Pekanbaru - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau besinergi dengan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dalam menyelenggarakan kursus Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), di Balai Adat LAMR, Kamis (29/9/2022). Selain menebarkan ilmu, kursus ini diharapkan dapat memberi masukan berkenaan dengan siaran.

“Ya, ini program KPID. LAMR diminta berperan seperti sebagai nara sumber, peserta, dan menyediakan tempat maupun perangkat kegiatan lainnya,” kata Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, Rabu (28/9/2022).

LAMR sendiri sangat mengapresiasi kegiatan ini. Sebab, soal perilaku sarat dengan norma-norma dalam masyarakat yang ditapis oleh sejarah beserta impliksi dengan berbagai dimensinya. Ia menjadi lahan dinamis ketika dikaitkan dengan penyiaran yang merupakan sumber penting informasi dalam abad banjir informasi sekarang.

“Kearifan lokal menjadi salah satu sumber utama dalam bagaimana berperilaku pada penyiaran, sebab telah teruji oleh waktu dan perjalanan suatu peradaban. LAMR sendiri berkewajiban menggali dan menelusuri kearifan lokal yang berhubungan langsung dengan adat,” kata Datuk Seri Taufik. 

Ia bersyukur karena pemerintah sudah lama menyadari hal itu. Buktinya, tahun 20O4, KPI telah mengeluarkan keputusan No. 9/2004, tentang P3SPS “Tentu saja keberadaan pedoman itu harus senantiasa ditularkan kepada masyarakat terutama oleh insan penyiaran,” kata Datuk Taufik.

Di tempat terpisah, Ketua KIPD Riau, Falzan Surahman, M. Ikom mengatakan, pihaknya besinergi dengan LAMR karena memandang lembaga ini mewakili daerah dalam memuliakan kearifan lokal. “Tentu kami tak bisa mengerjakan tugas ini tanpa melibatkan pihak lain,” kata Falzan

Ia menambahkan, selain LAMR, nara sumber kegiatan ini juga berasal dari Kejaksaan Tinggi dan KPI Pusat. “Kita berharap, selain penyegaran perilaku penyiaran, kegiatan ini dapat mengembangkan pedoman perilaku penyiaran untuk kecerdasan bangsa.” Red dari berbagai sumber

 

 

Mamuju - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Sulawesi Barat menggelar literasi media Goes to Campus yang ketiga. Kali ini KPID Sulbar berada di Universitas Tomakaka (Unika) Mamuju, Senin (26/9/2022).

Ketua KPID Sulbar, Mu'min meminta para mahasiswa, agar cerdas dan bijak dalam mengelola informasi yang begitu deras membanjiri berbagai platform media saat ini.

Mu'min menjelaskan, informasi atau berita yang disuguhkan media sosial belum tentu sepenuhnya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

"Maka dari itu, mahasiswa diminta untuk tetap melestarikan budaya menonton siaran TV dan mendengarkan siaran Radio di tengah riuhnya dunia internet yang kian masif," pinta Mu'min.

Mu’min juga mengajak mahasiswa memerdekakan cara berpikir, sehingga dapat menyaring segala informasi yang dilihat dan didengar, salah-satunya dengan mengikuti literasi media agar mampu mengakses informasi, mampu menganalisis, mampu mengevaluasi dan mampu menciptakan informasi yang baik.

"Harapan kita adalah generasi muda dapat membedakan mana informasi yang bermanfaat serta mencerdaskan dan mana informasi yang justru merusak pikiran kita," ia menambahkan.

Pada kesempatan sama, Koordinator bidang Kelembagaan KPID Sulbar, Hadrah menambahkan, Goes To Campus juga dirangkaikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KPID Sulbar, dengan Universitas Tomakaka Mamuju yang diwakili oleh Rektor Dr. Sahril.

MoU ini adalah wujud kemitraan KPID dan Unika, untuk memperkuat sinergitas dalam menjaga tatanan penyiaran di daerah," terang Hadrah. Red dari berbagai sumber

 

 

 

 

 

Surabaya - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur menggelar dikusi kelompok terpumpun secara daring dengan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) se-Jatim, Rabu (21/9/2022). Ketua KPID Jatim, Immanuel Yosua Tjiptosoewarno, mengatakan LPPL perlu membangun optimisme masyarakat lewan konten siaran yang menggambarkan Jatim bangkit setelah pandemi. 

"Berbicara tentang kewajiban, LPPL di Jatim mesti ikut serta dalam diseminasi informasi pembangunan. LPPL mesti terlibat dalam menyampaikan infomasi pembangunan kabupaten/kota hingga Provinsi Jawa Timur," kata Yosua saat membuka diskusi kelompok terpumpun. 

