Serang – Masa kanak-kanak merupakan masa dimana perkembangan individu dimulai. Kualitas perkembangan anak-anak di usia emasnya akan mempengaruhi kualitas si anak tersebut di masa depan. Untuk menciptakan individu yang berkualitas, campur tangan guru dan orangtua sangat diperlukan seperti memberikan pilihan informasi atau siaran yang layak dan baik untuk mereka.

Anggota KPI Pusat bidang Pengawasan Isi Siaran, Agatha Lily mengatakan, anak-anak kita adalah generasi penerus bangsa yang harus dijaga dan dibimbing dengan memberikan asupan informasi atau tontonan yang baik. “Karena itu, peran guru dan orangtua sangat penting dalam mengawasi dan memilihkan mereka tontonan yang layak,” katanya di depan peserta Literasi Media yang diselenggarakan KPID Banten di Laguna Restoran, Serang, Senin, 25 November 2013.

Komisioner yang biasa dipanggil Lily mengungkapkan hasil penelitian terkait dampak pada anak akibat kebiasaan menonton televisi yang berlebih yakni anak menjadi pribadi yang terbiasa membuang-buang waktu, mengganggu kesehatan mereka, menjadi pribadi yang individualis, dan dapat menumbuhkan sikap hidup konsumtif.

“Anak-anak yang menonton televisi lebih dari tiga jam dalam sehari harus diwaspadai karena dampaknya sangat besar bagi perkembangan mereka. Tidak hanya gangguan kesehatan tapi juga perilaku sosialnya,” jelas Lily ke peserta Literasi Media yang sebagian besar merupakan guru pendidikan anak usia dini atau PAUD.

Lily juga mengingatkan bahwa tidak semua tayangan untuk anak itu aman dan layak. Bahkan, ada film kartun anak yang tidak layak ditonton karena kandungannya penuh kekerasan, kata-kata kasar, dan perilaku tidak pantas dan membahayakan jika ditiru. “Di luar negeri film seperti itu sudah tidak  dianjurkan ditonton. Saya pun mengingatkan para orangtua agar mendampingi anak-anaknya dan jangan beranggapan kalau anak-anak yang menonton televisi itu sudah aman,” tegasnya yang diamini Komisioner KPID Banten, Cecep Abdul Hakim dan Ade. Red

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.