- Detail
- Dilihat: 8279
Jakarta – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Yuliandre Darwis mengajak kalangan mahasiswa memiliki pandangan sama terhadap cita-cita bangsa yakni maju dan sejahtera. Pandangan selaras tersebut dapat diwujudkan melalui tanggungjawab mereka mengembangkan penyelenggaraan penyiaran Indonesia lebih baik, berkualitas dan edukatif.
“Publik dalam hal mahasiswa memiliki peran terhadap pengembangan bangsa karena di dalam UU Penyiaran dituliskan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam berperan serta mengembangkan penyelenggaraan penyiaran nasional,” kata Yuliandre Darwis saat memberi kuliah umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kampus Universita Muhammadiyah Jakarta (UMJ), dengan tema Peran KPI dalam Peningkatan Kualitas Isi Siaran di Indonesia, Jumat, 9 September 2016.
Menurut Yuliandre membahas masalah bangsa tidak bisa dipikirkan sendiri tapi harus sama-sama karena arahnya tidak boleh berbeda frekuensi. Kesamaan pandangan terhadap kemajuan bangsa sangat penting untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa ini. “Background kita berbeda beda, edukasi dan budaya juga berbeda, tapi menyangkut isu ini harus kita pikirkan bersama,” katanya bersemangat di depan ratusan mahsiswa UMJ yang hadir memenuhi ruang aula FISIP UMJ.
Kalangan akademis, lanjut Andre, panggilan akrab Yuliandre, harus memiliki pemahaman studi akademis yang kuat karena melalui gerakan akademis dengan terminologi UU akan menjadi bahan catatan yang baik untuk tatakelola penyiaran Indonesia lebih baik.
Dia juga menjelaskan tujuan penyiaran yang dirangkum dalam UU Penyiaran yakni memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat mandiri, demokratis, adil dan sejahtera serta menumbuhkan industri penyiaran
Dalam kaitan memajukan bangsa ini tidak akan lepas dari penanaman rasa nasionalisme. America Serikat, kata Andre, bisa menjadi contoh bagaimana penerapan simbol-simbol nasionalisme mereka masuk kes semua ruang termasuk siaran dan film. “Lihat saja film-film mereka, pasti ada simbol-simbol negaranya,” katanya.
Nasionalisme itu harus dijaga kata Ketua KPI Pusat. “Ini PR besar untuk mengembangkan karakter bangsa. Ini juga harus melibatkan semua stakeholder penyiaran untuk berpikir bersama bagaimana menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalisme tersebut. Ayo kita niatkan yang baik untuk hal ini. Hidup ini hanya satu kali jadi buatkan segalanya berarti. Pelan-pelan dalam melakukan perubahan lebih baik ketimbang tidak sama sekali. Karena proses perubahan itu berjalan,” paparnya yang disambut tepuk tangan mahasiswa. ***