Diskusi ini dihadiri oleh lebih dari 30 peserta LPPL se-Jatim. Pada pekan-pekan sebelumnya, KPID Jatim juga telah menggelar berbagai diskusi dengan peserta yang berasal dari lembaga penyiaran televisi swasta lokal, radio lokal, dan radio komunitas seluruh Jawa Timur. Tujuannya untuk penyebaran informasi pembangunan dan memperkuat komunitas penyiaran lokal. 

Diskusi ini merupakan upaya KPID Jatim mendorong kolaborasi dan penguatan kapasitas insan dan industri penyiaran. KPID Jatim berkomitmen untuk menciptakan iklim siaran yang sehat guna mendukung pembangunan daerah dan mengedukasi masyarakat Jawa Timur.

Kebutuhan diseminasi informasi pembangunan dibenarkan oleh Arvie Hendrawijaya dari LPPL Radio Malowopati Bojonegoro. Pihaknya telah aktif memberikan informasi tentang pembangunan di daerahnya, bahkan radio swasta ikut menyiarkan berita yang dibuat oleh Malowopati. Radio ini juga memperkuat potensi UMKM di Bojonegoro yang selama ini jarang dilirik oleh radio swasta.  

Koordinator bidang Isi Siaran KPID Jatim Sundari mengatakan diskusi ini mempertemukan tantangan penyiaran publik lokal dengan praktik baik yang telah dilakukan LPPL. Ia mengatakan konten siaran  di LPPL semestinya mencerahkan masyarakat dari informasi yang keliru atau hoax di media sosial. 

"LPPL bisa saling bersinergi atau berkolaborasi dengan RRI dan TVRI Jatim untuk menyebarkan informasi pembangunan dan potensi lokal," kata Ndari.  

Wakil Sekretaris Asosiasi LPPL Radio Jatim, Risma Erina. Pengurus Radio Persada Blitar ini mengatakan telah ada program siaran hasil kolaborasi tentang pembangunan di Jawa Timur. Misalnya, Buletin Jawa Timur yang disiarkan setiap sore pada hari Senin hingga Jumat. Ada pula Potret Jatim yang membahas potensi wisata, budaya, dan kuliner Sabtu dan Minggu.

"LPPL yang belum bergabung, ayo ikut asosiasi dan aktif berbagi siaran pembangunan dan potensi lokal daerahnya masing-masing. Kami juga sering mengadakan upgrade SDM penyiaran," ujar Risma. 

KPID Jatim mendorong penyebaran informasi pembangunan dan potensi lokal Jawa Timur. KPID Jatim berkomitmen membentuk iklim penyiaran sehat dan bekerja denga  cepat, efisien, efektif, tanggap, dan transparan (CETAR) terhadap keluhan serta masukan komunitas penyiaran Jawa Timur. Red dari Dinasinfokom Jatim

 

 

Surabaya – Pengurus Rumah Aspirasi-19 melakukan audiensi ke Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur (KPID JATIM) untuk mengawal kesiapan Program Analog Switch Off (ASO) di Jatim.

Sekretaris Rumah Aspirasi-19, Ahmad Mudabir mendorong KPID Jatim sebagai lembaga kontrol penyiaran untuk memperkuat sosialisasi program pemerintah terkait peralihan TV analog ke TV digital pada masyarakat di daerah.

“Jangan sampai agenda digitalisasi penyiaran yang melalui Analog Switch Off (ASO) merugikan masyarakat, dan mematikan TV lokal yang merupakan kearifan lokal Jawa timur,” terang Ahmad Mudabir didampingi Irfan Bendahara Rumah Aspirasi-19 dengan ketua KPID Jawa Timur, Immanuel Yosua, Dian Ika Riani Wakil Ketua dan Sundari Sudjianto.

Dalam kesempatan tersebut, Jabir sapaan akrab Ahmad Mudabir menanyakan, apakah Analog Switch Off (ASO) akan tetap sesuai deadline, 2 November 2022.

Dirinya mempertanyakan kesiapan KPID terkait agenda Analog Switch Off (ASO). “Bagaimana support Kementrian Kominfo, pemerintah provinsi, dan pemkab/pemkot. Jangan sampai ketika Program Analog Switch Off (ASO) di laksanakan masyarakat jawa Timur malah dirugikan karena tidak bisa akses/menonton siaran TV,” tegas dia.

Patut dikhawatirkan, lemahnya sosialisasi, masyarakat tidak siap. “Karena tidak punya perangkat digital, dari sekarang harus jelas siapa saja yang menjadi penyelenggara MUX di Jawa Timur dan bagaimana kesiapan mereka,” tegas dia.

Aktivis Rumah Aspirasi ini juga mendesak komitmen distributor Set Top Box (STB). “Bagaimana dengan komitmen mereka untuk distribusi Set Top Box (STB) gratis terhadap keluarga miskin, sudah berapa persen yang terealisasi,” ujurnya.

