Salah satu tugas dan kewajiban Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang menjamin profesionalitas di bidang penyiaran. Berkaitan dengan hal tersebut KPI membuka "Sekolah P3SPS Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS)" yang diperuntukkan bagi praktisi penyiaran, mahasiswa, dan masyarakat umum.
sekolah P3SPS Angkatan I akan dilaksanakan pada 5 – 7 Mei 2015, bertempat di Kantor KPI Pusat. Pendaftaran peserta diterima paling lambat tanggal 29 April 2015, Pukul 00.00 WIB. Formulir pendaftaran dapat diunduh dalam tautan ini atau ini. Formulir yang sudah diisi dikirimkan ke: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya..
Selama kegiatan berlangsung KPI Pusat menyediakan, seminar kit, konsumsi, dan sertifikat. Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Ketentuan lain:
Pendaftar yang diterima untuk mengikuti Sekolah P3SPS secara mutlak ditentukan KPI Pusat. Calon peserta yang diterima, langsung dihubungi panitia.
Sekolah P3SPS digelar setiap bulan sekali dengan jumlah peserta maksimal 30 orang. KPI Pusat akan mengumumkan jadwal pendaftaran untuk mengikuti Sekolah P3SPS setiap bulannya.
Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat meminta lembaga penyiaran tidak menyiarkan siaran iklan investasi yang berpotensi merugikan masyarakat. Hal ini menindaklanjuti peringatan yang KPI keluarkan pada beberapa lembaga penyiaran terkait siaran iklan “Mavrodi Mondial Moneybox (MMM)”.
KPI, berdasarkan tugas dan kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, menindaklanjuti pengaduan masyarakat tentang siaran iklan “Mavrodi Mondial Moneybox (MMM)”. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengirimkan surat kepada KPI dan menyatakan bahwa kegiatan MMM berpotensi merugikan masyarakat.
Sejalan dengan aduan masyarakat dan surat dari OJK tersebut, Dewan Periklanan Indonesia (DPI) juga menyatakan bahwa iklan “Mavrodi Mondial Moneybox (MMM)” berpotensi melanggar etika periklanan, sehingga harus segera dihentikan.
KPI sendiri sudah memberikan surat peringatan kepada Global TV, SCTV, TV One dan RCTI atas siaran iklan investasi tersebut. Dalam Undang-Undang Penyiaran pasal 46 ayat (5) menyebutkan bahwa siaran iklan niaga yang disiarkan adalah menjadi tanggung jawab dari lembaga penyiaran. Karenanya KPI berharap seluruh lembaga penyiaran berhati-hati dalam menyiarkan iklan-iklan investasi, agar tidak memberikan kerugian pada masyarakat.
Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH. M. Zainul Majdi mengapresiasi Gerakan Keluarga Sadar Media yang dicanangkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah NTB. Gerakan itu dinilai strategis dalam memberikan perlindungan terhadap anak-anak dan remaja dari pengaruh buruk tayangan televisi dan radio akhir-akhir ini.
”Gerakan ini tentu positif, sebab keluarga merupakan benteng utama untuk memberikan nilai-nilai positif kepada anak-anak kita sejak dini, termasuk melindungi mereka dari segala bentuk konten media yang tidak punya nilai edukasi,” ungkap Gubernur saat menerima anggota KPI Daerah NTB di ruang kerjanya, Senin, 20 April 2014.
Menurut Gubernur, gerakan yang dicanangkan KPI Daerah NTB itu diharapkan dapat menjadi model untuk meningkatkan partisipasi orang tua dan menggugah kesadaran setiap anggota keluarga akan pentingnya memilih dan memilah media dengan benar. ”Saya harap ini menjadi program utama KPID dan digaungkan ke tingkat nasional,” ujarnya.
Selain itu, Gubernur juga menyoroti maraknya materi lagu-lagu yang bermuatan tidak pantas dan porno. Dalam kesempatan itu Gubernur meminta KPID NTB untuk penegakan aturan dalam menjamin kenyamanan dan kepentingan publik. ”Saya kira KPID harus tegas dalam hal ini, bahkan bila perlu memprosesnya secara pidana. Dalam berbagai kesempatan selalu ada aduan dan keluhan masyarakat kepada saya tentang lagu daerah yang muatannya tidak mendidik,” katanya. (KPID NTB)
Mataram - Gubernur TGH. M. Zainul Majdi mengapresiasi terpilihnya Nusa Tenggara Barat sebagai tuan rumah pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KPI serta Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) tahun 2016. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan anggota KPID NTB di ruang kerjanya.
