- Detail
- Dilihat: 9842
Jakarta - Iklan memiliki pengaruh dan korelasi terhadap kualitas sebuah program acara. Selain itu iklan juga menjadi penopang utama secara finansial bagi Lembaga Penyiaran.
Pemasangan iklan pada program acara memiliki pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang paling dominan digunakan para pengiklan adalah rating dari sebuah program acara. Semakin tinggi rating dan share program acaranya, maka semakin tinggi nilai dan pendapatan iklan yang didapatkan.
Itulah yang mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) sesi ketiga yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat yang membahas tema tentang "Pengaruh Iklan Terhadap Kualitas Siaran". Tema itu masih menjadi bagian FGD Bidang Kelembagaan KPI atas upaya untuk pembentukan rating publik ke ke depan.
FGD berlangsung pada, Rabu, 22 Oktober 2014 di Ruang Rapat KPI Pusat, Jakarta. Acara dibuka langsung oleh Ketua KPI Pusat Judhariksawan. Menurutnya, kaitan antara rating, iklan, dan program acara seperti lingkaran dan saling terkait. "Dengan gagasan pembentukan rating kepemirsaan atau nama lainnya seperti rating publik ini bisa menjadi acuan industri penyiaran dalam memproduksi program acara yang berkualitas," kata Judha.
FGD juga dihadiri oleh Komisioner KPI Pusat lainnya, yakni Bekti Nugraha, Fajar Arifianto Isnugroho, dan Amirudin. Peserta lainnya berasal dari berbagai kalangan, di antaranya dari Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) yang diwakili oleh FX Ridwan Handoyo dan Janoe Arijanto, dari Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) yang diwakili oleh Sekjend ISKI, Harmoni, Badan Pusat Statistik (BPS) yang diwakili oleh Yunita Rusanti, Ahmad Riza Faisal dari KPID Lampung, Fakhri Wardhani KPID Kalimantan Selatan, Said Firdaus dari KPID Aceh, I Wayan Yasa Adnyana dari KPID Bali, dan peserta lainnya.
Dalam kesempatan itu, Janoe Arijanto mengatakan, keinginan KPI untuk membuat rating publik atau nama lainnya adalah langkah baik yang harus didukung. Menurutnya, rating publik itu tidak harus menyamai atau menandingi lembaga rating yang ada saat ini.
"Saya mendukung gerakan ini. Saya menyebutnya sebagai gerakan, karena kita tidak mengejar kesempurnaan. Saya yakin semangat kebaikan akan terus datang," ujar Janoe.
Lebih lanjut Janoe menjelaskan, dengan adanya rating publik yang digagas KPI, setidaknya akan memberikan review-review atas program acara mana yang dianggap berkualitas dan sehat. Menurutnya, hal itu akan bermanfaat bagi Media Planner dan akan berpikir ulang dalam memberikan arahan dan pandangan terhadap kliennya dalam memasang iklan.
"Jadi teman-teman di periklanan memiliki beban moral dan akan berpikir tentang integritas jika mengarahkan pengiklan/klien pada program acara yang bertentangan dari peraturan penyiaran kita, jadi bukan hanya pada ukuran rating semata," terang Janoe.
Di akhir acara, Judhariksawan mengatakan semua masukan dan usulan dalam FGD itu akan dijadikan cacatan sebelum pembentukan tim pelaksananya dan pembahasan metodelogi, serta hal lainnya.