- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 23117
Jakarta -- Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI, Bambang Kristiono mengatakan, banyak keuntungan yang akan diperoleh UMKM yang mampu bertransformasi dengan digitalisasi. Antara lain terciptanya efisiensi yang semakin memudahkan pelaku UMKM untuk menjalankan bisnisnya, seperti efisiensi biaya dan kemudahan berpromosi. Saat ini, promosi dapat dilakukan melalui media sosial Facebook, Instagram, dan Twitter serta lainnya.
“Di era serba digital, akan ketinggalan zaman jika tidak memanfaatkan digitalisasi untuk berusaha. Mau tidak mau dengan perkembangan industri 4.0 dan transformasi digital menjadi kata kunci agar detak jantung bisnis tetap hidup termasuk untuk UMKM,” kata Bambang saat menjadi pemateri dalam diskusi berbasis daring yang diselenggarakan oleh Badan Aksebilitas Telekomunikasi dan Informas (Bakti) dengan tema “Pemanfaatan Teknologi dan Informasi untuk mendorong Pertumbuhan UMKM” di Jakarta, Senin (16/11/2020).
Bambang mengungkapkan, di era digital sekarang cara masyarakat berkomunikasi sudah berbeda. Terciptanya smartphone dan support dari jaringan internet semakin membantu masyarakat untuk dapat berkomunikasi dengan lawan bicaranya, walaupun yang dituju berada di negara yang berbeda.
“Kini konsumen dapat membeli barang dari aplikasi dan barang akan dikirimkan ke rumah atau lokasi yang dituju. Dan banyak lagi market place yang tersedia saat ini. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya sampai mendapat keuntungan yang menjanjikan,” katanya.
Sementara itu, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Yuliandre Darwis mengungkapkan, kehadiran para pelaku UMKM merupakan bagian terpenting dalam perekonomian di Indonesia karena menjadi salah satu motor penggerak terbesar. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, 99,99 persen unit usaha di Indonesia adalah UMKM yang mempekerjakan sebanyak 116 juta orang atau sebesar 97 persen total pekerja di Indonesia.
“UMKM juga menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Semoga UMKM tetap tegar dan kembali beraktivitas seperti biasa dan menghidupkan jutaan rakyat Indonesia,” kata Yuliandre Darwis.
Presiden OIC Broadcasting Regulatory Authorities Forum (IBRAF) periode 2017 -2018 ini melihat pertumbuhan UMKM di masa pandemi ini perbedaannya cukup signifikan dengan biasanya. Dia menegaskan masa pandemi ini adalah musim ujian bagi pelaku usaha. Dari hasil riset yang dilakukan oleh Katadata.com tahun 2020 menyebutkan, ada 30 persen hingga 50 persen UMKM di Indonesia terganggu usahanya di masa pandemi ini.
“UMKM di masa pandemi ini memiliki berbagai masalah. Tapi disinilah para pelaku UMKM untuk lebih akrab ke dunia digital,” kata Andre. Man/*