Jakarta - Agung Suprio memulai diskusi dengan menjelaskan sejarah revolusi industri hingga revolusi 4.0. Menurutnya, sejarah kerap menjelaskan lanskap sosial, ekonomi hingga perubahan perilaku manusianya.
"Revolusi industri membuat banyak hal sepertinya adanya tempat tinggal, adanya tempat nongkrong dan lain sebagainya," ucapnya dalam forum Pekan Literasi, yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah, Jumat (16/11/2018).
Apa yang terjadi kala itu, nyaris serupa dengan revolusi digital yang kini terjadi sekarang. "Orang bisa mensosialisasikan dirinya sendiri melalui sosial medianya, menjadi content provider. Setiap peristiwa selalu menggambarkan perubahan," tutur koordinator bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran KPI ini.
Setelah ulasan itu, pria yang akrab disapa Agung ini, menjelaskan posisi penyiaran konvensional seperti televisi dan radio melalui analog di tengah arus digital. "Posisinya bisa dikatakan dilematis. Di satu sisi digital menjadi sebuah keniscayaan, di sisi yang lain adalah soal payung hukum yang tak kunjung rampung," ucapnya penuh harap.
Agung Suprio juga berpesan kepada ratusan peserta yang hadir di ruang Theater 2 Aqib Suminto agar bijak menyebar konten di jagad sosial media. "Ada narasi moral yang harus disampaikan di sosial media. Itu, adalah tugas teman-teman mahasiswa semua yang sangat intim dengan dunia digital," tuturnya yang disambut tiuh tepuk tangan. *