- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 6302
KPI Pusat menyelenggarakan diskusi kelompok terpumpun membahas finalisasi instrument riset indeks kualitas program siaran TV tahun 2019 di Hotel Ibis, Rabu (20/2/2019).
Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menyelenggarakan diskusi kelompok terpumpun atau FGD membahas finalisasi instrument riset indeks kualitas program siaran TV tahun 2019. Diskusi yang berlangsung di Hotel Ibis, Kamis (21/2/2019) merupakan persiapan untuk kegiatan riset indeks KPI yang dulu bernama survei indeks program siaran TV.
Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis mengatakan, pihaknya berupaya mendapatkan formula yang pas agar hasil riset indeks KPI yang akan berlangsung dalam waktu dekat di 12 kota di tanah air ini memuaskan. “Hal ini kita mencoba memfinalisasinya. Kita memandang perlu ada penajaman karena itu kita mengundang para ahli agar formula risetnya tepat,” katanya saat membuka jalannya FGD.
Wakil Ketua KPI Pusat, Sujarwanto Rahmat Arifin menambahkan, riset ini diharapkan dapat merangkum pandangan masyarakat tentang semua hal yang diinginkan sehingga ini dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya ini juga untuk memajukan kesejahteraan umum dan menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
Dia mengatakan, setelah lima tahun berjalan, survei (nantinya berganti riset) KPI harus digali lebih dalam soal aspek kualitatifnya. Menurut Rahmat, tim panel ahli harus benar-benar orang yang berpengalaman dan independen. “Ke depan mungkin harus seperti itu. Kita dapat mengambil desain freedom hous,” katanya.
Rahmat memberi masukan untuk Riset ini agar memilih panel ahli memiliki keilmuan dan hal itu ditentukan KPI. Lalu, pemilihan sampel yang akan diriset harus Appel to Appel. “Riset ini harus berpijak pada alasan mendalam bukan pada skoring semata,” pintanya.
Koordinator bidang Riset dan Data KPI Pusat, Andi Andrianto, menyampaikan tentang strategi dan metode serta desain riset. Dia juga menjelaskan bagaimana proses penarikan sampel yang tepat. “Untuk itu harus ada strategi dalam menyampaikan definisi operasional kategori tersebut,” katanya.
Menurut Andi, tujuan dari desain survei indeks kualitas dan kepermirsaan adalah untuk melihat presepsi kualitas. “Survei kualitas dan kepemirsaan itu beda. Kategori dan indikator kami olah dari berbagai sumber. Pada saat evaluasi hasil, kami undang panel 12 kampus ada dua berubahan dalam tolak ukur dan dimensi,” jelasnya.
Jalannya diskusi yang berlangsung dinamis itu dihadiri Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah, Mayong Suryo Laksono, Agung Suprio, Ubaidillah, Dewi Setyarini, dan Hardly Stefano. Turut hadir narasumber Mulharnetty Sys, Harmonis, Pinckey dan Endah dari kalangan akademisi. ***