- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 10840
Semarang – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah (Jateng) Budi Setyo Purnomo, mengungkapkan akan melakukan kerjasama dengan KPID Jawa Barat terkait pengawasan dan pembinaan lembaga penyiaran di daerah masing-masing.
“KPID Jateng dan KPID Jabar ke depannya bisa bersinergi terkait pengawasan dan pembinaan,” kata Budi SP saat menerima kunjungan sejumlah komisioner KPID Jawa Barat di Semarang, Rabu (26/12/2018).
Budi SP mengatakan, akan membangun sinergi antar wilayah dalam pengawasan terlebih wilayah pengawasan KPID Jawa Tengah langsung berbatasan dengan KPID Jawa Barat.
Dalam kunjungannya KPID Jawa Barat ini disambut baik oleh Ketua KPID Jawa Tengah Budi Setyo Purnomo bersama Wakil Ketua Asep Cuwantara dan Komisioner Dini Inayati, Isdiyanto, Sonaka Yuda Laksono, Setiawan Hendra Kelana, dan Edi Pranoto.
Nampak hadir dalam kunjungannya di Pimpin langsung oleh Ketua KPID Jawa Barat, Dedeh Fardiah bersama Komisioner Irianto Edi P dan Neneng A beserta jajarannya.
Sementara itu, Komisioner Bidang Kelembagaan KPID Jawa Barat, Irianto Edi mengungkapkan dalam kunjungan terebut membahas tentang program kerja KPI Daerah.
“Kami di Bidang Kelembagaan biasanya mengadakan kegiatan seminar, pelatihan, maupun literasi media dengan peserta masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa,” katanya.
Komisioner Bidang Kelembagaan KPID Jawa Tengah, Isdiyanto, menjelaskan, saat ini fokus kegiatan KPID masih sama, yaitu meningkatkan kualitas penyiar.
“Ini yang akan kami programkan terus untuk peningkatan SDM penyiaran. Jika SDM nya kompeten, diharapkan produk isi siarannya bisa dipertanggung jawabkan. KPID Jawa Tengah dan KPID Jawa Barat, ke depan diharapkan bisa melakukan kegiatan literasi media bersama,” ucapnya.
Selanjutnya Komisioner Bidang Isi Siaran KPID Jawa Tengah, Dini Inayati, menjelaskan, upaya untuk meningkatkan kualitas penyiar ini terkait dengan temuan saat pengawasan yang di lakukan ke lembaga penyiaran. Saat pengawasan, didapati produk jurnalistik di radio sangat minim.
“Faktanya, banyak radio yang memfungsikan penyiar sebagai pencari berita untuk disiarkan. Ini berbahaya, karena akhirnya penyiar mencari berita dari situs lain dengan informasi yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. Tentu pelatihan yang kita lakukan mendapati banyak kendala, karena pada dasarnya mereka adalah penyiar,” pungkasnya. Red dari Warta Nasional