Sementara itu, Ketua KPID Jawa Timur, Immanuel Yosua, mengapresiasi kepada Pengurus Rumah Aspirasi-19 atas kepedulian untuk mengawal pelaksanaan Analog Switch Off (ASO) yang akan di laksanakan pada 2 November 2022. Menurut Immanuel, jika tidak ada jadwal perubahan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Ini merupakan wujud kepedulian terhadap hak masyarakat Jawa Timur terkait penyiaran, tentunyan hasil diskusi yang kami lakukan tadi ada beberapa hal yang bisa kita optimalkan dan akan kita teruskan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), karena kewenangan pengaturan ada di Kemenkominfo,” tegas Immanuel.

Sebagai perwakilan masyarakat Jawa Timur di bidang penyiaran, KPID Jatim mengawal pelaksanaan penyiaran di Jatim agar hak masyarakat di bidang penyiaran terjamin. “Tentunya tidak sendiri, kami akan berjejaring dengan semua elemen masyarakat di Jatim seperti Pemprov, DPRD, lembaga penyiaran dan masyarkat yang peduli penyiaran seperti Rumah Aspirasi-19,”tutur ketua KPID Jatim.

Menindaklanjuti pertemuan itu, ketua Rumah Aspirasi 19 Mulyadi menyampaikan segera berkirim surat ulang ke Diskominfo Jatim. Red dari Memorandum.co.id

 

 

Mamuju -- Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar kegiatan Goes To Campus di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Andini Persada Mamuju yang berada di desa Bambu, Selasa (20/09/2022). Sebelumnya, KPID Sulbar juga telah dilaksanakan kegiatan serupa pada Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju) beberapa hari lalu.

Koordinator Bidang Kelembagaan KPID Sulbar, Hadrah yang didapuk sebagai leader kegiatan, mengatakan bahwa Undang-undang Nomor 32 Tahun 2022 Tentang Penyiaran mengamanatkan KPID Sulbar untuk mengawasi siaran televisi dan radio.

“Tugas utama kami adalah melakukan pengawasan isi siaran lembaga penyiaran televisi dan radio, bilamana ada siaran yang diduga melanggar pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran (P3SPS) maka di sanalah peran KPID melakukan teguran sampai rekomendasi penghentian sementara program acara kepada lembaga penyiaran yang melanggar sebagai jaminan masyarakat memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai hak azasi manusia,” jelas Hadrah.

Di hadapan mahasiswa Stikes Andini Persada Mamuju, KPID juga mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih dekat KPID Sulbar. “Jika ada waktu luang adik-adik mahasiswa bisa berkunjung ke kantor kami di jalan R.E Martadinata Simboro untuk saling berdiskusi terkait penyiaran, kapan saja ada waktunya kami siap menerima,” kata Hadrah.

Sementara, Wakil Ketua KPID Sulbar, Ahmad Syafri mwngatakan, literasi media dinilai sangat penting bagi mahasiswa sebagai agen of change, sebab Undang-undang penyiaran secara tegas menyebutkan bahwa penyiaran diselenggarakan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menghadirkan program siaran yang baik dan berkualitas pada lembaga penyiaran radio maupun televisi.

“Inilah salah satu alasan kami menggelar kegiatan Goes To Campus di Stikes Andini Persada. Literasi media ini akan mengedukasi kia semua tentang program-program mana saja yang layak ditonton sesuai tuntunan, memberikan pencerahan dan kesejukan bagi masyarakat serta siaran mana pula yang tidak layak dilihat karena dapat mempengaruhi pikiran seseorang ke hal yang tidak bermanfaat,” terang Ahmad Syafri.

Di tempat yang sama, Koordinator Bidang PS2P KPID Sulbar, Firman Getaran mengungkapkan bahwa Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran saat ini tengah digodok dan diharmonisasi di pusat agar pengawasannya tidak lagi berkutat pada siaran televisi dan radio semata, karena sudah tidak relevan lagi dengan kondisi masyarakat saat ini yang mengalami kemajuan teknologi yang sangat pesat.

“Tetapi kita semua berharap bisa lebih luas lagi merambah ke platform media sosial sehingga seluruh media dapat diawasi oleh KPID untuk meminimalisir adanya tayangan atau konten yang tidak sesuai dengan P3SPS,” sebut Firman.

Hal senada juga disampaikan komisioner KPID Sulbar, Naluria Islami. Dalam paparannya, Komisioner KPID termuda ini menegaskan pentingnya mahasiswa menonton siaran sehat. “Kami menyasar mahasiswa karena kami paham bahwa mahasiswa adalah ujung tombak perubahan dan generasi penerus cita-cita bangsa, tentunya cerdas memilih dan memilah tontonan yang bermanfaat, mengedukasi sesuai dengan kaidah dan budaya kita,” pungkasnya. Red dari berbagai sumber

 

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.