Populer
Penyelesaian Blankspot di Wilayah 3T Harus Libatkan Daerah13 Agu 2024 - RG
KPI Tergabung dalam Tim Tanggap Insiden Siber BSSN22 Agu 2024 - RG
KPI Tegur “Bang Tobat” BTV Karena Langgar Prinsip Jurnalistik21 Agu 2024 - RG
KPI Kurangi Durasi dan Waktu Siaran “Brownis” Trans TV02 Sep 2024 - RG
VIDEO
Pojok Aduan
Hartanto Ridho Darusman | Membicarakan hal mistis di Indonesia tentunya bukan sesuatu hal yang baru lagi, bagi masyarakat dibeberapa daerah kepercayaan animisme, dinamisme oleh beberapa masyarakat masih dianggap relevan di zaman yang sudah lebih maju seperti sekarang. Kepercayaan mistisme tidak membicarakan soal salah atau benar, namun hal seperti ini menjadi ranah yang bisa dibilang "abu-abu". Di zaman modern seperti sekarang profesi sudah semakin banyak jenisnya, yang tidak kalah menarik adalah profesi sebagai dukun. Dukun dianggap jalan pintas, atau bisa jadi sebagai perantara sarana penolong oleh sebagian orang untuk mendapatkan "keinginan" mereka. Kenapa dukun? Ya dukun dianggap memiliki kemampuan diatas rata-rata orang pada umumnya, kemampuan mereka ini diperoleh dari mereka belajar bertahun-tahun, atau memang dari lahir sudah memiliki keturunan kemampuan diatas-rata dan yang tidak kalah kontroversial profesi dukun selalu diidentikkan dengan bantuan mahkluk halus atau jin. Sejumlah jajaran nama mentereng dalam dunia perdukunan terus mengalami regenarasi yang begitu cepat. Kerap tampil di layar kaca atau hanya sekedar menjadi bintang tamu sebuah acara dan ada juga yang namanya melejit karena menjadi dukun langganan di kalangan selebritas Indonesia, secara tidak langsung membentuk mereka menjadi julukan dukun selebritis. Keberadaan mereka menjadi peluang bagi beberapa perusahaan stasiun televisi untuk mengeksplor "eksistensi" mereka. Apabila profesi "dukun" ini terus menjadi konsumsi oleh masyarakat melalui media, khususnya staisun televisi, akan memunculkan dampak buruk bagi masyarakat Indoensia di situasi bangsa yang seperti sekarang ini. Masyarakat yang tidak bisa berfikir kritis menanggapi fenomena seperti ini cenderung akan melakukan tindakan copyng terhadap apa yang mereka konsumsi di media. program siaran wajib melindungi etika profesi yang dimiliki profesi tertentu yang ditampilkan dalam isi siaran. |
Pojok Apresiasi
Rizqi Arie Harnoko | Saya sangat mengapresiasi terhadap komitmen tvOne dalam menayangkan program-program yang bermutu khususnya di bidang olahraga. Dengan kembalinya tayangan Liga Indonesia (Liga 1 & Liga 2) di tvOne, diharapkan tvOne bisa menjadi stasiun TV yang sangat dicintai oleh anak muda di Indonesia. Saya mewakili seluruh pecinta olahraga (khususnya sepakbola) di tanah air sangat mendukung komitmen tvOne terhadap dunia olahraga Indonesia, dengan menghadirkan Liga Indonesia, One Pride MMA, dan Live World Boxing yang mampu membuat pemirsa betah menyaksikan siaran dari tvOne. Saya juga turut mendukung tvOne yang sudah menghadirkan kembali program Radio Show yang merupakan salah satu acara musik berkualitas di tanah air. Semoga ke depannya tvOne juga bisa menjadi stasiun TV favorit seluruh fans JKT48, dengan kembali menghidupkan program Yokoso JKT48 (sebelumnya tayang di ANTV) dan juga menayangkan event-event penting JKT48 seperti konser, sousenkyo, dan janken tournament. |