Teheran - Beberapa stasiun televisi pemerintah Iran yang ditujukan untuk pemirsa asing berisiko ditutup karena "akumulasi utang," kata kepala cabang asing Republik Islam Iran Broadcasting (IRIB) memperingatkan pada hari Rabu (10/6).
"Kami berharap jaringan televisi penting kami, seperti Press TV, al-Alam, dan iFilm (bahasa Inggris dan Arab) akan dikeluarkan dari udara dalam beberapa hari dan minggu mendatang," kata Peyman Jebeli, kepada kantor berita semi-resmi Iran, Fars.
Stasiun televisi berbahasa asing Iran secara luas dianggap sebagai corong rezim yang bertujuan untuk mempromosikan nilai-nilai dan ideologinya dan membenarkan kebijakan luar negerinya.
Jebeli mengatakan bahwa stasiun radio IRIB (berbahasa Dari) yang telah mengudara di Afghanistan selama 40 tahun telah ditutup karena akumulasi utang. "Hilangnya stasiun radio ini merupakan pukulan besar bagi propaganda internasional negara kita," katanya.
Bulan lalu, TV IRIB berbahasa Arab, al-Kawthar, ditutup karena alasan yang sama. "Kami pikir masalah ini akan mendapat perhatian dari pemerintah setelah TV al-Kawthar ditutup," katanya.
"Para pejabat dan lembaga yang bertanggung jawab untuk pembiayaan IRIB tidak mengetahui tragedi yang terjadi, atau mereka tidak peduli," kata Jebeli.
Dia menuduh pemerintahan Presiden Hassan Rouhani melakukan kelalaian besar, dengan mengatakan: "Kecurigaan yang kami miliki bahwa kelalaian ini mungkin disengaja semakin menonjol."
Jebeli tidak mengatakan berapa banyak IRIB berhutang kepada penyedia satelit, atau mengapa pemerintah Rouhani tidak mengalokasikan dana yang diperlukan untuk organisasi. Pemerintahan Rouhani di masa lalu telah mengkritik IRIB, karena terlalu kritis terhadap kebijakan pemerintah. Red dari Al Arabiya/SATUHARAPAN.COM