Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) melakukan kunjungan ke Redaksi Majalah Gatra, Selasa (29/11/2017). Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis, didampingi Komisioner KPI Pusat, Agung Suprio, Mayong Suryo Laksono dan Ubaidillah diterima langsung Pemimpin Redaksi Malajah Gatra, Carry Nadeak dan jajaran redaksi lainnya.
Dalam kesempatan itu, KPI Pusat dan Redaksi Majalah Gatra membahas sejumlah persoalan di bidang penyiaran seperti revisi UU Penyiaran, Rating, Permasalahan KPID, dan perubahan teknologi media yang berlangsung cepat. ***
Jakarta – Bagaimana bisa 2200 orang menentukan arah konten siaran televisi nasional, sedangkan jumlah penduduk negeri ini mendekati angka 250 juta jiwa. Pertanyaan sekaligus pendapat tersebut banyak memenuhi ruang diskusi ataupun forum penyiaran di manapun termasuk ketika Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) menerima kunjungan Asosiasi Televisi Nasional Indonesia (ATVNI) di ruang rapat kantor KPI Pusat, di Jalan Djuanda Jakarta Pusat, Senin (28/1/2017).
Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis mengatakan, jumlah responden yang dipakai oleh satu-satunya lembaga rating di Indonesia, Nielsen, untuk menetapkan hasil survey terhadap jenis tontonan yang paling digemari publik perlu dipertanyakan karena tidak sepadan dengan jumlah penduduk Indonesia yang jumlahnya ratusan juta. “Mereka tidak pernah transparan secara metodelogis dengan aktivitas survey di 11 kota tersebut,” katanya di sela-sela pertemuan KPI Pusat dan ATVNI.
Ketua Umum ATVNI, Wishnutama, menyikapi hal itu mengatakan perlu ada audit terhadap lembaga Nielsen. Selama ini dan tidak pernah sekakali Nielsen tidak diaudit. “Hanya di Indonesia Nielsen lembaga rating tidak pernah diaudit. Saya tidak ngerti bagaimana. Nielsen yang beroperasi di Negara lain harus kontra dengan aturan-aturan yang dibuat pemerintah setempat,” kata Wishnu.
Di Australia, kata Wisnu mencontohkan, mereka menganut television audience measurement (TAM) atau yang biasa disebut OzTAM adalah kumpulan dari stakeholder pemerintah yang setiap tahun mereka menunjuk satu lembaga untuk melakukan survey. Hal ini memicu setiap lembaga rating disana ingin menjadi pemenangnya.
Jadi, setiap tahun mereka akan berpikir dan terus melakukan perbaikan agar dapat terus bertahan melakukan survey. “Jika ada lembaga yang tidak fair, mereka akan diaudit oleh pihak berwenang di sana. Cara yang dilakukan Australia dinilai cukup tepat jika diterapkan di Indonesia,” kata Wishnu.
Menurut Wisnu, pihaknya cq lembaga penyiaran tetap membutuhkan rating. Tapi, rating yang diharapkan mereka adalah yang relevan dengan semangat zaman. “Contohnya Indonesia, dengan dua ratusan juta jiwa hanya diwakilkan dua ribu orang. Di Australia dengan penduduk 20 juta cukup relevan dengan respondennya yang 20.000 people meters,” jelasnya.
Di Inggris, lanjut Wishnu, sistem ratingnya lebih bagus lagi. Mereka memiliki lembaga survey yang terpisah dengan lembaga penghitunganya serta satu lembaga lain yang terkait. Kebijakan itu, menurut Wishnu, membuat rating semakin baik.
Menurut Wishnu, lembaga rating yang ada sekarang harus berubah dan melakukan langkah maju mengikuti perkembangan dunia media yang cepat. Kalau tidak, industri tidak akan mendapatkan apa-apa karena mereka sangat tergantung rating. “Untungnya sekarang ini ada digital, yang bisa membuat kami mendapatkan sedikit untung,” katanya dalam pertemuan yang juga dihadiri Wakil Ketua KPI Pusat, Sujarwanto Rahmat Arifin dan Komisioner KPI Pusat, Agung Suprio, Nuning Rodiyah, dan Hardly Stefano.
Dalam kesempatan itu, Wishnu juga berharap Indonesia segera memiliki regulasi yang tepat untuk dunia maya. Menurutnya, dari platform internet seperti google, youtube, dan facebook, seharusnya negara dapat mengambil keuntungan finansial lewat pungutan pajak.
