- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 810
Palu – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mendorong seluruh lembaga penyiaran khususnya di wilayah rawan bencana seperti di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), untuk secara berkelanjutan menjadi media mitigasi bencana. Fungsi media penyiaran seperti TV dan radio sangat krusial ketika situasi di wilayah siarannya mengalami kejadian darurat seperti gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu pada 2018 lalu.
“Peran-peran ini jangan sampai ditinggalkan lembaga penyiaran di Sulawesi Tengah. Melalui anugerah ini, saya berharap lebih banyak lagi pesan-pesan pengetahuan disampaikan lembaga penyiaran tentang kebencanaan dan lingkungan. Sehingga masyarakat tercerahkan dan menjadikan isu lingkungan sebagai isu yang dekat dengan keseharian kehidupannya,” kata Ketua KPI Pusat, Ubaidillah, dalam sambutannya di acara malam Anugerah KPID Sulteng 2024 di Kota Palu, Sulteng, Rabu (28/2/2024).
Dia menceritakan, saat terjadi gempa bumi dan tsunami di Palu, kontribusi lembaga penyiaran khususnya radio sangat vital. Bagaimana radio menjadi pusat informasi satu-satunya bagi masyarakat di wilayah terdampak. Bahkan, informasinya menjadi sumber utama bagi media lain di luar Palu.
“Siarannya menjadi pusat informasi sekaligus alat komunikasi yang berkaitan tentang kebencanaan. Termasuk menjadi sentrum pencarian orang hilang, bantuan, data korban dan lainnya,” lanjut Ketua KPI Pusat yang akrab disapa Gus Ubaid ini.
Menurutnya, peran media penyiaran dalam pengurangan risiko bencana mencakup banyak hal. Edukasi soal bencana, evakuasi, penanggulangannya, hingga tindakan-tindakan yang diambil setelah kejadian.
“Atas dari hal itulah, kesadaran terhadap kepedulian akan lingkungan dan kebencanaan mau tidak mau harus kita dorong. Harus kita jadikan sebagai isu dan narasi besar di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mengetahui bahaya bencana alam saat berlangsung, akan tetapi mengetahui bagaimana memitigasinya, dampaknya, dan apa yang harus dilakukan pasca bencana,” jelas Ubaidillah.
Di akhir sambutannya, Ubaid mengapresiasi upaya KPID Sulteng menyelenggarakan anugerah ini. Menurutnya, ajang apresiasi seperti ini menjadi salah pemantik bagi lembaga penyiaran dalam meningkatkan dan mengembangkan penyiaran yang berkualitas dan manfaat bagi masyarakat.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah diwakili Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra, Fahrudin D Yambas menyebutkan, lembaga penyiaran sangat penting dalam memberikan informasi dan edukasi dalam menjaga lingkungan. “Saya mengajak masyarakat untuk mendukung dan memanfaatkan informasi Lembaga Penyiaran dengan bijak, sehingga meningkatkan kualitas hidup kita,” ucapnya.
Anugerah penyiaran yang diselenggarakan KPID Sulteng ini menjadi salah agenda rutin untuk meningkatkan kualitas penyiaran di daerah. Tahun ini, jumlah peserta yang terlibat mengalami kenaikan dibanding tahun lalu yakni 39 dari 32 lembaga penyiaran. Materi yang dikirimkan juga melonjak dari 75 pada 2023, menjadi 95 materi di tahun ini. Anugerah ini juga dihadiri Wakil Ketua KPI Pusat, Mohamad Reza serta Anggota KPI Pusat, Muhammad Hasrul Hasan, Tulus Santoso, dan Aliyah. ***