- Detail
- Dilihat: 6431
Manado – Ajang internasional Asia Media Summit (AMS) 2013 di Manado, Sulawesi Utara tak banyak membicarakan penyiaran komunitas. Hal tersebut terlihat sejak pembukaan hingga jelang penutupan kegiatan. Padahal pembicara forum workshop banyak menekankan tentang kebebasan media.
Pemerhati radio komunitas Sulut, Berni Ateng yang ikut memantau jalannya kegiatan AMS 2013 mengatakan, dalam agenda kegiatan AMS 2013 ini bayak sesi dihabiskan membahas perusahaan-perusahaan besar media massa, adaptasi televisi menjadi jaringan sosial media, dan kampanye membangun perdamaian melalui media.
“Tak ada sesi membahas radio komunitas atau penyiaran komunitas seperti ramai diberitakan sebelum acara ini digelar. Di sesi merancang inovasi dan pelayanan radio, justru menjadi ajang sosialisasi kekuatan perusahaan komersil dan sosial media,” beber Ateng.
Menurutnya, secara umum ajang AMS 2013 di Manado bukan untuk penyiaran komunitas karena bahasan dan konten media komunitas sangat minim, serta tak satu pun lembaga penyiaran komunitas atau asosiasi radio komunitas yang terlibat dan atau di libatkan di acara itu, termasuk asosiasi radio komunitas lokal.
Sementara itu Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Tifatul Sembiring ketika memberi sambutan pada pembukaan kegiatan mengatakan AMS sebagai ajang membahas masa depan media dalam rangka membangun masyarakat menuju kedamaian, perkembangan media semakin cepat dan berubah ditengah gaya hidup yang berubah.
“Media menjadi semakin kompetitif. Jadi, media pun dituntut menjadi semakin kreatif. Berikan isi yang positif yang menjunjung moralitas dan perdamaian,” ujar Sembiring dikutip suara komunitas.
Sedangkan Direktur Regional Science Bureau for Asia and the Pasific Unesco, Hubert Gijzen yang tampil sebagai pembicara menekankan perubahan media ditengah rencana global yang semakin mendekati Millenium Development Goals 2015.
“Media harus mampu berubah untuk menjadi media yang bebas, independent dan pluraristik,” kata Hubert.
Pembicara lainnya, seperti Yang Binyuan, Direktur Asia Pasific Institute for Broadcasting Development (AIBD) malah menjadikan ajang ini untuk memuji kota Manado sebagai tempat orang bisa menikmati matahari, “Welcome to Sunshine,” pujinya. Red