“Harus ada terobosan regulasi yang menjangkau ranah internet yang saat ini seperti hutan rimba, agar ranah penyiaran free to air dengan regulasi yang ketat ini tidak menuju senjakalanya,” pungkasnya yang diamini Sekjen ATVNI, Mochamad Riyanto, dan beberapa pengurus ATVNI yang hadir. ***
Mataram - Ditengah era teknologi Infomasi dan Komunikasi yang begitu pesat sehingga kebebasan bersosial media di dunia maya yang begitu mudah dan cepat, menyebabkan penyebaran informasi yang tidak bertanggungjawab (Hoax) baik yang berupa berita maupun video sudah tidak terbendung lagi.
Keprihatinan ini menggugah sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Mataram untuk Menyapa dan menyerukan pada masyarakat dengan berkampanye untuk tidak menyebarkan hoax di kegiatan Inspiratif Expo Diskominfotik NTB dijalanan Udaya Minggu Pagi (26/11)
Sebanyak 75 orang mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Mataram ini mengajak setiap masyarakat untuk ikut menedeklarasikan masyarakat NTB Anti Hoax dengan Cerdas Bermedia.
Kampanye jalanan “Anti Hoax” yang diserukan ini juga mengajakserta masyarakat dan sejumlah masyarakat di acara car free day untuk membubuhi tanda tangan sebagai tanda melawan hoax.
Muzayen Koordinator Masiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Mataram lewat media UIN TV dan Sinfoni FM 107.8 MHZ, sering mengajak rekan-rekan mahasiswa di kampusnya untuk jangan pernah menyebarkan hoax.
“Hari ini kami ajak masyarakat Kota Mataram dan NTB pada umumnya untuk katakana tidak pada berita yang tidak bermutu dan tidak benar,” ajak Muzayen.
Ajakan Muzayen di Amini Romiatil dan rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mengalungi beberapa papan yang terbuat dari karton dengan berbagai tulisan yang bernada kampanye ini.
Tulisan yang bernilai seruan dan edukasi mahasiswa UIN Mataram ini menarik ada “Nusa Tenggara Barat Cerdas Bermedia”, “Hoaks Bikin Otak Jadi Soak”, “Tidak Semua Yang Kamu Baca DI Internet Itu Benar”, Mengawasi Media atau Kita diKuasai Media”.
Mereka juga membagikan selebaran edukasi dan PIN menggugah masyarakat untuk matikan TV saat jam belajar, Tolak tayangan TV yang tidak bermutu, damping anak-anak menonton TV .
Koordinator Koordinator Masiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Mataram, Muzayen sekali lagi mengajak semua masyarakat untuk cerdas memilih media dalam wewapadai Hoax. Red dari KPID NTB
Malang -- Tidak mudah untuk berkiprah dan berperan di level nasional. Banyak tokoh yang awalnya bersinar di daerah, begitu berkiprah di level nasional peran dan suaranya nyaris tidak terdengar. Namun tidak dengan perempuan satu ini. Kematangan berorganisasi dan berkiprah di daerah, membuat Nuning Rodiyah tidak gagap ketika harus berperan dan berinteraksi dengan tokoh-tokoh di level nasional.
Nuning, demikian biasanya teman-temanya memanggil adalah salah satu pemain utama yang berperan penting dalam menata pelayanan publik di Jatim lewat Komisi Pelayanan Publik (KPP) Jatim. Namun diluar aktivitasnya yang menumpuk di KPP Jatim saat itu, aktivis perempuan ini juga aktif di organisasi seperti, Korps HMI-wati (Kohati), KNPI, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), ICMI dan sebagainya.
Setelah sempat bertahun-tahun berkiprah melalui KPP Jatim, Nuning pun naik kelas dengan menjadi komisioner di level nasional yakni sebagai anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada tahun 2016.
“Banyak persoalan kebangsaan yang sesungguhnya sangat berkaitan dengan kebijakan penyiaran kita,” kata Nuning kepada Bhirawa dalam suatu kesempatan. Oleh karena itu, maka kini fokusnya adalah bagaimana menata dan memaksimal fungsi penyiaran dalam ikut serta memperbaiki kondisi kebangsaan yang sedang karut marut ini.
Dalam konteks budaya misalnya, jelas Nuning sesungguhnya ada kekhawatiran di tengah masyarakat tentang mulai tercerabutnya budaya lokal akibat serbuan budaya-budaya asing lewat terpaan media penyiaran.
