Jakarta -- BBC, pada Senin (20/3/2023) lalu, mengatakan pihaknya telah meminta staf untuk menghapus aplikasi video milik China, TikTok, kecuali diperlukan untuk kepentingan bisnis. Keputusan itu diambil di tengah meningkatnya sikap keras institusi-institusi Barat terhadap kekhawatiran masalah pengumpulan data.

Raksasa penyiaran Inggris itu melaporkan bahwa pihaknya mengirimi para staf sebuah pesan pada hari Minggu (19/3), yang berisi: “Kami tidak merekomendasikan pemasangan TikTok pada perangkat perusahaan BBC kecuali ada alasan bisnis yang dibenarkan.

“Jika Anda tidak memerlukan TikTok untuk alasan bisnis, TikTok harus dihapus,” tambahnya.

Pihak berwenang di negara-negara Barat telah mengambil sikap yang semakin tegas terhadap aplikasi milik perusahaan ByteDance itu, karena takut data pengguna dapat digunakan atau disalahgunakan oleh otoritas China.

Inggris pada hari Kamis (16/3/2023) mengumumkan larangan keamanan terhadap TikTok pada perangkat milik pemerintah, sejalan dengan langkah yang diambil Uni Eropa dan Amerika Serikat.

BBC mengatakan kepada AFP pada hari Senin (20/3/2023) bahwa pihaknya “menganggap serius keselamatan dan keamanan sistem, data dan pegawai kami.”

BBC menambahkan bahwa meskipun penggunaan TikTok pada perangkat perusahaan masih diizinkan untuk tujuan editorial dan pemasaran, “kami akan terus memantau dan menilai situasinya.”

Lembaga penyiaran itu telah meluncurkan sejumlah akun di TikTok untuk meraih audiens baru, di mana akun resminya sendiri telah diikuti 4,4 juta pengikut.

ByteDance telah sejak lama bersikeras bahwa perusahaannya tidak menyimpan data di China atau membagikannya kepada Beijing. Red dari bebagai sumber

 

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.