia hanya berasumsi dan tentang berbagai persoalan yang itu-itu aja agamalah, sara lah. Artis yg Tdk bertalenta tidak usah lah dimasukkan ke tv. Mereka pansos biarin, jalan rezeki masih banyak, biar cari yang lain saja. Verrel Bramasta minum es di pinggir jalan lah. Bilqis pintar bahasa Inggris lah. Kenapa gak kita buat saja pembelajaran Bahasa Inggris. Publik menjadi fansnya karena ya mereka-mereka itu lah yang dimasukkan ke tv.
Acara tv juga saya mengharapkan yang bagus. Bukan hanya sinetron asal-asalan yang diputar setiap hari. Kalau dananya untuk buat yang bagus mungkin hanya sebuah film. Yang diputar tidak bisa setiap hari juga tidak apa-apa. Ya lumayanlah ada mutunya.
Mana ada lagi sinetron IPA&IPS tentang cinta-cinta. Roknya pun pendek. Padahal di sekolah negeri sendiri boleh tidak memakai jilbab bahkan untuk umat muslim. Tetapi untuk wanita diharuskan pakai rok dari pinggul sampai mata kaki/ rok panjang. Untuk pemain terlalu dewasa,, terlihat tua dan tidak natural. Pilih pemain yang lebih natural dan adalah bakat di bidang pendidikan. Gak cuma sinetron yang isinya marah-marah, pacaran dan pintar bergaya saja. Kids zaman now jadi ikutan gaya-gayaan. Mereka malas belajar, malah nongki di Starbucks, nongki di mall, memaksa orang tuanya beli motor gede (moge). Anak cewe pada jalan-jalan pakai helm bogo, masker duckbill, memakai riasan berlebihan. Ini sudah zaman globalisasi loh. Sudah semakin bersaing. Masa seperti ini yang kita persiapkan kepada calon penerus bangsa. Kebetulan saya masih bersekolah di SMA dan banyak mengamati. Banyak anak laki & perempuan makin berani,, berpelukan badan dan cium pipi di sekolah.
Saya sempat berpikir ingin pindah ke negara Bhutan. Dan suatu hari mutasi ke negara itu. Karena menurut info yang ada di internet itu negara yang sederhana tapi penuh ketenangan.
Indonesia pendidikan cukup baik tapi perlu ditingkatkan. Korupsi sebaiknya tidak merajalela. Kasian penerus kita nanti yang harus bayar utangnya. Djoko Djandra tidak diberikan hukuman yang setimpal. Saya harap Indonesia semakin makmur dan baik. Amin.
Mohon maaf sebesar-besarnya bila dianggap kasar dan tidak etis.
Pojok Apresiasi
Ihwan Wahidin
Keanekaragaman latar belakang pendidikan, profesi maupun usia menjadi daya tarik dari peserta Aksi Asia.Ini menunjukkan mensyiarkan ajaran agama Islam dapat dilakukan oleh siapapun asalkan memiliki tekad dan mau belajar. Program Positif Selama Ramadhan, berharap setiap tahun nya program ini terus tayang dengan menghadirkan peserta dari negara yang lebih banyak dari sebelumnya