“Kekhawatiran itu tentu harus dijawab dengan desakan kepada dunia penyiaran untuk mengakomodasi potensi budaya lokal,” kata Nuning. Maka dirinya bersama anggota KPI yang lain pun mendorong dunia penyiaran agar peduli terhadap nasib dan masa depan budaya lokal.
Keberpihakan Nuning terhadap budaya lokal ternyata mendapat apresiasi dalam ajang International celaket cross cultural festival (ICCCF) digelar pekan kemarin di Malang. Dalam acara yang melibatkan 1500 seniman dan dihadiri. sejumlah tokoh, seniman dan budayawan ternama kaliber nasional, Nuning mendapat penghargaan atas dedikasinya mendorong lembaga penyiaran untuk menyiarkan siaran yg mengangkat potensi-potensi budaya lokal. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri perdagangan Enggartiasto Lukito.
Bagi Nuning yang juga Wakil Ketua Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL Lemhannas) Komisariat Jatim ini, penghargaan yang diterimanya sesungguhnya mencerminkan bahwa apa yang dikerjakan telah memberikan dampak kepada masyarakat luas.
“Diberi pengharagaan atau tidak tentu bukan itu yang utama. Bagi saya, dimana pun kita berada dan berposisi maka harus bisa memberi kemanfaatn kepada masyarakat luas, termasuk saat menjadi komisioner penyiaran,” tegas dosen Universitas Muhammdiyah Sidoarjo ini. Peran dan aktivitas yang sudah menasional tersebut akhirnya memuluskan langkahnya untuk terpilih menjadi salah satu anggota Majelis Nasional Korps HMI-wati (Kohati) yang baru selesai Munas beberapa waktu lalu. Red dari harianbhirawa.com
Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Yudisial (KY) menjajaki kemungkinan kerjasama dalam upaya pengembangan dan kualitas konten isi siaran. Keinginan itu mengemuka saat kedua lembaga tersebut melakukan pertemuan di Kantor KPI Pusat, Jumat (24/11/2017).
Komisioner Komisi Yudisial, Sumartoyo mengatakan, KY mengajak KPI untuk bersinergi memberi sosialisasi ke media agara memberi perhatian dan porsi khusus terkait pemahaman dan etika yang baik melalu judicial education (JE).
“Kami sudah bekerjasama dengan kementerian agama dan sekarang kami ingin dengan KPI untuk memberi pengarahan tersebut kepada media penyiaran,” kata Ketua Bidang Sumber Daya Manusia, Advokasi, Hukum dan Pengembangan KY ini pada Ketua KPI Pusat, Yuliadre Darwis dan Komisioner KPI Pusat, Mayong Suryo Laksono dan Dewi Setyarini yang menerima kedatangan rombongan KY.
Ketua KPI Pusat, Yuliadre Darwis mengatakan, pihaknya sepakat dengan apa yang diinginkan KY. Menurutnya, kerjasama ini sangat baik dengan maksud menciptakan penyiaran yang lebih baik, kondusif dan positif.
“Televisi dan radio memiliki perannya dalam memberikan pesan untuk menciptakan dampak postif terhadap masyarakat,” kata Andre yang diamini Mayong dan Dewi.
Dalam kesempatan itu, Mayong Suryo Laksono menyampaikan, jika ada KY menemukan potensi pelanggaran yang merusak martabat hakim dalam isi siaran, KY dapat menyampaikan pengaduan kepada KPI untuk kemudian diteruskan kepada lembaga penyiaran. “Formatnya semacam surat aduan,” katanya.
Pertemuan tersebut juga mengungkapkan rencana KY yang akan membuat ILM dengan harapan masyarakat paham dan memiliki pandangan positif terhadap lembaga peradilan dan hakim. ***
Laporan ini melanjutkan bagian "GTV kayak gak punya acara lain aja. (1)".
Selain Kisah Viral, acara yang tidak layak ditayangkan oleh GTV pada waktu berkumpulnya keluarga adalah Legenda Sang Penunggu. Acara tersebut menampilkan hal-hal mistis di mana dapat membuat penonton merasa ketakutan, karena pada dasarnya acara ini hanya membahas hal-hal yang sangat tidak layak untuk dikonsumsi oleh publik.
Tolong untuk pihak @KPI_Pusat untuk memberikan peringatan dan sanksi berat terhadap @OfficialGTVID agar mereka tidak menayangkan acara bodoh itu lagi, apalagi pada saat keluarga sedang berkumpul.
SAYA TIDAK MAU ACARA SEPERTI ITU ADA LAGI DI LAYAR KACA DALAM NEGERI!!!