”Kita siap memberikan dukungan agar agenda nasional yang dilaksanakan KPI bisa terlaksana dengan lancar dan sukses,” kata Gubernur, Senin, 20 April 2015. Ia juga meminta agar KPI Daerah NTB melakukan koordinasi dan persiapan terutama untuk dukungan yang bisa dilakukan Pemerintah Provinsi NTB.
Gubernur mengaku optimistis dengan berbagai kegiatan nasional yang dilaksanakan di NTB akan memberi banyak manfaat bagi daerah. ”Bahkan dibicarakan penganggarannya dalam nomenklatur khusus agar disesuaikan dengan kemampuan daerah,” ujarnya.
Sementara itu Ketua KPI Daerah NTB Sukri Aruman dalam pertemuan itu menyampaikan potret dinamika penyiaran di NTB dan kendala yang dihadapi. Salah satunya soal implementasi sistem stasiun berjaringan oleh TV swasta Jakarta yang belum memenuhi harapan masyarakat NTB.
Dilaporkan pula berbagai program strategis KPID NTB seperti Gerakan Keluarga Sadar Media, Pelatihan SDM Penyiaran, Sosialisasi Perizinan TV Kabel, Pengawasan Siaran Radio dan TV lokal yang masih belum maksimal karena kendala perangkat monitoring yang belum menjangkau seluruh wilayah NTB.
Dalam pertemuan itu, KPID NTB secara khusus meminta Gubernur agar Pemerintah Provinsi NTB dapat memberikan ide dan gagasan inovatif yang akan dilaporkan ke KPI Pusat. ”Bagaimana pun, NTB dipilih setelah melalui tahapan seleksi dengan beberapa provinsi lain yakni Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Papua Barat. Mudah-mudahan NTB dapat menjadi tuan rumah yang baik ,” kata Sukri. (KPID NTB)
Jakarta – Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mulai mengingatkan semua lembaga penyiaran untuk tidak menayangkan program-program yang bertentangan dengan P3 dan SPS KPI. Upaya mengingatkan sejak jauh hari ini dalam rangka mewujudkan Program Siaran Ramadhan yang bermartabat. Demikian dijelaskan dalam surat edaran KPI Pusat ke seluruh direktur utama lembaga penyiaran yang ditandatangani Ketua KPI Pusat, Judhariksawan, tepat pada saat peringatan Hari Kartini, Selasa, 21 April 2015.
Judha dalam surat edaran tersebut menjelaskan mengenai hal-hal yang tidak pantas untuk disiarkan dalam program Ramadhan di lembaga penyiaran yang antara lain:
1. Goyangan yang erotis dan mengeksploitasi bagian-bagian tubuh wanita seperti dada, paha dan bokong; 2. Adegan-adegan yang seronok atau vulgar; 3. Pakaian yang minim dan memperlihatkan bagian-bagian tubuh wanita seperti dada, paha dan bokong; 4. Pria berperilaku dan berpakaian kewanitaan; 5. Adegan kekerasan dan candaan kasar; 6. Mengungkapkan secara terperinci aib/kerahasiaan seseorang; 7. Menyiarkan konflik secara eksplisit dan provokatif; 8. Menayangkan siaran yang bermuatan mistik, horor dan supranatural yang menimbulkan ketakutan dan kengerian pada khalayak di bawah pukul 22.00 waktu setempat; 9. Menayangkan adegan yang mengarah kepada hubungan seks atau keintiman pria dan wanita seperti ciuman; dan 10. Menyisipkan Iklan Niaga pada saat Adzan.
Berlandaskan ketentuan yang dituliskan di atas, KPI Pusat menghimbau kepada seluruh lembaga penyiaran untuk mematuhi surat edaran tersebut. “Kami minta Lembaga Penyiaran menghormati bulan suci Ramadhan dengan menayangkan tayangan yang tidak mengganggu kekhusyukan umat Muslim dalam menjalankan Ibadah Puasa,” kata Judha dalam surat yang juga ditembuskan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan seluruh KPID.
