- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 67253
Jakarta - Setiap tanggal 1 April, yang terpikir di benak banyak orang adalah April Mop. April Mop, dikenal dengan April Fools' Day dalam bahasa Inggris. Pada hari itu, orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah.
Lupakan soal April Mop. Mari kita telusuri apa yang pernah terjadi pada tanggal tersebut hingga 1 April dianggap sebagai tanggal penting. Menurut catatan, tanggal 1 April menjadi hari lahir William Harvey, dokter Inggris yang menjelaskan cara darah bersirkulasi dalam tubuh manusia; ia adalah pendiri fisiologi modern.
Kemudian ada Otto von Bismarck, yang biasa disebut sebagai “Kanselir Besi,” orang yang mengarsiteki unifikasi Jerman. Dia adalah kekuatan dalam politik kekuasaan Eropa. Lalu ada juga Edmond Rostand, dramawan Perancis terkemuka. Karyanya yang terbesar, Cyrano de Bergerac, yang menjadi drama favorit di seluruh dunia hingga hari ini.
Tiga nama yang disebut di atas merupakan tokoh besar dunia yang lahir pada tanggal 1 April. Masih banyak nama-nama tokoh besar dunia yang lahir pada tanggal dan bulan yang sama dengan tiga tokoh tersebut.
Kita beranjak dari tokoh-tokoh besar dunia itu. Apakah anda tahu pada tanggal 1 April pernah terjadi peristiwa yang merubah cara pandang masyarakat kita terhadap teknologi. Peristiwa yang dinilai menjadi titik awal perkembangan dunia penyiaran di tanah air. Mungkin, tidak banyak orang tahu soal peristiwa yang terjadi di tanggal 1 April tersebut.
Alkisah, di penghujung Maret tahun 1927, tepatnya di Istana Mangkunegara Surakarta (Solo), Sri Mangkunegoro VII dan Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Timur mendengarkan siaran langsung radio yang berisi pidato Ratu Wilhemina dari Kota Eindhoven, Belanda. Siaran itu membuat orang yang berada di istana Mangkunegara terkesima.
Sepuluh tahun berlalu, tepatnya pada 28 Desember 1936, Ratu Wilhelmina dan tamu undangan lainnya di Istana Noordiende Belanda, pertamakali mendengarkan siaran langsung radio dari Solo-Indonesia, berupa siaran gamela Jawa untuk mengiringi tarian Budaya Serimpi yang dibawakan oleh Gusti Nurul, putri Sri Mangkunegoro VII. Dan, giliran Ratu Belanda yang terkesima.
Siaran langsung radio ke negeri Belanda bisa dilakukan saat itu setelah terbentuknya sistem penyiaran radio milik bangsa Indonesia yang dirintis oleh Sri Mangkunegoro VII dengan mendirikan Solosche Radio Vereeniging (SRV) pada 1 April 1933 di Solo. Kerja keras tersebut kemudian membentuk organisasi bernama Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK), sebuah asosiasi penyiaran nasional pertama di Indonesia yang berdiri 28 Maret 1937.
Almarhum Gesang adalah salah satu saksi awal perkembangan penyiaran di Indonesia, sekaligus produk hadirnya SRV di tengah masyarakat. Gesang pertama kalinya mengubah lagunya pada tahun 1934 pada usia 20 tahun. Hadirnya SRV saat itu benar-benar mampu membangkitkan seni dan budaya timur. Gesang dan teman-temannya pada tahun 1930-an adalah pemusik kelas amatir yang berlatih dengan peralatan sederhana dan mendapat kehormatan untuk dapat bersiaran di SRV. Lagu bengawan solo (1940) juga dipopulerkan melalui SRV. Radio saat itu hadir sebagai pengenalan seni Jawa, tapi secara langsung juga sebagai bentuk “perang budaya” (Barat dan Timur).
Berdirinya Solosche Radio Vereeniging (SRV) pada 1 April 1933 dinilai sebagai awal kelahiran penyiaran di Indonesia. Penetapan tanggal tersebut sangat beralasan karena tak ada satu pun lembaga penyiaran yang berdiri saat itu atas prakarsa putra bangsa selain SRV.
Berbagai pertanyaan tentang sejarah panjang penyiaran di Indonesia sempat di bahas dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) se-Indonesia di Solo pada 2009. Hari Wiryawan, Anggota KPID Jateng saat itu, menjadi salah satu tokoh penggagas kelahiran Hasiarnas. Rakornas KPI saat itu menyetujui tanggal 1 April menjadi Hari Penyiaran Nasional.
Setahun kemudian, tepatnya pada 1 April 2010. Deklarasi Hari Penyiaran Nasional untuk kali pertama di lakukan di kota Solo. Pada saat itu, Presiden Joko Widodo yang masih menjabat sebagai Walikota Solo, ikut mendeklarasikan kelahiran Harsiarnas di Pendapa Gede Balaikota Solo.
Dan sekarang, setiap tahun di tanggal 1 April, diperingati HARSIARNAS (Hari Penyiaran Nasional). Pada 1 april 2017 ini, akan diperingati Harsiarnas ke-84 (1933-2017). Peringatan Hari Penyiaran Nasional akan dilangsungkan di Provinsi Bengkulu. Rencananya, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, akan hadir dalam peringatan Harsiarnas di Bengkulu. ***