Pojok Apresiasi
Prawira Hendrik
Program Siaran Baik & Berkualitas:
Berita & Infotainment:
RTV:
Lensa Indonesia Pagi
Lensa Indonesia Siang
Lensa Indonesia Sore
Lensa Indonesia Malam
Lensa Indonesia Update
KompasTV:
Kompas Pagi
Kompas Siang
Kompas Petang
Kompas Malam
Sapa Indonesia Pagi
Sapa Indonesia Siang
Sapa Indonesia Malam
Dunia Dalam Sepekan
NET.:
Hot News
TransTV:
CNN Indonesia Good Morning
CNN Indonesia Prime News
!nsert Siang
iNews:
iNews Pagi
iNews Siang
iNews Sore
iNews Malam
TVRI:
Indonesia Malam
Info Terkini
Dunia Dalam Berita
indosiar:
Fokus Pagi
RCTI:
Seputar iNews Pagi
Seputar iNews Siang
Seputar iNews Malam
Silet
Trans7:
Redaksi Sore
Redaksi Malam
tvOne:
Kabar Pagi
Kabar Siang
Kabar Petang
Kabar Malam
Kabar Dunia
Kabar Hari ini
Kabar Terkini
MetroTV:
Metro Pagi Primetime
Metro Siang
Metro Hari ini
Metro Malam
Headline News
Anak:
RTV:
Care Bears & Cousins
My Little Pony
Rev & Roll
Rainbow Ruby
Ultra Series
Kamen Rider Series
Super Sentai Series
Power Rangers Series
Dragon Force
Pokemon Series
GGO Football
Trains
Omar & Hana
Fun Time
Dubi Dubi Dam
NET.:
Cartoon Network
Digimon Universe Appmonsters
Mega Man Fully Charge
True & The Rainbow Kingdom
Detective Conan
Mr. Bean(Animated Series)
MNCTV:
Upin & Ipin
Pada Zaman Dahulu
Boboiboy
Shaun the Sheep
RCTI:
Doraemon
Captain Tsubasa(2018)
antv:
Munki & Trunk
Masha & the Bear
Trans7:
Go Go Bus
Si Unyil
Wisata Budaya:
KompasTV:
Jalan-Jalan
Weekend Yuk!
NET.:
Muslim Travellers
TransTV:
Celebrity of Vacation
My Trip My Adventure
MetroTV:
Journey
Talkshow:
RTV:
Michael Tjandra Luar Biasa
KompasTV:
Aiman
Satu Meja
Rosi
Dua Arah
Bincang Kita
NET.:
Tonight Show
Malam-Malam
TVRI:
Indonesia Bicara
Trans7:
Mata Najwa
tvOne:
Fakta
Indonesia Lawyers Club
Dua Sisi
Indonesia Business Forum
Etalkshow
Ayo Hidup Sehat
MetroTV:
Primenews
Q&A
Religi:
RTV:
Risalah Hati
Cermin Hati
Superbook
KompasTV:
Kalam Hati
TransTV:
Islam Itu Indah
MNCTV:
Siraman Qalbu
Bimbingan Agama Katolik
Bimbingan Agama Protestan
Bimbingan Agama Buddha
Bimbingan Agama Konghuchu
iNews:
Cahaya Hati Indonesia
TVRI:
Serambi Islami
Sholat Jumat
Satukan Shaf Indonesia
Mimbar Agama Katolik
Mimbar Agama Protestan
Mimbar Agama Buddha
Mimbar Agama Konghuchu
Indosiar:
Penyejuk Iman Katolik
Penyejuk Iman Protestan
Penyejuk Iman Buddha
Penyejuk Iman Konghuchu
Mamah & AA BerAKSI
Mukjizat Masih Ada
RCTI:
Mukjizat itu Nyata
Ngaji Pagi
SCTV:
Kata Ustadz Solmed
Solusi
Trans7:
Kisah Nabi Musa
Khazannah
Poros Surga
GTV:
Lentera Hati
tvOne:
Assallamualaikum Nusantara
Damai Indonesiaku
Kajian Ustadz Abdul Somad
MetroTV:
Tasbih Al-Misbah
Sinetron:
RTV:
Ice Fantasy
NET.:
Heirs of the Nights
The Worst Witch
JAG
NCIS
NCIS:Los Angeles
Hawaii Five-0
CSI
Tetangga Masa Gitu?
Kelas Internasional
RCTI:
Drama Filipina