Selain itu, KPI Pusat meminta lembaga penyiaran menjadikan P3 dan SPS KPI Tahun 2012 sebagai acuan utama dalam penayangan sebuah program siaran. ***
Televisi sebagai media yang selalu menyajikan berbagai kebutuhan khalayak atas informasi dan hiburan sering menggunakan pelawak (komedian) sebagai daya tarik isi siaran. Pada segmen kuis berhadiah via telephone interaktif yang dipandu oleh Komeng, Adul dan Kenta pada program Bukanya Tuh Disini di NET TV terjadi lawakan yang menurut saya pribadi gak lucu dan cenderung mengarah kepada representasi bullying atau perlakuan yang merendahkan martabat manusia lain.
Salah satu adegan yang menurut saya tidak baik ditampilkan yaitu ketika Komeng melakukan lawakan slapstick seperti mendorong Adul hingga jatuh atau bahasa kerennya “nge-jorokin”, dan dengan sengaja menjatuhkan properti yang cukup berat ke kaki lawan mainnya (Adul). Menurut saya, hal ini seperti menggambarkan sebuah imaji bahwa dengan sengaja melukai orang lain kemudian bersikap antipati atas nama humor adalah hal yang wajar dan tidak perlu dibawa ke hati.
Dalam segmen kuis interaktif tersebut, Komeng melakukan berbagai perilaku yang terlihat seperti merendahkan martabat lawan mainnya. Mungkin maksud Komeng, dengan adegan tersebut Ia dapat menciptakan suasana humor yang tidak tegang dan santai, namun melakukan lelucon fisik dengan gaya slapstick seperti itu tidak membuat saya tertawa justru iba dengan adegan tersebut. Kedekatan Komeng dan Adul di layar kaca dapat diamati dari berbagai sumber seperti youtube dan lain-lain. Kedekatan mereka menurut saya tidak bisa dijadikan alasan ketika Komeng melakukan lawakan yang merendahkan karena ketika in frame dan kamera sudah on seharusnya para entertainer bekerja secara profesional dan tidak melupakan etika ketika beradegan di depan kamera.
Menurut saya, yang dilakukan Komeng dan Adul bukanlah lawakan yang pantas ditampilkan kepada khalayak, apalagi pada pukul 17:00 menjelang buka puasa dimana cukup banyak khalayak atau pemirsa seperti keluarga, dimana ada khalayak berusia anak dan remaja yang juga menyaksikan program siaran televisi sambil menunggu berbuka puasa.
Penggunaan bintang komedi seperti Komeng serta karakter lawakannya yang “unik” dan “nyeleneh” itu harusnya mampu memberi nilai tambah bagi program siaran televisi juga bagi khalayak atau pemirsa setia televisi di rumah anda. Saran saya agar para talent (entertainer) dapat lebih diarahkan oleh segenap tim yang bertanggung jawab saat siaran yang tayang secara LIVE ini agar menampilkan lawakan yang lebih berkualitas dan mampu menghibur khalayaknya dengan lawakan yang bermutu pula menghibur dengan tidak merendahkan harga diri dan martabat manusia lain.
Ini tidak sepenuhnya sebuah aduan kepada KPI untuk menghentikan atau memberi sanksi, namun ini merupakan bentuk saran dan unek-unek dari seorang pemirsa yang juga punya hak untuk menikmati konten informatif dan atau konten hiburan yang berkualitas. Mungkin mereka (entertainer) kurang di-brief, atau mungkin saja lawakan slapstick seperti itu memang sudah harus kita tinggalkan bersama-sama. Terima kasih.
Pojok Apresiasi
Ahmad rohsad
Acara ini sangat meninspirasi untuk saya dan keluarga saya. Karena sangat baik untuk pelajaran saya dan adik adik saya.. Dalam usia masih kecil mereka yang ikut dalam hafiz indonesia tersebut sudah bisa menghafal alquran. Sangat menginpirasi sekali. Dan sangat bagus.. Terima kasih